DIA BUKAN SUJUD.
( Pedagang yang tabligh meninggal Sujud)


Di sebuah masjid AN NUR saya bertemu dengan teman saya yang sedang bercerita tentang temannya dari Sulawesi Selatan. Saat itu dia pergi silaturahmni ke pulau Sulawesi. Teman saya bercerita kepada saya bahwa temannya yang bernama Pak Andy yang saat itu bersama-sama dengannya. “Saya termasuk dalam kategori berikut ini yakni kaum muslimin yang hari ini sering bertengkar dengan perkara ahli sunnah dan jama’ah. Ada juga yang menyebut saudara muslimnya ahli bid’ah. Mereka satu dengan lainnya merasa merekalah yang paling baik dan benar dalam amalan ibadahnya sehingga dengan perkara inilah mereka pecah,” teman saya bercerita tentang pak Andy temannya dari Sulawesi selatan itu.

“ Padahal ISLAM dijelaskan dalam Al Qur’an tidak ada keraguan. Jelas! Namun ini hanya bagi orang yang bertakwa! Jika tidak bertakwa bagaimana?” katanya.
“ Saya memang tidak bisa membedakan seluruhnya yang benar dan yang salah, yang samar dan yang boleh. Ibarat cermin atau kamera yang kacanya tertutup oleh debu, maka dia akan meneropong gambar dengan tidak jelas. Kemudian kelak jika mencetak ke atas kertas juga menjadi suram.”
“ terus bagaimana Vi?”
“ Yah Misalnya, kata teman saya itu,” Nampaknya kera namun setelah dicetak ternyata dia bukan kera. Demikianlah hati manusia yang tidak takwa juga akan memperoleh kebingungan akan kebenaran sejati. Orang Islam itu ibarat orang yang berlari marathon dan kemudian ditunggu di garis finish sebagai pemenang. Semua orang Islam menjadi pemenang. Hanya nanti ada yang mampir-mampir dahulu makan minum sampai kenyang baru kemudian lari atau berjalan lagi. Nah di sinilah akan nampak yang berhasil sebagai juara langsung. Dan ada juga yang menang belakangan setelah mampir-mampir di suatu tempat.”

” Jadi bagaimana kita tahu kebaikan dan kebenaran orang Islam? “ kata saya menyela ceritanya.
“ Kita harus tunggu di garis finish saja, “ teman saya melanjutkan cerita pak Andy.
“Dimana?” kata saya heran.
“ Garis FINISH kehidupan, yaitu KEMATIAN. Jika mereka tidak bisa mengucapkan Lailaha Illallah, maka dia bukan pemenang langsung. Dia nanti di akherat harus mampir dulu.” Katanya lancar menceritakan tentang Pak Andy.
“Dimana?” di tempat yang dulu enak-enak dia kerjakannya.
“Neraka untuk sementara waktu. Dia berarti sering mampir dan mungkin melanggar aturan permainanNya. “

“Dan kemudian jika ada orang yang bisa mengucapkan kalimat Lailaha Illallah dialah pemenangnya. Ahli Surga tanpa hisab. Kayaknya Enak saja bisa mengucapkan kalimat itu akhir hayat langsung bisa ke Surga. Ada beberapa orang Islam yang tidak yakin dengan hadits ini,” kata teman saya.

“ Memangnya mudah mengucapkan kalimat itu? Fir’aun saja yang sudah jelas lautan mau menerkamnya tetap tidak mau. Bahkan hingga maut sudah sampai di tenggorokannya dia baru mau ucapkan kalimat itu. Namun sudah batal gak diterima olehNya,” katanya.

“Nampaknya untuk mencari kebenaran Hadits dan sekaligus Al Qur’an sulit sekali ya?” kata teman saya.
“Makanya kita disuruh jadi mubaligh agar bisa diberi kepahaman olehNya?”
“Dakwahkan Allah SWT dan Islam dan Nabi Muhammad SAW, “ kata teman saya.
“Dan sholat dan Surga. Seperti azan. Itu kan dakwah paling sempurna, yaitu: Besar-besarkan Allah, Agungkan Allah YME dan terkenalkan Nabi Muhammad, ajak manusia sholat, ajak manusia menuju Surga dunia akherat dan agar hati manusia bisa berisi kebesaran Allah dan kemuliaan Nabi Muhammad dan kelak mati dengan ucapan Lailaha Illallah.”

“Para Nabi belajar dari Malaekat dan kemudian mengajak manusia kepada Allah. Betulkan?”
“ Iya.”
“ Nah kita belajar dari warisan Nabi Muhammad SAW. Datangi manusia dan sampaikan kalimat Lailaha Illallah dengan hikmah dan cara yang paling baik. Jika seseorang mengikuti kebaikan yang kita dakwahkan, maka kita mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala orang itu. Lihat di surat Ali Imran 31 : Wahai Muhammad katakanlah kepada ummatmu jika mereka benar-benar mencintai Allah SWT maka ikutilah aku (Nabi Muhammad SAW) maka Allah akan ampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.

Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia dan mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah manusia dari berbuat kemungkaran. Dan mereka beriman kepada Allah. (Ali Imron 110)”

“Jadi inilah kerja yang seharusnya dikerjakan oleh ummat Islam. Bukan mencari-cari kesalahan saudara muslimnya. Mengatakan ini bid’ah dan itu sesat. Yang akhirnya bertengkar dan pecah belah. Padahal kerja ummat Islam di depan mata kita tidak terselesaikan. Kerja terbengkalai semua.“

“Inilah yang dikerjakan oleh saudara kita dari Sulawesi selatan itu,” teman saya bercerita lagi. Dia mengikuti gerakan tabligh untuk memakmurkan masjid dan mengajak manusia sholat dan bahkan yang belum Islampun ketika bertemu di kapal-kapal atau rumah mereka ajak untuk mengenal Allah SWT. Akan tetapi banyak orang tidak senang dengan dia. Sebab dia yang tadinya tidak pakai surban, sekarang dia memakainya. Yang tadinya tidak sholat di masjid, kini dia sholat di rumah Allah secara istiqomah 5 waktu. Dan kemudian dia juga mengajak orang lain untuk masuk masjid dan mempelajari hadits dan membaca Al Qur’an. Sehingga orang-orang ada yang merasa tersinggung dengan kegiatannya. Termasuk saya juga waktu itu ,” kata temannya. Saya sungguh antusias mendengarkannya. Saya perbaiki duduk saya dengan enak terus memandang ke arahnya.

“Akibatnya sebagian mendukungnya dan sebagian lagi membencinya. Mereka mengatakan dia termasuk jama’ah sesat. Saya malah paling getol menentang dan menyalahkan dia terus. Apalagi kadangkala dia meninggalkan isterinya selama 3 hari setiap bulan dan setiap tahun 40 hari ada juga seumur hidup keluar ikut dakwah tabligh isteri dan anak ditinggalkan selama 4 bulan atau 120 hari. Orang-orang makin bertanya-tanya dengan kegiatan Pak Muhammad Amin. Bagaimanakah jika semua ummat Islam harus demih,” teman saya bercerita tentang pak Andy temannya dari Sulawesi selatan itu.

“ Padahal ISLAM dijelaskan dalam Al Qur’an tidak ada keraguan. Jelas! Namun ini hanya bagi orang yang bertakwa! Jika tidak bertakwa bagaimana?” katanya.
“ Saya memang tidak bisa membedakan seluruhnya yang benar dan yang salah, yang samar dan yang boleh. Ibarat cermin atau kamera yang kacanya tertutup oleh debu, maka dia akan meneropong gambar dengan tidak jelas. Kemudian kelak jika mencetak ke atas kertas juga menjadi suram.”
“ terus bagaimana Va ketus sekali.
“Oh iya???! Bagaimana anda tahu?” pak Amin merendahkan hatinya.
“Nabi dulu tidak sholat kayak anda. Beliau dulu kalau sholat tangannya di atas dada bukan di atas pusat. Yah begini yang saya pelajari. Apalagi anda ikut jama’ah tabligh itu. Jamaah kompor. Mana Nabi Muhammad SAW bawa kompor?”
“ Maksud anda gimana? Saya belum paham tolong diberi penjelasan. Maklum saya masih bodoh agama. Saya baru-baru juga belajar Islam yang agak sungguh-sungguh,” pak Amin merendah. Terus teman saya melanjutkan cerita pak Andy.
“Nah itu makanya harus punya ilmu. Belajar dong nuntut ilmu agama. Jangan ikut-ikutan saja.” Katanya bersemangat sekali.
“Terus gimana supaya sholat says finish saja, “ teman saya melanjutkan cerita pak Andy.
“Dimana?” kata saya heran.
“ Garis FINISH kehidupan, yaitu KEMATIAN. Jika mereka tidak bisa mengucapkan Lailaha Illallah, maka dia bukan pemenang langsung. Dia nanti di akherat harus mampir dulu.” Katanya lancar menceritakan tentang Pak Andy.
“Dimana?” di tempat yang dulu enak-enak dieliling-keliling pakai bawa kompor segala. Bikin malu dan mengotori masjid. Kelihatannya kumuh lagi. Ikuti pengajian kami saja, makanya. Di masjid yang bersih dan tidak perlu pindah-pindah masjid dan tinggalkan anak isteri. Bid’ah itu namanya. Nabi gak pernah.”
“ Ya insya Allah,” kata pak Amin merendah. Mungkin. “ Terus apalagi Pak Andy?”
“ Itu anda kan keluar 3hari setiap bulan, 40 hari setiap tahun kemudian 120 hari setiap sekali saja seumur hidup. Mana pernah dikerjakan oleh Nabi kita Muhammad.”
“ SAW,” pak Amin melengkapi dengan sholawat. “ Insya Allah pak Andy.”
“ Makanya kita harus belajar ilmu dulu agar mantap. Mengikuti shalafus shaleh. Jadi kita akan tahu hadits yang shohi, hasan dan mutawatir dan dho’if dan maudlu. Sehingga amalan kita mantap. Tidak meraba-raba seperti anda ini.”
“ Insya Allah pak Andy,” pak Amin berkomentar datar.
“Pikirkan itu pak Amin ya?” perintah pak Andy serius sekali.
“ Baik terima kasih pak Andy.”
“Nanti ikut pengajian kami sama saya di masjid Islamic Center . Mau nggak?”
“ Masak pak Amin tidak pernah marah?”

“ Ya itulah yang membuat Pak Andy teman saya itu terkesan. Kenapa pak Amin tidak pernah tersinggung atau marah pada pak Andy.”
“ Terus kelanjutannya bagaimana lagi? Ada perang tidak selanjutnya?”
“ Sabar dulu dong.”
“ Memang apa kerjanya pak Andy? Dan pak Amin?”
“ Saya tidak begitu merasa penting bertanya kerja pak Andy tapi pak Amin pedagang sih.”
“Kan yang penting itu hanya namanya kata teman saya? Untuk menghindarkan fitnah.”
“ Maksudnya?”
“ Kita jangan bertanya tentang pekerjaannya. Kalau dia rendah jabatannya. Mungkin kita akan meremehkannya. Kalau dia lebih tinggi jabatannya, mungkin kita terlalu menghormatinya. Atau bahkan meremehkannya. Paling aman ya tanya nama saja.”
“ Oh begitu toh? Boleh dah kita lanjutkan cerita pak Andy itu Vi.”

“Akhirnya pak Amin pulang. Dia menurut saja kata-kata pak Andy. Namun pak Andy justru bertanya dalam hatinya kenapa pak Andy kok tidak bisa marah sama dia.”
Inilah justru yang semakin membuatnya penasaran dengan pak Amin. Apalagi dialah yang paling rajin berkeliling ke tetangga-tetangganya. Siang dan malam kadang juga pagi hari kalau libur dari dagang dia mengunjungi tetangganya pagi harinya.”
“ Hebat dia ya?” kata saya pada teman saya.
“Itulah. Pak Amin yang bisa membuat pak Andy akhirnya tunduk pula.”
“ Akhirnya masjid mulai agak ramai juga setelah pak Amin berkeliling ke tetangga mengajak mereka masuk masjid dan menunaikan sholat berjama’ah.”
“ Gak ada yang ribut perkara kompor lagi?”
“ Gak ada. Tapi ada yang mau sholat dan ada yang tidak. Setuju dan tidak. Yah … wajarlah.”
“ Kalau dulu Nabi tidak bawa kompor ketika dakwah karena Nabi sendirian dan beliau banyak puasa. Kemudian orang-orang belum mengenal beliau. Bahkan beliau diusir-usir. Lalu setelah Islam dikenal dan banyak diikuti oleh manusia, maka Iman orang naik dan makin hebat. Dan sewaktu datang ke Madinah saja tidak perlu kompor. Karena mereka menjamu beliau. Sekarang ini kalau teman-teman tidak bawa kompor siapa yang memberi makan mereka? Kadang ada tamu datang ke rumah mereka saja diusir dan tidak diterima kalau tidak mendatangkan keuntungan. Dan bahkan minta sumbangan juga tidak diterima dengan baik. Buktinya tulisan “maaf kami tidak memberikan sumbangan dalam bentuk apapun” ada di mana-mana. Sebenarnya tamu itu tanggung jawab tuan rumah selama 3 hari dan selebihnya adalah sedekah bagi tuan rumah itu,” saya terus berkomentar pada teman saya.

“ Sekarang ini kalau saya tidak menyempatkan diri full 3 hari untuk ibadah dan silaturahmi dan belajar ilmu agama. Kapan lagi, sedangkan dunia begini penipunya. Lalu bagaimana kita bawa isteri dan anak kalau kita amal ibadah ( orang laki-laki) isterinya mendapat pahalanya juga. Apapun kegiatan suami dalam amal sholeh, maka isterinya secara otomatis memperolehnya tanpa mengurangi pahala suaminya. Sekarang saja kalau ada seseorang studi atau disekolahkan atau penataran tentang “dunia” maka mereka juga meninggalkan anak isterinya. Apalagi ini untuk urusan yang besar. Lebih besar dari pada dunia dan seisinya,” teman saya juga memberikan komentar.

“Nabi Ibrahim lebih kejam lagi. Isterinya baru punya anak umur beberapa bulan sudah harus ditinggalkan. Di padang pasir lagi. Tidak ada tetangga dan keluarga lagi. Sendirian dan di alam yang sepi lagi. Namun Allah malah memujinya dan menyuruh kita mengikuti beliau. Dan disebutnya beliau itu orang yang benar, orang yang lurus dan orang yang sabar termasuk orang sholeh dari golongan para Nabi. Kalau saya menuruti dunia terus nanti keburu mati dan belum ada bekal, maka bisa KO seluruh keluarga saya. Sekarang saya bisa saling tolong dengan anak saya isteri saya. Kalau sudah mati maka semua menjadi nafsi-nafsi, lu-lu gue-gue. Lu susah, asal jangan gue dong. “
“ Terus gimana kelanjutan cerita teman anda itu. Kok ngelantur jadinya kita ini?”
“ Iya ya. Teman saya bilang pokoknya dia harus serang terus pak Amin. Sampai dia mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW yang sebenarnya. Makanya dia terus ikuti perkembangan pak Amin. “
“ Terus?”
“ Lucunya pak Amin kalau diserang makin gencar dia hanya mengatakan nanti kita lihat saja mana di antara kita yang banyak pahalanya. Allah saja menjelaskan dalam Al Qur’an dalam perjuangan agama. Orang yang berdiri lain dengan orang yang duduk. Dan orang yang keluar lain dengan orang yang berada di masjid. Bahkan di musim haji kita memberikan makanan dan minuman kepada haji, masih tidak lebih baik dari pada jika kita keluar memperjuangkan agama agar tersebar di seluruh alam semesta. Kalau saya tidak gerak ke tetangga-tetangga, maka mereka akan lalai dan malas dan tidak mau sholat dan tidak mau masuk masjid, meskipunn mereka senang membangunnya.”
“ Apa pak Andy tidak bosan dengan pak Amin yang tidak responsif itu?”
“ Dia malah semakin penasaran saja. Memang tidak banyak orang mau ikut pak Amin. Kan Allah SWT sudah sebut di KitabNya hendaklah ada segolongan ummat yang mau menyeru manusia kepada kebajikan dan mencegah mereka dari perbuatan jahat, dan mereka disebutNya sebagai orang yang beruntung. Pak Amin rupanya memang orang yang beruntung barangkali. Kadang pak Andy juga bingung dengan pak Amin. Sebab dagang sebentar saja. Lalu usaha agama katanya. Pak Andy dan orang-orang makin bingung,” kata teman saya melanjutkan ceritanya.
“ Yang mereka tahu kan hanya dua usaha saja di dunia. Usaha dunia dan akherat. Nah usaha dunia sampai meninggalkan anak isterinya tahunanpun, manusia tidak ada yang mencela. Malah mereka saling mendukung. Demikian pula kalau kita usahakan yang haram, tidak ada orang ribut. Tapi kalau ada orang usaha agama yang jelas halal, manusia ribut dan menjelek-jelekkan. Biasa begitu Vi…jangan gundahlah.”

“ Pantas Nabi dulu banyak nangis. Memang manusia itu aneh dan lucu serta bodoh dan tergesa-gesa lagi bakhil. Kalau kita tidak dikasih bawa kompor ya mestinya dijamu lah di masjid mereka atau di rumah mereka. Toh mereka nanti dapat pahala minimal diganti olehNya 10 kali lipat. Apalagi hanya 3 hari saja di masjid mereka dan itu hanya 2 bulan sekali barangkali. Memang manusia bakhil sifatnya! Kalau melihat hadits Nabi, tamu itu wajib dijamu dengan baik selama 3 hari dan selanjutnya jika lebih dari pada 3 hari maka itu sedekah bagi tuan rumah itu,” teman saya memberi komen.

“ Setiap barang ada zakatnya dan zakat rumah adalah berbuat baik kepada tamunya lho Vi. Yah mungkin Pak Andy belum pernah melihat orang meninggal dunia dengan menyenangkan. Sehingga masih bingung tentang kebenaran. Kemarin saya ditegur tentang Qunut oleh teman saya yang seperti pak Andy itu. Tapi saya gak komen.”

“ Biarkan dah gak usah berkomentar. Nanti Allah akan beri dia pelajaran yang besar.”
“ Nah itulah yang terjadi kepada pak Andy. Rupanya Allah tidak melihat perkara-perkara yang diributkan pak Andy seperti itu. Sebab orang yang berjalan ke masjid untuk sholat berjamaah itu akan digugurkan dosa dari setiap langkah kaki kirinya dan ditinggikan derajadnya dari langkah kaki kanannya. Dan perkara sholat berjamaah itu sangat sedikit sekali orang yang mampu menjalaninya. Mungkin inilah yang menyebabkan pak Andy begitu sempit pendapatnya. “

“ Terbukti dia juga sering bahkan tidak mau menjawab salam dari orang yang tidak termasuk dalam kelompoknya. Dia anggap sesat dan bid’ah. Cara sholat diapun paling lain dan dia menganggap inilah cara Nabi Muhammad dahulu sholat. Yang lain tidak syah. Sesat! Demikian juga dengan cara berpakaian dia selalu berusaha lain dari yang lain dan berusaha mengatakan ini cara Nabi berpakaian dahulu. Padahal mereka sering hanya menggunakan kaos oblong. Atau lengan pendek saat sholat. HPnya berdering-dering. Akhirnya dia juga sering tidak menyadari kehidupan yang dia lalui tidak pernah dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu beliau masih hidup,” kata teman saya oanjang lebar.
“ Nah mulai lagi kita melenceng dari cerita asli kita. Lanjutkan saja Vi. ….He Alvi…orangnya gemuk atau tidak pak Andy itu?”
“ Biasa saja. Tidak gemuk. Tapi yah agak gemuklah dibandingkan kita.”
“ Dia mungkin banyak makan, makan sampai kenyang, pakai HP, pakai Komputer, hidup mewah, baju mahal, makan minum yang mahal, tidur banyak, tidak Tahajjud, tidak sholat Duha, tidak dakwahkan Islam, naik mobil, naik sepeda motor, nonton televisi, baca Koran, senang dengan orang kafir dan benci orang Islam dsb.”
“ Maksudnya siapa itu?” tanya teman saya.
“ Pak Andy itu. “
“ Gak usah bicarakan orang lain dah. Yang baik-baik saja kita omongkan. Lanjutkan dah Vi tentang pak Andy.”

“Semoga Allah berikan dia petunjuk dan pak Amin diberikan kesabaran. Kemudian juga diberikan sifat istiqomah. Dalam keadaan lapang ataupun sempit pak Amin akan tetap usaha agama ini hingga dia sampai di garis finish. Semogalah apa yang menjadi cita-citanya dikabulkan oleh Allah SWT.”
“ Pak Andy juga cerita tentang isteri pak Amin yang sabar dengan kerja rumahnya.”
“ Terus pak Andy juga cerita dulu sewaktu dia memonitor pakAmin terus. Banyak juga orang yang tidak senang dengan dia. Kalau diajak dzikir di rumah orang yang baru meninggal tidak mau. Tapi kalau diajak makannya saja dia mau. Banyak orang tidak senang sama dia. Mereka bilang sok dan kasar pembawaannya. Seolah semua manusia sesat dan dia saja yang benar.”
“ Terus bagaimana Vi? Lanjutkan dah kisah pak Andy itu.”
“ Bagian akhirnya saja dah ya?”
“ Baiklah biar agak singkat udah hampir jam 11 malam nih.”

“Kegiatan rutin yang dikerjakan oleh Pak Amin sebenarnya tidak lebih berbeda dengan kegiatan pak Andy. Jika pak Andy setelah bekerja di kantornya dia kemudian pergi ke masjidnya untuk mengaji dan kemudian pulang malam hari. Tetapi pak Amin setelah selesai dagang dia pulang dan setelah selesai sholat maghrib mengunjungi tetangga mengajak yang belum sholat untuk sholat. Dan mengajak yang belum pernah ke masjid untuk sholat di masjid. Sekitar pukul 21.00 dia kemudian membacakan hadits pada keluarganya. Hanya saja perbedaannya Pak Andy mengkritik perayaan maulid Nabi, perayaan 1 Muharram , perayaan Nuzulul Qur’an dsb. Tetapi pak Amin tidak melakukan itu semua. Pak Amin membiarkan orang melakukan perayaan maulid Nabi Muhammad begitulah ummat ini mencintai Nabinya. Dia ikut juga perayaan Nuzulul Qur’an dan pembahasannya oleh ustaz-ustaz. Jika dia melihat orang Islam ada yang minum-minum, maka Pak Amin mencatat siapa yang minum dan mendatanginya ke rumahnya untuk dinasehati agar berbuat lebih baik. Sebab hidup ini sangatlah pendek. Kemudian diajaknya orang itu untuk tobat dan sholat. Nah sudah banyak yang mau diajak keluar 3 hari untuk bertobat. Sehingga saat pulang dari keluar 3 hari di masjid fulltime belajar dan latihan ilmu-ilmu agama Islam, orang itu akan telah berubah dalam hal sholat dan kedekatannya pada Allah SWT. “

“ Dari hasil cerita tentang pak Andy dan pak Amin maka perbedaan kehidupan pak Andy dan pak Amin nampak sekali. Seringkali bahkan pak Andy mengatakan tentang kekurangan dan kesalahan ummat Islam dalam hal agamanya. Padahal dia sendiri sebenarnya tidak bisa bahasa Arab dan baca Al Qur’an juga baru saja dikerjakan. Namun dia merasa sudah paling hebat di antara manusia yang ditemuinya. Akhirnya pak Amin hanya memperbanyak istighfar saja agar Allah SWT ampuni diri kita semuanya. Selain itu dia memperbanyak do’a untuk pak Andy agar Allah bukakan taufik dan hidayah pada dirinya sehingga akan tahu kebenaran sejati, “ katanya. Saya senang mendengarkannya dengan mata dan hati terbuka.
“Kalau pak Amin sudah sering menasehati missionaris yang dia temui dekat rumahnya. Maka pak Andy tidak berani. Entah tidak mau. Katanya dia harus memperbaiki ummat ISLAM lebih dahulu baru memperbaiki Ummat agama lain. Ini salah besar. Karena dengan mendakwahkan agama kita, maka mereka akan paham agama Allah SWT. Kemudian akhlak kita akan kita jaga. Bukankah Nabi dulu mendakwahkan agama Islam agar manusia mengenal Islam dan masuk Islam? “
“Memang ini sulit,” kata saya.
“Tapi itulah pak Amin. Dan itu pulalah pak Andy. Sehingga jika kita bandingkan justru yang mengikuti Nabi dan orang-orang sholeh terdahulu adalah Pak Amin. Yak an?’
“ Dia tekun dalam hidup sederhana dan mengambil usaha agamaNya.”
“Suatu subuh yang cerah, mereka kebetulan sholat berjamaah Subuh berdekatan. Pak Andy berpikir dalam hatinya. Wah payah nih. Saya sholat dekat orang yang sesat dan pelaku bid’ah lagi.”

“ Ceritanya, hingga sampai sujud kedua roka’at pertama ternyata pak Amin tidak bangun lagi. Sehingga pak Andy membayangkan bahwa dia tertidur atau ketiduran. Wah hatinya penuh dengan berbagai sak wasangka. Tuh lihat. Sholat saja sampai ketiduran,” katanya dalam hatinya. Hatinya berpikir macam-macam untuk menyerang pak Amin. Kesempatan telah datang nih pikirnya saat itu.

“ Selanjutnya pak Amin ternyata sampai roka’at kedua selesai dia belum juga bangun. Akhirnya dia memberitahu orang-orang di sekitar dirinya bahwa ada seorang jama’ah yang tertidur pada saat roka’at pertama belum selesai. Akhirnya setelah mereka selesai do’a kemudian orang yang masih sujud itu dibangunkan pelan-pelan. Dan masya Allah!!! Semua orang terperanjat ketika mereka mengetahui bahwa pak Amin telah meninggal dunia. Husnul Khotimah!!! Kematian yang bergengsi di era kini. Gemparlah masjid itu dan mereka akhirnya saling bertanya-tanya dan saling koreksi hati mereka masing-masing. Termasuk pak Andy. Selama ini banyak di antara mereka juga yang tidak senang dengan Pak Amin dan usaha agamanya itu. Mereka mulai membuka mata kepala dan mata hatinya. Akhirnya di sinilah pak Andy mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk dirinya dan kelompoknya yang mengaku merekalah paling mengikuti Nabi Muhammad SAW . Mengikuti kaum Shalafus Shaleh. “

“ Pak Andy cerita. Dahulu ketika isterinya ditinggalkan 40 hari untuk belajar agama, ada yang memfitnah istrinya. Menghina suaminya dan agar istrinya bertengkar sama suaminya. Mengatakan Pak Amin gila kepada istrinya. Padahal Pak Amin meniru Nabi Ibrahim. Dia belajar agama. Dia nanti juga mengajarkan agama pada orang lain selain isteri anaknya. Sebenarnya tetanggalah yang harus menjaga mereka karena sebagai saudara muslim. Dan dengan itu mereka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Ibaratnya pak Amin sedang berjihad untuk kampung halamannya. Untuk negerinya. Sebab bilamana banyak orang beriman dan bertakwa dalam suatu negeri, maka negeri itu akan mendapat berkah dari langit dan bumi. Negeri ini akan aman sentosa gemah ripah loh jinawi. Perhatikan ayat Allah: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami (ALLAH dan Malaekat) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( Surat 7 Al A’raf ayat 96 ). “

“Ada juga yang ingin memboikot, jika istri pak Amin kekurangan nafkah dapur yang telah ditinggalkan oleh suaminya, mereka tidak akan membantu memberi hutangan dsb. Dan masih ada banyak perbuatan dan perkataan hinaan terhadap Pak Amin itu. Mereka hari ini merasa bersalah dan berdosa akan siapa sebenarnya Pak Amin dan apa sebenarnya yang dikerjakan oleh Pak Amin selama ini. Mereka mulai sadar bahwa selama ini tidak bisa saling bertolong-tolongan dalam kebaikan. Namun lebih banyak saling bertolong-tolongan dalam keburukan dan dosa. Dalam maksiat. Pak Aminlah yang banyak risau akan keadaan tetangga di sekitarnya yang meninggalkan sholat. Tetangganya yang tidak nikah namun zinah jalan terus. Tetangganya yang minum mabuk. Dan masih banyak masalah yang sering dipikirkan oleh Pak Amin. Sementara tetangga kanan kiri acuh tak acuh dengan keadaan maksiat dan dosa yang dikerjakan oleh orang Islam secara terang-terangan. Dialah yang memikirkan dan mengusahakan agar masjid di kampung itu makmur dan penuh jamaah. Memikirkan adanya TPA sebab di kampungnya ternyata banyak anak-anak yang tidak bisa membaca Al Qur’an. Bahkan juga dia yang memikirkan bagaimana orang-orang tua yang sudah pensiun yang tidak tahu baca Al Qur’an bisa membaca Al Qur’an. Dialah yang paling rajin azan di masjid yuang hampir menjadi waktu tiga saja. Subuh, Maghrib dan Isya’. Dengan usahanya yang tanpa mengenal lelah dan tahan dengan cacian dan makian orang lain, akhirnya masjid itu menjadi waktu lima dan jama’ah sudah mencapai tiga sampai 5 shaf.”

“ Masya Allah Vi…..semoga kita bisa meniru dia dalam keadaan susah maupun senang.” “Kini orang yang dulu tempat kebencian manusia tertumpu, sedang terbujur dalam masjid dalam keadaan sujud dia dijemput el Maut. Dia meninggalkan banyak kenangan bagi kampungnya. Jika setelah subuh ada orang yang bersilaturahmi membangunkan anda untuk sholat subuh ya dialah orangnya. Dan jika ada orang sakit kemudian banyak orang yang tidak tahu kemudian akhirnya kita tahu ya dialah sebabnya. Kemudian manakala ada orang yang tidak pernah sholat, kemudian tiba-tiba dia sholat, dialah yang bisa ditebak penyebabnya. Dan kemudian jika anda melihat seorang wanita dari kampung itu yang sebelumnya belum memakai jilbab, kemudian tiba-tiba dia pakai jilbab, bisa kita katakan dialah penyebabnya, pak Amin. Dialah penyebab banyak perubahan di kampung itu. Bahkan ada anak yang minta dipondokkan karena ingin menjadi orang yang sholeh, maka dia pulalah penyebabnya. Ada orang yang tadinya begitu getol mengejar dunia, kemudian dia begitu sederhana dalam memandang dunia ini, maka bisa jadi dialah pula penyebabnya. Dan jika ada orang yang tadinya cuek dengan agama dan membaca Al Qur’an kemudian dia rajin belajar agama, maka dia pulalah sebagai asebabnya. “

“Banyak hal yang membuat jama’ah masjid itu terbuka lebar mata hatinya, bahwa benarlah yang Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an : Surat Al Hujarat ayat 11.
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

“ Ternyata kini telah terbujur di depannya seorang yang seringkali diolok oleh banyak orang dengan sebutan gila dan aneh dan ortodoks dan kuno dan masih banyak lagi yang disebutkan kepadanya. Bid’ah. Sesat. Saat inilah ternyata sebutan itu harus dihilangkan dan dihapus dari ingatan mereka dan mereka harus banyak-banyak istighfar dan memohon ampun padaNya dan minta maaf pada isterinya,” teman saya menambahkan cerita pak Andy.
“ Hari ini banyak orang berilmu namun banyak pula yang tidak dijalankan dan diamalkan ilmunya itu. Apalagi didakwahkan. Padahal ilmu itu kelak akan ditanyakan apakah sudah diamalkan dan didakwahkan. Saat ini mereka sedang mnenghadapi ilmu yakin dan pasti menentukan seseorang yang benar atau tidak dalam kehidupannya selama ini. Dialah yang bisa dijadikan cerita panutan dan teladan yakni kematian yang Husnul Khotimah. “
“ Kematian bergengsi di era global,” saya berikan julukannya.

“Oh kelak memang mau tidak mau kita akan harus mengatakan bahwa orang Islam adalah ahli sunnah wal jama’ah. Karena mereka mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW Nabi terakhir untuk semua ummat manusia akhir zaman ini. Ingat Rukun Islam kan : Membaca shahadat, mendirikan sholat, puasa, zakat, ke Mekkah jika sudah mampu. Jika kita keliling dunia, maka yang kita temukan melakukan kegiatan semua ini hanyalah orang Muslim atau Muslimin. Merekalah ahli sunnah wal jama’ah yang hari ini sering menjadi rebutan sebutan sebagian kelompok Muslim yang masih bingung. Kematian pak Amin menjawab semua kebingungan ini,” kata teman saya.

“ Apa saja sih yang bisa kita simpulkan dari semua perjalanan pak Amin Vi?”
“ Pak Amin hampir selalu Sholat Duha, sholat Isroq yang kurang lebih waktunya 90 – 100 menit setelah sholat Subuh. Dia Berdzikir setelah sholat Subuh dengan amalan Subhannalloh, Alhamdulillah, Allohu akbar, Lailaha Illallah, Lahaula wala Quwata Ila billahil ‘aliyil adzim, Allohumma sholi ‘ala Muhammad wa ala ali Muhammad, Astoghfirullohal adzim selama 10-15 menit atau semuanya 700 kali. Selain dzikir wajib Subhannalloh, Alhamdulillahirrobbil ‘alamin, Allohu akbar yang 33 kali itu. “
“Terus apa lagi kok bisa dia diberikan olehNya HusnulKhotimah begitu?” tanya saya lagi.

“Kemudian berdagang dengan membuka kios dan selalu membaca Al Quran atau sambil dzikir atau membaca buku agama ketika tidak ada pembeli ke kiosnya. Dia yakin bahwa rejeki telah dibagi oleh YMK, Allah SWT. Dia juga belajar membayar zakat agar diri dan hartanya dijaga olehNya.
“ betul itu Vi….Siapapun yang tidak mengeluarkan zakatnya dari inkamnya akan diberikan kehancuran pada hartanya. “
“ Pak Amin yakin bahwa Allah SWT berjanji akan menyelesaikan masalah dan memberikan rejeki dari pintu yang tidak kita sangka-sangka jika kita bertakwa bukan. Dan jika kita bertawakkal takut dan yakin permintaan dan dambaan kita hanya kepada Allah saja, maka DIA akan penuhi kebutuhan kita. Kerja adalah sebagai asebab saja. Keyakinan itulah yang sedang dipelajari olehnya.

“ Sore hari dia kembali ke rumah dan silaturahmi dengan anak isteri kemudian berangkat ke masjid untuk sholat di masjid berjamaah dengan para tetangga. Dan setelah sholat Maghrib dia bacakan satu dua hadits untuk para jamaah masjid dan kemudian dia silaturahmi berbincang-bincang dengan tetangga saling bertukar pikiran dan membicarakan tetangga mana yang tidak pernah naik masjid, yang sakit, yang bahkan tidak pernah sholat, apakah ada pendatang baru dan apakah mereka telah menikah jika datang berduaan. Inilah kegiatan pak Amin. Setelah sholat Isha’ baru dia pulang dan menasehatkan anak isterinya dengan membacakan sebuah buku tentang amal-amalan sholeh. Meskipun mereka masih kecil namun disuruh mendengarkan bersama ibu mereka sebagai ilmu untuk dasar amalan mereka sehari- hari.”

“ Terus apalagi ya yang menonjol kira-kira Vi……….?”
“ Di siang hari setelah kegiatan ibadah pagi barulah dia memulai kegiatan bisnisnya. Termasuk pergi ke pasar dan membeli barang-barang yang akan dijual di kiosnya itu. Sore keliling ke tetangga dan malam membicarakan agama dengan tetangga dan pagi hari setelah sholat Subuh dan kadang juga sebelum Subuh. Kemudian ikut
keluar tiga hari dengan rombongan yang bertabligh ke masjid-masjid itu setiap bulan.”

“ Oh pantas banyak yang tidak mau ikut program itu. Memang berat kayaknya Vi ya?”
“ Sebenarnya sih tidak berat. Lebih berat angkat-angkat barang dan senam pakai alat dan juga lari pagi yang jauh dan juga main tennis dan golf serta main bola volley dan bola kaki. Kalau kegiatan tabligh itu enak dan ringan. Hanya hati merasa berat karena iman belum masuk di dada kita, ” teman saya berkhotbah panjang lebar tentang pak Amin.

“ Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kegiatan pak Amin. Jadi ternyata selama ini yang menjadi keributan khilafiah masalah qunut dan tidak, bukan lagi menjadi masalah yang perlu dicekcokan. Sebab kelak semua itu tidak menjadi tolok ukur dari Allah SWT. Ketakwaan dan keimanan dan keikhlasanlah yang dipandang oleh Allah SWT. Bukankah sebagian tanda-tanda orang yang beriman itu yakni mengajak manusia lain kepada kebaikan dan mencegah manusia lain dari perbuatan buruk atau mungkar? Kemudian manusia yang beriman juga selalu sholat di masjid secara berjamaah. Tidak takut siapapun kecuali hanya kepada Allah SWT saja. Semoga kita bisa menjadi minimal seperti pak Amin. Syukur bisa melakukan lebih dari dia. Makin banyak amalan sholeh kita kerjakan, maka makin tinggi dan mulia kedudukan kita di sisiNya. Makin kaya di akherat dan makin banyak gedung dan bangunan kita di SurgaNya. “
“Amin……” sahut Alvi teman saya yang pernah keluar bertabligh ke Sulawesi Selatan.
“ Terus bagaimana dengan pak Andy Vi?”
“ Itulah dia……. akhirnya ya…. ikut tabligh selain dia juga menghadiri…….pengajian Salafiyyah……………….di masjid Islamic Center. Dia banyak mendapatkan pelajaran di Tabligh. Sebab dia harus memperbaiki ucapan ngajinya dan juga harus bisa berbicara di depan umum. Waktu ikut di pengajian Salafiyyah tidak diajarkan bicarqa di depan umum..kemudian juga diajarkan mendatangi orang sekitar masjid itu.”
“ Alhamdulillah Vi …….kita bisa ikut program demikian, semoga kelak…..akhir hayat kita bisa Husnul Khotimah……….. mengikuti jejak para pendahulu kita. Pokoknya rintangan apapun ……………..kita harus tetap……. bertabligh Vi…………. Demi masa depan gemilang. Okey?”
“ Amiiiiiiiiiiiiiiin……………..”