SAYA JUSTRU KASIHAN
SAMA KALIAN.
( Seorang Penjahit Cacad)

Siapapun yang melihatnya tidak tertarik dengan bentuk badannya yang bongkok dan agak kurus. Dia bernama Rusli. Seorang penjahit muda pakaian pria dan wanita. Hidupnya sederhana dan ingin sekali menikah. Namun sampai detik kematiannya tidak mendapatkan atau belum mendapatkan calon isteri. Pernah keliling dengan pak Amir mencari seorang calon isteri namun ia tidak mendapatkan seorang wanita yang mau dijadikan isteri. Mungkin belum diijinkan oleh Allah SWT. Dari desa ke desa mereka mencari teman dan handai taulan untuk barangkali bisa mencarikan isteri untuknya. Ternyata memang dia mungkin ditakdirkan hanya mencintai Allah dan tidak boleh mencintai seorang wanitapun. Tak ada yang tahu kebenaran itu. Pernah ada yang sempat membuatnya kecewa. Karena ada seorang wanita yang mau berjumpa….. dan mau menikah dengan siapapun. Dan bagaimanapun keadaannya. Akan tetapi saat hari H mereka harus berjumpa, ternyata wanita itu menolak bahkan hanya untuk saling berpandang mata saja. Syukurnya kekecewaan itu tidak berlangsung lama dan dia kembali memutuskan hingga detik ini takdirnya memang belum memperoleh wanita untuk dinikahinya. Dia merasakan kelegaan hatinya suatu ketika seorang temannya mengunjunginya dan berbincang tentang wanita.
“ Assalamu’alaikum.”
“Wa ‘alaikumussalam,” sahutnya dari dalam rumahnya yang kecil itu. Namun dari nada suaranya dia begitu tenang dan bahagia. Dia keluar setelah berganti baju yang baik untuk menemui tamunya.
“Bagaimana kabar tuan?”
“ Khoir. Alhamdulillah khoirlah,” katanya sambil senyum dan mengulurkan tangan kemudian menyuruh tamunya untuk duduk.
“Gak ada jahitan anda tuan?”
“ Ada tapi sudah selesai. Hanya beberapa baju dan celana. Alhamdulillah ada saja. Sekedar untuk kehidupan yang sebentar ini.”
“ Iyalah. Kita tahu kan makna kehidupan. Rasa syukur kita harus kita tingkatkan. Sebab hari ini banyak manusia yang tidak tahu makna kehidupan sesungguhnya sehingga mereka tidak tahu apa yang harus dinomer satukan dan dinomer duakan. Siapa yang harus dinomer satukan dan dinomer duakan.”
“ Benar pak Amir,” katanya sambil terlihat kebahagiaan di wajahnya.
“ Tadi malam ada orang cerita tentang orang kaya di sebelah sana. Dia katanya stroke. Sudah waktu jaya tidak sholat, pas tua harus bersiap-siap menuju kematian malah stroke. Naudzubillahi mindzaalika .”
“Itulah tanda-tanda kekuasaan Allah di bumi dan kebenaran hadits Nabi yang disabdakan beliau dulu kala. Kerjakanlah 5 sebelum datang yang 5,” kata temannya yang bernama Amir itu.
“Apa itu pak Amir?”
“Saya agak lupa tapi mungkin begini; saat kaya sebelum miskin, saat sehat sebelum sakit, saat senggang sebelum sibuk, saat muda sebelum tua, saat kuat sebelum lemah mungkin yang lainnya. Agak lupa saya.”
“ Betul pak Amir ya? Kasihan betul dia itu. Saya juga belum ke sana melihat dia ini.”
“ Orang kaya itu agak sulit beramal sholeh. Maka dari itulah yang ditakutkan Nabi SAW adalah bila kita menjadi seperti Qarun dan Tsalabah. Setelah kaya lalu lupa amal-amal sholeh. Nah kalau sudah seperti ini bagaimana jadinya.”
“ Jadi enak hidup kayak saya ini pakAmir? Bujangan dan tidak kaya?”
“ Hush…… gak boleh begitu. Anda ini bujangan dan kaya……………. Tahu tidak?”
“ Kaya apaan saya ini pak Amir….?”
“ Punya mata telinga hidung dan kaki yang sempurna dan sebuah mesin jahit. Ha ha ha..”
“ Iya ya. Saya cepat sekali kufur nikmat pak Amir ya?”
“ Istighfarlah kita banyak-banyak. Astoghfirulloh al ‘adzim…. Nabi baca istighfar 70 – 100 kali sehari kita kok tidak pernah segitu. Malas dan kufur nikmat terus akhirnya. Itulah sebabnya Nabi juga menasehatkan kita agar tidak bergaul dengan orang yang mati. Tahu maksudnya tidak?”
“ Maksud pak Amir apa itu?”
“ Bergaul dengan orang kaya harta dan sombong. Sebab mereka nantinya mengajak kita pada kufur nikmat. Padahal kita harus selalu syukur nikmat kepadaNya. Agar ditambahkan nikmatNya pada kita.”
“ He….., omong-omong gimana kemarin yang disurvei itu? Kata Mas Slamet anda survey seseorang di mana itu. Jadi tidak surveynya?”
“ Udahlah pak Amir……, kita lupakan aja perkara wanita. Kita pikir ummat saja. Bagaimana yang belum sholat bisa sholat dan yang belum mau puasa bisa puasa dan yang belum zakat mau zakat dan yang belum haji mau berhaji. Bahkan yang belum Islam mau jadi Islam. Setuju…..?”
“ Setuju banget……tapi kalau malam dingin gimana? “
“ Ya…. kan sudah beli selimut pak Amir?”
“ Bolehlah ditambah satu lagi yang tadi. Yang belum nikah mau nikah. Masak pacaran sampai tahunan. Kan banyak sekali dosanya itu kan? Dosa itu kan mengundang bencana alam. Misalnya Tsunami itu diundang oleh kejahatan manusia sekitarnya. ”
“Udah dah pak Amir biarkan yang perkara wanita itu. Aku istirahat dulu dah cari wanita,” katanya agak putus asa. Mungkin.
“Baiklah. Kapan kita jumpai Bapak itu. Kita do’a dan ingatkan agar dia jangan sampai berhenti beramal sholeh. Justru saat sakit harus kuat do’a agar Allah segera sembuhkan penyakitnya.”
“Okeylah nanti sore ba’da Ashar ya?”
“ Okey…... insya Allah saya akan datang lagi nanti. Assalamu ‘alaikum warrohmatullohi wabarokaatuh.“
“ Wa ‘alaikumussalam warrohmatullohi waba rokaatuh. Gak minum-minum dulu nih Pak Amir? ”
“ Tahun depan aja dah biar banyak minumnya,” kata saya bergurau.

Kegiatan Rusli yang saya lihat dan mungkin itulah yang bisa menghibur dirinya, adalah senantiasa membaca Al Qur’an dan sholat berjamaah di masjid 5 kali setiap harinya. Kesibukannya menjahit tidak melalaikannya dari mendatangi panggilan azan di masjid terdekat dari tempat tinggalnya. Pernah suatu ketika saya melihat dia membaca Al Qur’an di ruangan yang tidak diketahui oleh orang lain dalam masjid sedang membaca Al Qur’an sambil berurai air mata. Saya tidak paham tangisan apa itu. Menurut Nabi SAW dan juga ‘ulama-‘ulama dulu sebaik-baik pembaca Al Qur’an adalah manakala dia sedang membaca Al Qur’an bisa menangis dan membuat dirinya semakin takut kepada Tuhannya. Bahkan yang mendengarkannyapun bisa menangis. Kemungkinan dialah salah satu daripadanya. Setelah dia selesai membaca saya tanya mengapa bisa menangis seperti itu.

“ Pak Amir…. ,”dia menjawab,” Apakah mungkin saya bisa selalu ta’at padaNya dalam usia semakin tua nantinya?” Pak Amir diam saja mendengarkan terus kalimat Rusli.
“Dalam Al Qur’an ada ayat azab dan siksa Allah. Masak saya tidak takut padaNya?”
“Mungkinkah kita bisa meninggal dunia dalam keadaan ta’at padaNya? Husnul Khotimah?” dia lanjutkan. Dia memang sering berbicara tentang kematian.

Setelah diam beberapa saat barulah dia memberi komentar lagi. Dia nikmati saja nasehatnya yang penuh kebenaran itu. Sebab bisa jadi kerisaunnya itu adalah kegembiraan dan kealpaan pakAmir temannya selama ini. Dia juga belum pernah menangis saat membaca Al Qur’an. Dia bahkan sering main-main dalam membaca firman-firmanNya. Kitab suciNya. Nasehat-nasehatNya. Memang mungkin iman dia belum bisa menropong sejauh itu. Dan dia masih sering berharap bisa bertemu Allah di Surga dengan amalan sejelek ini.

“Pak Amir mungkin hari ini kita bisa kumpul namun belum tentu besuk bahkan nanti bisa saling menasehatkan perkara yang sangat besar ini. Bertemu kita ini karena Allah semata bukan karena bisnis atau juga karena perkara lain. Tapi hanya semata-mata karena mengharapkan ridoNya,” dia terus berkata-kata dan dia telan semua kata-katanya. Nabi bersabda jangan lihat siapa yang menasehatimu tapi lihatlah isi nasehatnya itu. Dia lakukan itu. Dia lebih baik dari pada saya. Dia lebih banyak amalan sholehnya dari pada saya selama ini. Dia harus …. dan ….. harus mendengarkan nasehatnya. Harus!! Jangan sampai tidak…bisa jadi itu simbol kesombongan dirinya….....
“Untuk perkara yang besar itulah Pak Amir kita jangan bosan-bosan saling mengingatkan dan menasehatkan. Sebab agama inikan nasehat bagi Allah, Rasul dan kita manusia seluruhnya. Setiap kata yang digunakan untuk menasehatkan orang lain akan dihargai oleh Allah sebanyak setahun ibadah sunnah terus menerus. Dan kemudian kita akan diberikan sifat sakinah dalam hati dan rahmat suatu hari. Makanya Allah dalam KitabNya menjelaskan tidak ada perkataan yang lebih baik daripada mengajak manusia kepada Allah SWT dan mereka juga beramal sholeh. Dan orang-orang yang demikianlah yang boleh mengaku muslimin yang sesungguhnya.”
“ Semoga demikian kita selamanya Rus ya?” tanya pak Amir dengan lembut.
“Syukur juga, Pak Amir, saya sering membaca surat Al Waqiah dan Surat Yassin. Sehingga hati saya ditenangkan olehNya. Bukankah kehidupan ini tidak terlalu lama kita harus lalui. Sekarang mungkin usia saya sekitar 33 tahunan dan belum tentu saya bisa sampai 50 tahun. Berarti hanya sisa 17 tahunan. Kemudian saya kembali dan tidak lagi membutuhkan bantuan makhluk kecuali hanya Allah SWT saja.” Dia terus menjelaskan dan menerangkan apa yang hendak diterangkan pada saya.

“Dan makanan juga sudah tidak butuh karena yang dibutuhkan adalah amalan saya hari ini. Jadi pikir-pikir seperti itu saya jalani saja hidup ini demikian,” dia memandang saya dengan bangga. Pak Amir mengangguk-angguk setuju saja. Memang demikianlah dunia ini. Nampak indah dipandang mata namun palsu penuh tipu daya saja nyatanya.

“ Omong-omong gimana tentang isteri masih inginkah?”
“ Tetap dong niat untuk menikah harus selalu dipelihara. Tidak boleh kita benci pernikahan. Nanti tercoret dari rombongan Nabi Muhammad SAW. Bukankah siapapun yang menolak atau membenci pernikahan tidak termasuk golongan beliau?” jawabnya mantap sekali. pakAmir hanya senyum senyum saja lalu menjawab.
“ Betul itu Rus. Janganlah kita berputus harap akan bantuan Allah. Tidak hari ini mungkin lusa dan jika tidak lusa mungkin besuk lusanya lagi. Selalu ada harapan di masa yang di depan kita. Bukankah putus asa itu haram hukumnya?”
“ Sure pak Amir……Tidak ada dalam hati saya sifat putus asa pak Amir.”
“Alhamdulillah memang harus seperti itu kita mensiasati hidup kita Rus.”

Ketika ia bertemu dengan orang baru yang belum paham kenapa dia masih sendiri, selalu saja orang menyalahkan dia. Seolah-olah dialah yang tidak ingin menikah. Padahal hanyalah belum mendapatkan wanita yang diperuntukkan baginya oleh Allah SWT. Hasil jahitannya juga lumayan bagus sehingga banyak orang kantoran menjahitkan di Rusli. Ajaibnya lagi ongkos yang diambilnya juga tidak banyak bahkan seringkali tergantung berapa orang akan memberi dia. Jika yang menjahitkan itu anak sekolah dari desa miskin, maka dia berikan gratis saja. Sehingga dia dikenal dengan julukan si Loyal taylor.

Kegiatan lain yang dikerjakan olehnya dalam waktu senggangnya adalah mengikuti pengajian keliling di masjid-masjid untuk menambah ilmu agamanya. Baik harus berjalan kaki atau mengeluarkan kocek untuk ongkos ke sana. Baginya ilmu agama adalah sangat penting daripada dunia dan seisinya. Sebab belajar ilmu agama menghantar kita sampai mati. Namun ilmu dunia sampai dunia saja. Itulah benarnya sabda Nabi agar manusia menuntut ilmu dunia sekedarnya saja. Secukupnya saja biar berkah. Kebanyakan ilmu dunia akan menggelisahkan manusia itu sendiri sabda beliau.

“Buktinya seperti saya.” Katanya suatu hari di senja Jumat sore.
“Bisa mendapatkan uang walaupun hanya tamatan SMA. Sekarang ini banyak orang punya titel dan mengeluarkan uang banyak untuk menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan title, pada akhirnya malah tidak bisa menghasilkan uang sama sekali.”
“Syukurlah Allah SWT berikan hal itu pada saya. Perkara nikah toh banyak pula yang bertitel tinggi berkarir juga belum nikah. Bahkan yang mengerikan sekali dan merugikan mereka kelak setelah kematian mereka, mereka tidak mau menikah. Mereka membenci nikah. Bahkan karir dan kebebasan adalah segalanya bagi mereka. Mereka menurut saya adalah pemburu fatamorgana.”

“ Makan sepiring. Tidur setikar atau sekasur. Hidup sehari semalam. Minum segelas saja. Sudah cukup. Kenapa harus berburu kehidupan fana ini. Rugi! Jika kita berilmu agama lebih tinggi daripada ilmu dunia dan mengamalkan ilmu akherat lebih banyak, maka kelak kitapun menjadi orang yang tinggi derajadnya. Sebaliknya jika mengamalkan ilmu dunia lebih banyak daripada ilmu akherat. Kelak kita akan menjadi orang yang rendah derajadnya di negeri akherat.”
“ Bukankah orang yang berilmu tinggi lebih ditakuti syetan daripada orang yang tidak berilmu? Tapi ilmu agama lo itu.”
Saya hanya setuju saja. Demikian pula beberapa teman di masjid itu mengangguk-angguk setuju.
“ Di Kitab Al Qur’an Allah menjelaskan bahwa Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan yang ditinggikan derajadnya. Bukan berlimu pengetahuan tanpa iman. Bukan demikian pak Amir?” pak Amir setuju saja.

Kemudian mereka terlibat pada pembicaraan akan keseimbangan ilmu dan amal dan ilmu dunia dan ilmu agama (akherat). Sementara mereka masuk materi yang serius itu azan berkumandang sehingga harus mereka sholat berjama’ah dan akan dilanjutkan nanti setelah sholat.

Akhirnya setuju mereka berbincang di rumahnya saja. Rumahnya cukup sederhana untuk dia bila punya isteri satu dan anak maksimal dua. Namun yah inilah kehidupan yang penuh misteri. Dia belum beruntung untuk hal yang satu itu. Semoga kebaikan padanya.
“Bagaimana Rus dengan seimbang? Kan banyak orang mengatakan seimbang dong antara dunia dan akherat?”
“ Yok! (Lho!) Gimana sih kita ini? Dunia ini kan sementara dan akan musnah dan ukurannya juga kecil sekali. Kemudian akherat itu kan selama lamanya dan mencakup bumi dan langit dan di antara keduanya.”
“ Kalau gak seimbang yah tidak bisa jalan dengan baik dong kehidupan ini?” kata pak Amir memancing dia dan melawan pendapatnya. Dia tenang saja dengan penuh kesabaran dia jawab setiap selisih pendapat dengan temannya termasuk pak Amir.
“ Ya betul itu,” teman-teman yang lain mendukung pak Amir.
“ He.. .he …dengarkan saya ya? Dunia ini kecil dan umur manusia ini pendek-pendek maksimal 70 tahun atau 100 tahun. Sementara di kubur saja ada riwayat sebuah buku menjelaskan selama 50.000 tahun. Lalu meniti jembatan di atas Neraka 1500 tahun. Dan namanya kekal selama-lamanya itu kan tanpa batas. Ya tidak?” Tanya dia serius sekali.
“Jadi? Dimana dong kejelasannya?”
“ Seimbang itu, jika kita sedang belajar ilmu dunia kemudian ada azan berkumandang untuk sholat. Ya belajar ditinggalkan lalu kita sholat. Demikian juga jika kita bekerja atau berdagang atau rapat. Atau masak atau apapun lah kegiatan kita bahkan termasuk jika kita diskusi seperti ini lalu ada azan untuk sholat kita harus sholat. Sebab itu saat sholat tiba. Kalau tidak. Seimbangnya akan hilang nantinya.”
“Kemudian mencari ilmu dunia untuk pengabdian akherat. Amal akherat. Bukannya kok kita sudah tua mau mati umur sudah 56 tahunan atau 60 tahunan atau mungkin lebih, lalu masih belajar untuk titel yang apa itu S3 atau S2 itu? Itu tidak boleh! Sia-sia! Sebab Allah nanti tersinggung betul. Buku nasehatNya yang bernama Al Qur’an diabaikan kok ilmunya Steward, Bernard , Cood Lyn, Josephinus, Leninisme, Stephen Hawking dan sebagainya dipelajari sampai kita hampir mati. Ilmu agama itulah yang harus kita pelajari sampai kita di liang lahat nanti,” dia risau sekali nampaknya,” Banyak orang sesat sekarang! Dan kebanyakan mereka menyesatkan lagi orang lain. Masak titelnya panjang sekali di depan dan di belakang namanya, tapi Al Fatihah tidak betul apalagi artinya …..gak tahu…. Susah manusia itu…………Celaka deh…….………………..kalau begitu.”
“ Jadi bagaimana nih menyeimbangkan?”
“ Saat sholat kita harus sholat……. Saat kerja dunia kita harus kerja dunia yang halal.”
“ Lalu apa lagi ?”
“ Yah belajar ilmu agama terus sampai kita dijemput El maut.”
“Baca Al Qur’an gitu?”
“ Iya dong. Pahami isinya dengan terjemahan dan hadits sebagai pelengkapnya.”
“ Kemudian diamalkan juga kan?”
“ Dijalankan dan didakwahkan kayak gini ini.”
“ Oh iya. Thanks. Yah gitulah modelnya. Lantas titel ilmu dunia yang MBA, MM atau MPd atau apalah lagi itu namanya untuk apa?” tanya pak Amir ingin tahu.

“Gagah-gagahan dong? Saya khawatir itu untuk mengharapkan penghormatan manusia saja? Ya tidak kira-kira? “
“Tidak tahulah saya isi hati orang lain. Kan belajar sampai mati katanya? Kata orang bijak gitu.”
“Bukan, kata orang bodoh. Yang dimaksudkan oleh Nabi belajar sampai masuk liang lahat itu adalah ilmu agama Allah. Tadi sudah saya jelaskan kan?”
“Jika kita sedang belajar agama umur kita 60 tahunan kemudian mati. Itu mati syahid.”
“ Kalau ilmu dunia sewaktu kita umur segitu lalu kita mati?”
“ Yah mati sakit. Apalagi yang mati umur segitu belajar ilmu agamanya sedikit dan bahkan tidak pernah sama sekali ada keinginan untuk menambah ilmu agamanya. Wah mati susah itu namanya. Baca Al Quran gak bisa. Buku hadits juga gak punya. Eh Al Qur’an punya tapi untuk hiasan belaka. Yah kasihan deh dia. Makanya penting sekali menasehatkan sesama kan?” dia beretorika.
“Oh gitu jelasnya? Benar sekali tuan.”
“ Kurang lebih lah. Dan satu hal lagi yang maha penting di antara yang terpenting dalam menuntut ilmu agama dan ilmu dunia adalah untuk kita amalkan demi kebaikan bukan untuk pamrih atau kesombongan kepada manusia lainnya. Atau untuk berdebat dengan orang lain atau dengan ‘ulama kita debat. Ingat itu ya? Terutama ini anak-anak muda ini. Manusia masa depan bangsa. Jangan sampai salah langkah. Hancur negeri ini jika pemudanya salah langkahnya.”

Setelah masa diskusi panjang itu, dia pindah rumah ke desanya sendiri dimana dia dilahirkan. Berharap dia bisa bertemu dengan calon isterinya yang diharapkannya. Entahlah kepindahannya juga tidak banyak teman yang diberitahukan. Menurut kabar bahwa dia tergesa-gesa pindah ke Lombok Timur. Semoga saja yang terbaik datang.

Akhirnya merekapun berpisah dan setelah lama sekali kami tidak bertemu tiba-tiba seperti gempa bumi berita itu datang kepada saya. Rusli sudah meningal dunia! Dalam usia yang tepat 33 tahun! Persis seperti Nabi Isa AS ketika diangkat ke langit dan diwafatkan oleh Allah juga dalam usia yang 33 tahun. Kelak manusia Surga juga usianya hanya sekitar 33 tahunan. Pak Amir menyesal sekali mendengar kematiannya sebab beberapa hari yang lalu sempat mendengar kabar dia sakit namun belum sempat dia berkunjung, dia sudah meninggal dunia. Akhirnya mereka menuju desa dimana dia berada yang jaraknya sekitar 70 km dari kota mereka. Untuk menuju ke sana mereka harus melewati beberapa sawah dan alhamdulillah mereka dapat bertemu dengan beberapa teman yang telah lebih dahulu mengunjunginya sewaktu dia masih berbaring di rumah sehat (sakit). Berita yang terdengar, Paman-pamannya menasehati agar dia jangan banyak berpikir. Supaya lekas sembuh. Namun dia menjawab dengan sedih sekali dan penuh kerisauan pada mereka kemudian dia berkata di depan teman-temannya.

“ Paman…saya justru tidak takut dengan kematian saya. Kalau memang sudah ketentuan DIA. Saya kasihan kepada paman-paman di sini yang masih jelek-jelek sholatnya. Kadang sholat kadang tidak dan jarang ke masjid untuk sholat berjama’ah. Kalau saya kan sudah berusaha mengikuti Nabi Muhammad SAW. Sholat tepat waktu di masjid secara berjama’ah. Ini yang sering saya pikirkan. Bukan masalah wanita paman……. Bukan sama sekali. Bahkan orang Rumah Sehat ini juga kelihatan meremehkan sholat. Musholanya saja kecil sekali kan? Hari demi hari saya berpikir bagaimana saya bisa menjadikan mereka paham makna maha besar akan perkara sholat ini. Jika sholat orang Islam jelek, maka kerusakan, kerugian, kebingungan, kebangkrutan, kebiadaban dan keburukan serta kemungkaran akan melanda negeri ini. Dan kelak azabNya datang menghancurkan negeri ini Paman. ” lalu dia menangis sejadi-jadinya. Semua pamannya ikut sedih dan sebagian meneteskan air mata kesedihan dan terharu dengan penderitaan hatinya yang memikirkan tentang sholat paman-pamannya.

Sebagian diam merenungkan makna semua pesannya. Semua saling diam tenggelam dalam batin masing-masing dan memang mereka mengakui apa yang menjadi pesan-pesannya itu benar adanya. Tidak berapa lama setelah beberapa teman membaca surat Yassin dan dia dengarkan baik-baik dan matanya memandang ke atas kemudian tersenyum dan mengucapkan kalimat Alhamdulillahirobbil ‘alamin dan meninggal dunia dengan tenang. Geger Rumah Sehat melihat kejadian itu. Selama ini kematian orang bermacam-macam. Bahkan banyak yang tidak mau mati ketika diambil nyawanya oleh El Maut. Rusli malah menjemput kematiannya dengan bacaan Alhamdulillah dan senyuman yang begitu berjuta makna di dalamnya. Semoga kita demikian kelak suatu hari manakala Izrail datang kepada diri kita dan mengajak kita ke akherat, negeri kita sesunguhnya. Jangan sampai kita ini lebih berat dengan dunia daripada akherat kita.

Benarlah apa yang menjadi nasehat Nabi Muhammad SAW, “ Barangsiapa yang menjaga sholat 5 kali berjama’ah setiap harinya di masjid, maka Allah akan ampuni dosanya dari langkah kaki kirinya dan diangkat derajadnya dari setiap kaki kanannya. Lalu rejekinya di dunia diberkahkan. Dibebaskan dari siksa kubur dan diberikan buku catatan amal kebaikannya dan keburukannya dari sebelah kanan dan akan melewati titian shirot jembatan untuk masuk ke dalam Surga dan menyeberang titian itu dengan secepat kilat masuk Surga tanpa hisab.” Rusli tanda nyata nasehat Nabi Muhammad SAW lebih kurang 14oo tahun yang lampau pada manusia seluruh dunia yang mau Surga.

Berita kematiannya menjadi pesan panjang dan menggemparkan desanya bahkan kabupatennya. Karena selama ini orang mati belum pernah ada yang seperti dia. Tersenyum. Dan sebelum kematian dia mengingatkan manusia lain akan kematiannya dan amalan salahnya. Bukankah Nabi sebelum meninggal dunia bukan risau atau berat dengan anak isteri atau harta bendanya, namun ummatnya, sholat ummatnya, dan para wanita? Ternyata memang benarlah yang dirisaukan oleh beliau. Kini keadaan ummat Nabi Muhammad SAW yang begitu banyak ini menjadi semakin rusak dan tidak ingat akan akherat. Wanitanya sudah hilang kewanitaan mereka dan bahkan mereka sudah berduyun-duyun ingin menjadi bebas dan seperti laki-laki. Padahal bentuk jasadnya saja berbeda. Sholat ummat Islam juga jelek. Dan manusia antara satu dan lainnya bukan mengajak kepada kebaikan mencegah kemungkaran, namun mencegah kebaikan tersebar dan mengajak kepada semakin banyaknya terjadinya dan melakukan kemungkaran sebebas-bebasnya. Lebih celaka lagi hal ini juga dilakukan oleh ummat Islam ummat yang kelak menjadi saksi dan ummat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Semoga Allah selalu menjaga kita untuk berbuat dan bertutur kata yang sesuai dengan tuntunan agama sampai akhir hayat kita. Dan kita beramal sholeh dengan lkhlas tanpa riya’ dan mengharapkan pujian manusia. Biarlah kelak Allah SWT saja yang memuji kita. Dan demikian juga kelak akan dilanjutkan oleh anak cucu kita di masa yang akan datang. Sekian salam. Wallohu a’lam…..ws wr wb.