Friday, January 21, 2011 at 11:31 PM
1. KUBURANNYA DI AUSTRALIA
( Pelajar Yang Meninggal Tenggelam di Australia)


Setelah tiga bulan baru saya ketahui bahwa teman karib saya itu kehilangan buah hatinya yang diharapkan menjadi orang besar, orang kaya dan menjadi orang yang bisa mengangkat derajad orang tuanya. Itulah sebabnya ketika ada tawaran mengirimkan anaknya ke Australia melalui Pertukaran pelajar, maka segeralah dikirimnya anaknya yang berumur sekitar 15 tahun dan masih duduk di kelas 1 SMA. Dia pandai berbahasa Inggris dan begitu ta’at pada agama dan menurut pada orang tua. Pergaulannya selalu dengan anak-anak yang baik. Menjaga diri dari pergaulan yang tidak baik dan mengatur waktu dengan baik antara sholat bermain dan belajar. Membantu orang tua dalam pekerjaan rumahnya seperti bagaimana yang dikehendaki ayah ibunya. Adakah kira-kira anak sedemikian ta’at pada hari ini? Mungkinkah banyak anak yang bisa membagi waktu antara bermain sholat dan sekolahnya? Rupanya memang di mata orang tuanya dialah anak teladan panutan semua anak muda yang ingin disebut sebagai anak sholeh. Sholatnya tepat waktu dan hampir selalu di masjid berjama’ah. Lebih kurang 97% dikerjakan di masjid dengan berjama’ah. Namun rupanya kehidupan ini memang penuh misteri yang tiada banyak diketahui oleh manusia dan hanya sedikit saja manusia yang memahami. Apa yang segera terjadi bahkan kepada diri kita sendiri tiada yang tahu. Apalagi yang akan terjadi pada orang lain. Demikian pulalah yang berlaku kepada anak sahabat karib saya ini. Bulan diharapkan bersinar apa daya mendung yang datang sehingga kegelapan yang dia rasakan. Begitulah yang terjadi kepada anak muda ini. Setelah beberapa bulan berada di Australia dia lancar mengirimkan surat dan bahkan menelpon ayah ibunya kemudian juga menceritakan keadaan dirinya di sana. Teman-temannya yang menyenangkan dan kegiatan padat yang mendatangkan kesan dan pengalaman tersendiri bagi dirinya. Semua merupakan perkara indah dan menakjubkan yang harus diceritakan kepada ayahnya dan ibu serta saudara perempuan satu-satunya.

Perjalanan ke berbagai tempat dan kota membuatnya begitu kerasan di negeri Kangguru itu. Ayahnya hanya berpesan agar dia berhati-hati dan mengerjakan yang terbaik menurut ajaran Islam dan menjalankan program dengan sebaik-baiknya. Waktu berlalu dengan begitu cepat dan tanpa sadar kegiatan anaknya telah melampaui hampir enam bulan dan berita terakhir dari anaknya bahwa dia kemungkinan tidak bisa sering berkirim kabar lagi sebab kegiatan yang akan dikerjakan jauh dipedesaan dan dia tidak diperbolehkan menulis surat agar tidak mengganggu program “mendesa” itu. hatinya saja yang selalu berhubungan dengan orang tua. Untungnya ayah ibunya mengerti dan begitulah waktu terus menggerogoti siang dan malam. Malam memasuki siang dan siang menembus malam hari. Gelap menghilangkan terang dan terang ditelan gelap silih berganti. Tanpa sadar beberapa minggu sejak berita terakhir dari anaknya ayahnya sudah biasa tidak menerima surat ataupun telepon.

Tiada dinyana dan dikira berita dahsyat pada suatu hari yang luar biasa terjadi kepada anak ini, Lalu Freddy. Sewaktu mengadakan tour study di suatu kota dekat dengan pantai anak-anak muda di program pertukaran pelajar itu berenang di pantai. Ajal tanpa diduga. Nasib tanpa disangka. Mati tanpa diingini. Anak muda yang sholeh itu hilang dan telah dicari hingga beberapa hari akan tetapi hasil pencarian hanya nol belaka. Dan setelah tidak bisa diketemukan jasadnya, maka pihak Australia baru mengabarkan kejadian tragis ini kepada ayah anak muda ini. Anak yang menjadi harapan kedua orang tuanya telah hilang lenyap ditelan gelombang. Berita ini bagaikan WTC diserang pesawat atau sebagai tsunami datang ke Aceh. Maka serta merta teriakan sedih dan pedih tiada terkira menyerang ayah dan ibunya. Mereka menangis sejadi-jadinya tanpa bisa dibendung oleh siapapun. Runtuh semua harapan yang selama ini disandarkan pada anaknya itu. Bayangan anaknya menjadi direktur atau menejer atau orang besar telah sirna seketika itu saja. Terbayang wajah imut-imut baby face anaknya yang begitu patuh dan sholeh. Dia menjadi suatu istana dalam jiwa kedua orang tuanya. Mereka inginkan dia menjadi sebuah mahligai keluarga yang mengharumkan dinasti keluarganya yang selama ini mereka dambakan akan terujud tidak lama lagi. Dengan dikirimnya anak itu ke Australia maka sejenak lagi anak itu akan menjadi orang yang bisa mewujudkan dambaan keluarga mereka. Mereka tidak punya lagi harapan yang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi keluarga mereka. Bagaikan sinar siang hilang di malam hari semuanya tiada bekas. Air mata tyelah tumpah dengan lenyapnya harapan pada anak yang pandai dan sholeh itu. Semua bayangan keindahan dan kebanggaan telah tidak bisa di raih lagi. Kemana mengadu? Kemana mengganti sandaran kebanggaan? Kemana mengganti harapan? Hendak kemana meniti lagi tangga asa dan puja yang pernah ada di kalbu dan mata mereka?

Mereka juga mengutuk Australia yang memberitakan berita ini setelah kejadian ini berlaku sepuluh hari. Dan akibatnya mereka tidak bisa berdo’a untuk menyelamatkan anaknya yang dikasihi luar biasa ini. Sekiranya dikabarkan lebih awal peristiwa itu mungkin saja mereka bisa berdoa dan mempunyai kesempatan untuk mengembalikan anaknya pada kehidupan atau juga mungkin saja anak itu diketemukan oleh temannya. Dan mungkin masih ada 1000 lagi kemungkinan yang bisa saja terjadi dengan do’a ibunya yang melahirkannya. Do’a ayahnya yang mencarikan rejeki untuknya. Mendidiknya agar menjadi orang besar. Seorang ayah yang memberikan motivasi luar biasa bagi anaknya agar menjadi direktur, PR atau bahkan sebagai Duta besar suatu hari karena kemampuan bahasa Inggrisnya yang bagus. Beberapa orang menghibur mereka dan menenangkan hati mereka agar bisa memahami bahwa semua itu adalah ujian dari Yang Maha Kuasa. Allah memberikan semua di dunia ini hanyalah sebagai titipan sesaat yang tidak boleh dicintai terlalu dalam dan terlalu keras sebab manakala dia diambil oleh yang mempunyainya, kita akan menjadi begitu sakit dan terluka. Apalagi jika sampai titipan itu diletakkan dalam hati dan ditempelkan ketat dengan paku cinta dan lem gila keterlaluan cinta, maka yang terjadi bisa sangat luar biasa sakitnya. Pedih tiada tara!

Telah banyak yang datang memberikan sejuta kata penuh makna dan elusan penuh kesejukan agar mereka tawakal melegakan hati mereka, nampaknya meskipun begitu banyak kata untuk menghibur mereka, tidak memberikan kesembuhan hati yang luka itu. Terutama ayah anak muda itu. Dialah yang begitu mendambakan kebanggaan dari anak lelaki satu-satunya itu. Bayangan dia bisa membatidakan anaknya ternyata telah pupus. Inilah perasaan yang sebenarnya tidak boleh terjadi pada dirinya. Sehingga manakala ada orang yang datang dan menanyakan tentang anaknya, maka tangisan yang meledak bagaikan gunung yang sudah lama akan meledakakkan magma. Sehingga orang yang tahu keadaan Bapak Lalu Freddy itu, maka mereka cenderung tidak menanyakan masalah itu. Mereka cenderung bertanya kepada isterinya yang lebih luas hatinya dan merasakan lebih pasrah dibandingkan ayah anak itu. akan tetapi tidaklah mungkin asap ditutup, akan keluar juga. Demikian rapatnya cara menutupi berita itu maka orang baru yang tadinya belum dengar akan selalu menanyakan keadaan anak itu. Setiap kali kata tanya tentang L Freddy maka seketika itu pulalah yang membuat ayah almarhum anak itu menjadi tegang dan nampak tersiksa bathinnya. Dia selalu menyalahkan keadaan.

Hari berganti hari kebaikan silih berganti berpacu dengan keburukan hati yang selalu berbolak balik kadang baik kadang tidak akhirnya menelusup dalam hati ayah anak yang hilang itu. Hal yang baik datang kepadanya sehingga menjadikan baik bagi keluarga itu. Adalah sejak saat itu ayah Lalu Freddy mulai senang sholat, padahal sebelumnya dia begitu mengagungkan kekuatan otak dan tenaga manusia. Kecerdasan jiwa, IQ kepintaran manusia dan kehidupan glamour dan seabreg simbol dunia moderen dipujanya dan ditransfer kepada anak lelaki satu-satunya yan akhirnya hilang itu. Dia menganggap bahwa semua di dunia yang dimiliki oleh manusia adalah hasil olah karya manusia dan kepandaiannya dan akalnya. Dia anggap bahwa tanpa otak dan pemikiran manusia maka dunia ini akan menjadi sesuatu yang tiada makna. Dialupa akan hati yang menjadi penyebab baik buruk perilaku manusia. Baik hatinya baik jasad dan gerakannya. Akhirnya dia agak bisa mengerti bahwa selama ini kemungkinan yang menyebabkan kematian anaknya adalah nasehat anaknya pada dirinya suatu siang ketika pulang sekolah. Ayahnya masih sibuk menyelesaikan tugas dari kantornya. Kemudian anak itu mengingatkan ayahnya agar sholat dan berdo’a kepada Allah SWT agar semua menjadi kebaikan bagi kita. Jangan sampai kerja terus dan tidak ingat sholat yang wajib sebagai manusia yang diciptakan untuk itu oleh Allah. Kita dan jin diciptakan olehNya untuk menyembah kepada pencipta manusia itu. Bukan menyembah dunia dan semua isinya.
“ Ayah…. sholat dulu..Yah. Supaya semua menjadi baik bagi kita……….”
“Yang sholat……., sholatlah …….toh akhirnya banyak masalah…selesai ….dengan otak kita. Banyak orang sholat dan mereka lebih banyak masalah yang bisa selesai.”
“Ayah ……tapi ……….sholat itu perkara tugas ….dan ….kewajiban ……….ayah.”
“Ya ayah paham itu. ..ngerti…bahkan pahala dan dosanya …paham……Tapi ini juga tugas dan kewajiban ayah………. Dari kantor ini…..yang nggaji ayah……….lebih besar mana….?”

Akhirnya anaknya tidak bisa membantah ayahnya. Dia hanya bisa berdoa agar ayahnya menjadi orang yang lebih paham tentang agama. Nampaknya inilah sebagian kesalahan kata-kata ayahnya bahwa semua bisa selesai dengan otak. Ternyata Australia yang dikatakan negeri maju dan modern dan menjadi idola sebagian manusia Indonesia tidak bisa mengangkat atau bahkan hanya menemukan anaknya yang hilang ditelan ombak lautan. Segala upaya yang mereka kerjakan ternyata tidak bisa menemukan kembali jasad anak yang hilang itu. dan mungkin telah begitu banyak orang–orang yang hilang dan tidak bisa diketemukan. Kemana kehebatan itu? Kemana otak manusia? Kemana akal manusia? Bukankah segala alat telah mereka buat? Dan segala bentuk model pola dan kerja tangan dan kaki untuk memudahkan kehidupan sudah mereka buat? Mereka mengatakan negeri maju hebat dan teladan bangsa lain? Akhirnya ayah Freddy mulai membaca Al Qur’an, mulai sholat dan mulai membuka makna Al Qur’an dalam bahasa Indonesia. Sehingga sedih dan duka lara mulai hilang dan juga sebagai pelampiasan kesedihannya dia menulis dan membaca apa saja. Entahlah hati orang tiada t\yang bisa tahu. Walau senyum terkulum bisa jadi hati berdendam. Walau bibir tersungging bisa pula hati tersinggung. Ini lebih baik. Sekalipun demikian rapi menata hatinya, banyak orang yang datang berkunjung nampaknya bisa membaca keadaan dan mereka datang ke rumahnya dan tidak banyak menanyakan keadaan anaknya atau hanya menyinggung saja kehilangannya. Sebab dia sendiri masih nampak membungkam masalah hilangnya anaknya di Australia. Nampak bahwa dia masih luka dengan keadaan itu sehingga kemungkinan kompensasi pada dirinya dengan membaca Al Qur’an dan mulai sholat dengan baik masih belum bisa menyembuhkan kedukaan akibat luka kehillangan.

Namun itu masih bisa kita katakan kompensasi yang sangat baik dibandingkan yang kadang dicontohkan di televisi. Manakala masalah datang menimpa, mereka minum mabuk dan bahkan yang paling sangat buruk dan terkutuknya adalah mereka mengajarkan bunuh diri. Dan ini seburuk-buruk perbuatan yang dikutuk oleh Allah. Ketika saya menemuinya di suatu Minggu setelah sholat Subuh, dengan senang hati mengetuk pintu dan menampakkan bahwa seolah tidak membawa masalah yang harus saya bicarakan dengan ayah Almarhum Lalu Freddy. Setelah saya uluk salam padanya.
“Oh, Budi….. wa a’laikumussalam….come in…..ayo masuk…. Duduk….duduk……tumben.”
“Thanks. ( Dia juga guru bahasa Inggris). Are you fine?“
“Fine thanks. Alhamdulillah. Saya sekarang ini rajin sholat. Baru saja say abaca berapa lembar sudah Al Qu’an kita ini….luar biasa..indah bahasanya…...setelah saya tahu artinya dalam bahasa Indonesianya…….Sudah 10 tahun lebih tidak sholat saya..tahu? Baca AL Qur’an juga mulai saya kerjakan lagi…setiap pagi….dzikir….saya…perbanyak….juga. Enaaak…rasanya lega di hati saya. Gimana bisnismu lancarkah? Banyak muridnya?”
“Alhamdulillah pak…hanya agak menurun. Maklum makin banyak turis maka makin banyak siswa kursus bahasa Inggris di tempat saya. Jika turis sepi Ya Allah agak kurang yang mau belajar bahasa Inggris. Untuk apa belajar bahasa Inggris tidak bisa dipakai kerja. Kata mereka begitu. Hotel saja sepi pak. Banyak yang bangkrut lagi. Besar / kecil.”
“ Yah jangan mundur dengan keadaan gitu kan?”
“ Tidak pak, maju terus dong …saya. Memang .. hidup …ini kan begitu. Bagus itu Pak sekarang rajin baca Al Qur’an dan amalan sholeh. Berarti banyak perkembangan dong Pak? Alhamdulillah. Kita ini makin tua Pak….jadi ….. makin mendekati kubur. Jadi apalah sisa umur kita ini. Maksimal 60 tahun,” kata saya mulai agak berani mengarah pada maksud kehidupan manusia di dunia. Dan tentunya ingin tahu anaknya yang hilan di Australia itu. Bagaimana cerita sebenarnya yang saya memang gak tahu betul.
“ Benar Bud itu. Memang kalau saya pikir selama ini, untuk apa saja umur saya yang puluhan tahun? Eropah sudah saya kunjungi. Amerika dan Australia. Mekah. Lantas apakah sebenarnya yang saya cari? Ujung-ujungnya sebentar lagi saya out dari dunia ini. Tul tidak? “ katanya memberi khotbah sama saya. Nampaknya hatinya mulai bagus.
“Persis Pak. Makanya kita harus saling tolong dalam kebaikan dan takwa. Saling ingatkan dan saling menasehatkan akan kebajikan. Sebab tidak ada yang kita cari di dunia ini! Kecuali menunggu kematian dan masa menunggu inilah kita harus selalu berbuat kebaikan dan semua amalan sholeh sesuai kemampuan maksimal kita. Dan amalan sholehn itu adalah ketentuan Allah yang membuat kita….. Kemudian nanti setelah mati yang datang tiba-tiba itu, kita akan ditanyakan perkara sholat, dzikir, zakat, umur muda, umur tua kita, ilmu kita dan harta dari mana dan untuk apa kita habiskan. Banyak pak.”

Dia mengangguk-angguk sambil menatap jauh ke depan. Hari masih pagi dan embun masih terasa diterpa dari luar pintu masuk ke dalam ruangan. Isterinya tidak nampak, anak perempuannya juga tidak nampak. Mungkin mereka masih tidur atau sedang sholat dan dzikir. Kemudian kami melanjutkan diskusi tentang maksud kehidupan kita di dunia yang fana dan hanya sekejap mata ini saja. Saya masih hati-hati sekali mendekati maksud saya sebenanrya. Saya ingin bisa menelusup hatinya tanpa luka lagi.
“Bud, kalau dulu saya malas sekali sholat. Hampir berapa belas tahun sudah saya tidak pernah sholat. Untung saja saya masih hidup. Saya masih ingat sewaktu di Ka’bah dulu. Begitu sedih dan terharunya melihat Ka’bah yang gagah dan penuh berkah itu. Hilang rasanya diri saya dan kesombongan otak saya. Dia berdiri perkasa dan penuh makna dengan menghancurkan pendapat ilmuwan yang mengatakan air hanya tersimpan di hutan dan di akar-akar tumbuhan, namun di Ka’bah Allah tampakkan kehebatanNya dengan mengeluarkan air yang segar dan memelihara kesehatan kita dari bawah batu Ka’bah yang perkasa gagah itu. Dan air zamzam yang tidak perlu dimasak namun menyehatkan bahkan menyembuhkan segala penyakit yang diderita oleh manusia. Sebab dia tergantung kepada yang meminumnya. “ kata-katanya seperti peluru yang lepas dari senapan mesin. “Hebat luar biasa air zamzam itu Bud..tiada taranya.”
“Wah benar sekali Pak. Bapak sekarang tidak kayak dahulu. Mirip Zainuddin MZ.”
“Kenapa memangnya? Tambah pintar saya ya?” gayanya bertanya tetap saja.
“ Saya lihat begitu Pak. Dulu sih sedikit-sedikit cerita Amerika, Eropah, Australia, Jepang, Hongkonglah. Padahal negeri-negeri itu negeri negeri orang buta akherat dan kematian. Dan mereka pemuja dunia tanpa paham makna kehidupan sejatinya. ”
“ Alhamdulillah. Ternyata semua ini hanyalah fata morgana. Permainan yang penuh tipu daya. Gak ada yang perlu dipegang erat dunia ini. Datang hilang silih berganti kan?”
wah rupanya sudah waktunya saya tanya tentang anaknya yang hilang nih pikir saya…….

“Maaf Pak. Omong-omong….” Dia nampak kaget dengan kalimat saya yang memotong pembicaraannya itu. Saya mulai agak ragu akan meneruskan atau tidak. Karena saya akan bertanya tentang anaknya yang hilang di Australia itu. Saya berpikir apakah saya lanjutkan bertanya atau tidak. Tidak atau lanjutkan. Akhirnya karena saya memang ingin recek dan meyakinkann benarkah dia begitu terpukul dengan hilangnya anaknya itu atau tidak. Malah yang lebih berat lagi saya dengar bahwa dia agak tidak waras jika ingat anaknya. Sehingga dia berusaha menutupi dari semua pembicaraan yang berhubungan dengan anaknya itu. Dia nampak sepi. Menunggu apa yang akan saya katakana sejenak.
“Saya minta maaf ini pak. Sebab baru kemarin malam saya dengar kesedihan Bapak selama ini tentang si .…… sholeh itu….sapa itu namanya…si…..Lalu……em….Freddy…..? Betulkah dia………” belum selesai saya ungkapkan tiba-tiba dia memotong pembicaraan saya yang bermaksud menyampaikan lebih jauh tentang anaknya itu.
“Tidak..sekali kali… tidak dan ….jangan…. jangan….. lagi….kamu bicarakan itu……..! Saya tidak kuat lagi…..! Tidak kuat lagi…..jangan ada lagi orang bertanya tentang dia. Dialah satu-satunya yang saya harapkan sebagai penerus saya dan generasi saya dimasa depan.
Saya sudah cukup menderita dengan berita itu. Jangan kamu tanyakan lagi…dan tidak boleh ada orang lainpun bertanya lagi kepada saya. Cukup dan cukup sudah smapai di sini…….hu..hu…hu…..tidak…cukup sudah……hu hu hu….” Tangisanya memilukan dan bathin saya ikut duka. Say dekati dan saya peluk dia. Badannya yang gemuk tidak penuh dalam rengkuhan saya. Pantas saja orang tidak berani lagi bertanya tentang anaknya agak lebih detail lagi. Dan dia…. juga semenjak peristiwa anaknya itu tidak diberikan jam mengajar. Karena masih trauma dan menyisakan kusut masai wajah dan hatinya. Saya biarkan aja dia menghabiskan kata-katanya yang mengandung kepedihan dan harapan hampa yang tiada berasa lagi. Ditumpahkannya air matanya dipangkuan saya. Saya senang mendengarkannya. Saya rela menerima air matanya. Saya biarkan habis semua yang ingin ditumpahkannya oleh kedua matanya itu. dia terus mengguguk nestapa lara.

“Dia …begitu baik ….dan cerdas ….dan dialah…anak …..yang….. bisa saya harapkan meneruskan cita-cita …saya untuk menjadi orang besar….. dengan saya kelak akan sekolahkan dia ke luar negeri…harapan saya dia bisa pulang dengan title yang baik ….dan kerja di perusahaan besar dan suatu hari bisa ………menjadi direktur Bank atau di kedutaan…….jadi orang terhormat….. Begitu banyak harapan saya inginkan dari anak saya itu Bud…tapi semuanya hancur…hancur dan musnah tiada berbekas lagi………hilang musnah tanpa tersisa… Bud….. Hu..hu..hu..hu..hu…Banyak orang mungkin mencibirkan saya. Terutama yang anaknya dulu bersaingan dengan cerdasnya anak saya, dan entahlah berapa persen yang ikut sedih dengan kehilangan anak saya itu…lebih banyak yang mencela saya Bud….mengejek saya Bud……mereka hina saya…mereka merasa menang.”

Saya masih diam. Menunggu saat tepat masuk ke topik. Mata saya memandang dengan kasih sayang dan perasaan empatik yang mendalam lubuk hati pada teman karib saya ini.
“B..u..d..i …….kamu datang juga sama dengan mereka? Mengungkit luka-luka lama saya di hati saya yang paling dalam……yang sudah saya kubur menjadi onggokan arang? Bahkan sudah saya simpan di lubuk saya paling dalam…..dan tidak ingin ada orang lain yang bertanya lagi…….cukuplah dia saja…. yang hilang…..jangan sampai……. kebahagiaan kami juga…….hilang dengan……..pertanyaan-pertanyaan itu lagi…please..saya mohon.., Bud…hentikan kalimat itu lagi..”
Akhirnya dengan sedikit berani dan penuh kasih sayang saya menjelaskan kepada Bapak Freddy akan makna kejadian yang menimpa keluarganya. Bukanlah merupakan musibah namun hakekatnya adalah berkah dan rahmat dari Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.
“ Pak….kita… hidup dengan manusia,” sambil tangan saya mengelus-elus pundaknya, saya lebih merapat ke lengannya dan memegang bagian belakang punggungnya dengan selembut mungkin dan penuh hati-hati.
“ Kita tidak mungkin lepas dari masalah dan derita dan juga bahagia…. Orang lain yang bertanya tentang kehidupan kita ….itu tentu..…orang yang care…… dengan kita. Mereka perhatian penuh terhadap….. kita. Dan mananakala kita sembunyikan masalah ……kita dari manusia toh tetap mereka… akan bertanya………………..” saya melihat reaksinya. Dia diam sambil sesenggukan. Matanya menatap ke bawah meja ruang tamu itu. Diam beku.
“ Kemanapun Bapak ………dan kapanpun Bapak ……….berada… dengan siapapun….Bapak berada………….., maka suatu ketika akan ada lagi pertanyaan serupa dengan pertanyaan saya itu. Kecuali mereka tidak tahu dan sudah lupa …….dengan anak Bapak yang sholeh itu………….anak yang bagus tanpa pernah membuat keburukan pada orang tua………..…”
Dia menoleh dengan gembira ketika saya ucapkan sholeh. Sebab memang saya tahu akan amalan anak Bapak ini. Bahkan pernah saya berbincang dengan anak ini dan dia bercerita ingin sekali kelak menjadi Insinyur atau Direktur atau Pilot entahlah pokoknya sesuai dengan kemauan ayahnya menjadi orang besar, namun beriman dan beramal sholeh. Sehingga kelak bisa bertanggung jawab akan kehidupan yang telah dilaluinya. Dia juga bahkan ingin sekali hafal Al-Qur’an sebab dia mendengar bahwa orang yang hafal Al Qur’an itu tinggi derajadnya di sisiNya. Dia ingin sekali itu terjadi pada dirinya. Saya terus melanjutkan pembicaraan dengan ayahnya.
“Jadi pak …..yang paling baik….. adalah kita renungkan….. makna hilangnya………anak Bapak……. itu. BAIK atau TIDAK bagi dia. Sebab kematian itu pak ada 2 saja! Jika tidak HUSNUL KHOTIMAH ya SU’UL KHOTIMAH……..! Sekarang kira-kira…. si Freddy………… itu gimana….. Pak? Kalau…. tidak baik kematiannya mari kita nangis bersama….. dan….saya….juga turut……berduka..cita. Namun sebaliknya……jika kematiannya baik dan husnul khotimah………., mari kita nangis juga……. tapi untuk diri kita…….…bisakah kita mati seperti……… dia? Dia Husnul Khotimah Pak! Freddy itu pak anak paham…., anak yang sholeh…. dan baik…….., tidak kenal pacaran….. dan selalu ta’at pada ayah ibunya dan dia masih kecil…..sekali. Umur 15 tahun dengan cita-cita yang luhur serta tenggelam….. itu sudah cukup sebagai tanda…. Dia….. Husnul Khotimah pak! “ tangan saya terus mengelus pundaknya. Tangisannya mulai agak reda dan lega rasanya.
“Nabi pernah bersabda bahwa orang yang meninggal dunia tenggelam, kejatuhan bangunan, sakit kolera, kena wabah, perang membela agama Allah, melahirkan, kecelakaan saat akan menuntut ilmu agama dan menjalankan silaturahmi pokoknya di jalan Allah, mati membela hartanya dan keluarga pribadi adalah orang-orang yang Husnul Khotimah. Lantas kenapa kita terus bersedih dan malahan tidak bergembira pak? Ini kan suatu kesalahan fatal Pak. Yang ditangisi dan disedihkan sebenarnya bahagia gembira ria, malah yang belum tentu Husnul Khotimah tidak bersedih hati dan tidak merasa cemas akan keadaan dirinya. Contoh lain Pak. Ada orang yang menangisi ‘ulama besar yang wafat, namun dia sendiri tidak bertambah amalan sholehnya. Yang ditangisi sedag bersenang-senang di Surga malah yang menangisi tidakpernah tahu kemana akan perginya setelah matinya. “ sahabat karib saya itu nampak paham dengan penjelasan saya itu. Dia kemudian memandang saya dengan penuh harapan dan cita. Dia terus menatap saya dengan asa.
“ Baiklah Bud…terima kasih…mungkin saya salah selama ini….sebagian oranbg mengatakan saya gila…saya membuat mereka salah sangka. Terus apa yang harus saya kerjakan selanjutnya…? Nampaknya hampir semua teman sekarang mulai menganggap saya gila. Padahal saya hanya tidak mau mereka bertanya lagi dan lagi tentang si Freddy.“ katanya sedih namun ada kebaikan dari tutur kata-katanya.
“ Biasa itu pak….manusia Indonesia memang lebih banyak yang buruk sangka pada manusi lainnya dari pada baik sangka pak…... Begini saja…… Pak. Biar masalah itu tetap mengalir dan terima semua dengan husnuzon, baik sangka saja…….. Kelak akan datang masa yang kita harapkan…..….yakni orang-orang…… akan merasa bahagia dengan berita kematian anak Bapak itu……….Dan….mereka….mengirikan……karena… tahu akan makna kebenaran. Jadi jangan sedih dan takut pak……jangan cemas dan hilang asa…...dariNya. Marilah kita Persiapkan diri kita untuk menuju kematian yang Husnul Khotimah itu. Bapak harus bersyukur kepada Allah karena diberikan anak yang sholeh dan meninggal Husnul Khotimah. Banyak hari ini anak yang mati dalam keadaan buruk dan tercela di langit dan tercela di bumi. Dikutuk orang tuanya dan masyarakatnya……mereka tidak mengenal siapa dirinya dan untuk apa hidupnya. Siapa yang mereka harus puja……dan puji? Ada juga yang sebaliknya….. dahulu sewaktu masih hidup dia menjadi kebanggaan dan pujian manusia, penduduk…. di bumi, namun ternyata dia dibenci oleh penduduk langit……pak. Mereka tidak beramal sholeh …….karena memang mereka tidak tahu…. Dan… tidak punya iman pak……..! Sekarang bagaimana diri kita bisa menjadi harum……..menjadi buah bibir dan dibatidakan di langit ketimbang penduduk dunia bangga sama kita. Kalau bisa dua-duanya…..dibatidakan di langit dan dibatidakan di bumi……OKEY?” kata saya menambah semangatnya dalam menghadapi kehidupan ini.
Dia mengangguk. Air mukanya telah berubah dari tertekan menjadi terkesan bahagia.
“ Yah kalau bisa ngetop dua-dua nya di bumi dan di langit Bud. “
“Syukur kalau bisa Pak. Amin..amin…amiiin…….” Dia hanya mengangguk dengan pandangan mata yang lega penuh berjutamakna di untuk masa di depannya.

Sejak saat itulah dia begitu senang dengan kehidupan ini. Dan kami sering saling menasehatkan dalam perkara beramal saleh. Bahkan ternyata beberapa minggu kemudian saya dengar dia diangkat menjadi Kepala Sekolah sebuah SMA di Lombok Tengah dan dia juga berhasil dalam memimpin sekolah. Terutama perkara IMAN dan Takwa siswanya dan guru-gurunya. Sekolahnya juga terkesan bersih dan rapi menjadi teladan sekolah di sekitarnya. Anak-anak didiknya harus bisa baca Al Qur’an. Semua orang tua anak-anak itu dipanggil dan dibebankan agar anak-anak mereka ngaji dan bsia baca AL Qur’an dan jika tidak bisa baca Al Qu’an maka tidak diluluskan dalam EBNTANAS. Daam hal itu sekolah juga menyediakan guru ngaji yang stand by di sekolahnya untuk anak-anak itu. Alhamdulillah habis susah datanglah kegembiraan. Habis penderitaan datanglah kebahagiaan dan pertolongan Allah SWT. Setelah musibah datanglah berkah dan rahmah dari Yang Maha Ramah dengan semua ciptaaanNya.

Kesimpulana dari perjalanan kehidupan L Freddy yang bisa kita ambil teledannya yakni Dia selalu sholat berjamaah di masjid, Ta’at pada orang tua, Meninggal tenggelam, Usia muda dalam ta’at padaNya, Bercita-cita untuk menjadi orang yang beriman di masa depan, Tidak mau pacaran atau kehidupan gelap masa kini. Bercita-cita luhur.


Kejadian yang serupa dialami pula oleh dua orang dosen yang masih relatif muda dan mereka mempunyai anak 3 orang, semuanya gemuk dan sehat-sehat dan semuanya mempunyai kepandaian yang bisa dibatidakan oleh kedua orang tuanya. Rangking 1 dan rangking 3. Gita,Galuh dan Galih merupakan anak-anak yang tidak sepatutnya sakit atau apalagi ada di antara mereka yang hilang, meninggal dunia dengan begitu cepat tanpa bisa memberikan kesempatan kedua orang tuanya untuk menikmati cita-cita luhur mereka.

Kehidupan yang bahagia diselang kehidupan mereka yang makmur dengan kelimpahan cukup harta dan sendau gurau yang manis dalam keluarga mereka. Galuh termasuk anak yang sangat langka bisa ditemukan hari ini. Mungkin bilamana ada maka adanya hanya di sinetron yang direkayasa atau dalam 1000 mungkin hanyalah 1 saja yang bisa seperti Galuh. Kehidupan anak yang murni suci dan dijauhkan dari keribetan kehidupan anak masa kini yang senang dengan kemewahan, hura-hura kemanjaan, main-main, dan kehidupan anak yang penuh dengan tuntutan yang membingungkan orang tua mereka. Bukan anak yang bertipe mata HP, mata duit, mata Mall dan mata kemewahan lainnya. Namun dia benar-benar naak yang berbudi luhur, sayang orang tua, mengerti keadaan orang tua, memahami kesulitan orang tua, memahami makna hidup dan harus bagaimana berbuat terhadap orang tua, menyenangkan hati orang tua, membahagiaakan hati orang tua, membatidakan hati orang tuanya, mendatangkan pujian orang terhadap orang tua yang memilikinya, menjadikan orang lain senang bergaul dengannya, bangga bergaul dengannya, menjadikan orang lain iri hati ingin agar anaknya mau bergaul dengannya, menjadikan orang lain mencontohkan pada anak-anak mereka akan sifat diri Galuh, dia yang montok dan manis penuh senyuman pengertian dan kasih sayang yang tinggi akan nasib kehidupan orang lain. Umurnya yang hanya 10 tahun membuat dirinya dikagumi orang lain yang mengetahui keseharian dan sepak terjang tutur katanya dalam kehidupannya.

Fakir miskin di sekitar rumahnya hampir semuanya mengetahuin siapakah Galuh. Dialah anak yang montok menggemaskan yang senang menegur mereka ketika dia lewat di depan rumah mereka atau mereka lewat depan rumahnya ataupun mereka berpapasan dengannya. Dengan senyuman dan salamu ‘alaikum yang selalu mereka kenang selama mereka nhidup. Karena di lingkungan kampungnya hanyalah dia anak kecil yang mempunyai pikiran dewasa dan harus menjadikan orang dewasa mengoreksi amalan pribadinya karena tutur katanya yang mengandung makna itu. Bagaimana tidak demikian adanya? Di pagi hari orang sedang tidur sementara azan Subuh telah berkumandang dan hampir habis sementara ayam berkokok bersahut-sahutan dengan bahagianya, kebanyakan orang dewasa tidur karena bola yang tadi malam ditonton oleh mereka, dialah yang membangunkan orang tuanya untuk sholat Subuh agar jangan terlambat waktunya. Dan ayahnya diperintahkan olehnya untuk jangan sholat dalam rumahnya, dia harus sholat di masjid di rumah Allah. Semua dalam rumah itu dibangunkan agar tidak terlewatkan waktu sholat Subuh. Ayahnya kadang kala juga sedikit jengkel manakala kantuk masih menyerangnya kemudian dia dengan senyuman khas dan suaranya yang periang itu datang membangunkannya untuk urusan sholat dan pergi ke masjid. Ibunya orang yang paling mengerti gaya bahasa anaknya, Galuh, dia juga senyum dan kemudian mengerdipkan mata dan mulai bangun dari tempat tidur dan berusaha untuk menuju kamar mandi dan mengambil air wudu dan bersama sholat Subuh dengan adik-dan kakaknya.

Dialah Galuh si kecil lucu yang periang penuh ajaran mulia. Di sekolahnya dia dikenal oleh teman-temannya sebagai si ringan tangan dan si periang. Dermawati boleh dikatakan demikian. Hatinya selalu terpaut kepada anak-anak yatim piatu dan anak-anak fakir miskin. Dia mencatat jumlahnya dan kemudian memberikan catatan itu kepada ibunya agar setiap bulannya diberikan oleh kedua orang tuanya pakaian atau makanan atau juga membayarkan buku-buku untuk mereka. Dan hebatnya juga kedua orang tuanya selalu berusaha menuruti ajakan mulia anaknya sesuai dengan keuangan yang ada pada mereka. Kadangkala dibawanya anak-anak miskin itu ke rumahnya untuk dijamu makan dan minum dengan baik. Dan tentunya ibunya sudah siap dengan acara memberi makan fakir miskin itu. Menjamu mereka dengan makanan dan minuman yang enak dan kue yang kemungkinan di rumah mereka, anak-anak miskin itu tidak pernah memakannya atau jarang makan kue seperti itu. mereka gembira dan Galuh tertawa riang dan hatinya berbunga bunga. Dialah Galuh yang penuh kegundahan akan keadaan mereka yang miskin. Kemudian anak-anak miskin temannya itu juga diberitahukan agar mereka mengaji jika belum bisa membaca Al Qur’an dan mereka harus belajar dengan giat agar kelak menjadi orang yang pandai dan saleh. Mereka kemudian diberi buku-buku tulis kosong untuk mereka sekolah dan kadangkala pakaian yang telah disiapkan oleh kedua orang tuanya yang sungguh sangat senang dengan kegiatan anaknya yang luar biasa itu. perhatiannya kepada fakir miskin sungguh luar biasa. Tidak rugi benar mereka tinggal di lingkungan yang termasuk banyak orang miskinnya. Sehingga mereka bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan mereka. Harta mereka bermanfaat betul. Anak-anak dan diri mereka menjadi bermakna dengan kelahiran anaknya Galuh yang dermawati itu. dan ini merupkana pelajaran amat besar bagi kedua saudara Galuh. Mata mereka selalu melihat bagaimana adiknya bagi Gita dan kakaknya bagi Galih, sibuk dalam memikirkan keadaan orang miskin di sekitar rumah mereka. Sibuk memberikan makan dan pakaian dan kemudian juga mendata rumah keluarga miskin dengan jalan-jalan keliling membawa pulpen dan buku untuk kemudian memberikan datadata itu pada kedua orang tuanya agar menyiapkan baju dan sarung untuk lebaran. Sekaligus juga zakat fitrah bagi mereka. Dialah yang keliling membagi-bagikan sarung untuk orang-orang miskin di lingkungan rumahnya.

Dialah yang membawakan sarung-sarung itu dengan senyuman dan kebanggaan yang tidak mungkin didapati pada anak kecil seumurnya lainnya. Ini adalah pekerjaan orang dewasa dan para dermawan dewasa. Inilah pikir presiden petinggi Negara. Ini adalah pikir para menteri Negara. Ini adalah pikir para DPR dan MPR. Ini adalah pikir dan risau orang kaya pengusaha. Inilah pikir para ‘ulama dan lurah desa dan orang kaya di sekitar lingkungan kumuh kaum miskin yang hari-hari mereka lihat keadaan mereka. Bukan pikir anak kecil!!! Ini pikir anak dewasa yang kecil. Namun ayannya merasa senang dan bahagia saja dengan keadaan anaknya meskipun kadang juga agak ribet dibuatnya rumah mereka karena kehadiran anak-anak miskin yang harus dijamu oleh anaknya si Galuh. Dan kekaguman msyarakat melihat tangan kecil montok membawakan sarung kepada mereka menjadikan sesuatu yang luar biasa indahnya di mata mereka. Mereka berterima kasih dan berdo’a dan memandangnya hingga keluar halaman rumah mereka dengan senyuman bangga dan terharu dan penuh harap semoga ada anak mereka yang bisa seperti Galuh. Dia yang dermawati. Dia yang ramah. Dia yang tanpa jijik memegang tangan mereka yang miskin untuk berjabatangan dan bertegur sapa. Dia yang tiada palsu memandang mereka yang miskin untuk dijadikan sebagai temannya bermain. Mereka dipandang dengan senyuman manis dan murni tanpa dosa. Setelah hilang dari pandangan mereka barulah mereka masuk rumah sambil masuk dengan harapan dan pemikiran untuk anak-anak mereka ada yang mengikuti jejaknya. Rumah yang satu dengan lainnya merupakan rumah yang menjadi jarahan kaki montoknya. Tetangga mereka dimasuki satu persatu untuk diberikan sarung atau pakaian layak pakai dan makanan enak dan sayuran yang memang dimasakkan lebih untuk mereka agar mereka bisa merasakan masakan Jawa yang manis dan penuh santan dan mereka bisa berbagi bahagia dan kenikmatan dariNya.

Galuh disayangi guru dan teman dan orang tuanya dan tetangga-tetangganya dan bahkan anak-anak dari desa lain yang mendengar kegiatan Galuh di sekolahnya menjadi senang dan memanggil-panggilnya dengan indah dan penuh harapan jadi sahabatnya.
“ Galuh…! Hello Galuh…!”
demikian terkenalnya anak ini di sekolah dan lingkungan rumahnya sendiri sehingga manakala sakit dapat dibayangkan apa yang terjadi. Begitu banyak orang datang silih berganti menjenguknya dan mendo’akannya. Mereka berharap anak gadis kecil yang periang dan dermawati itu bisa sehat kembali dan membagi senyumnya kepada mereka. Tegur sapa salamnya. Jabatan tangannya yang erat dan ikhlas tanpa sak wasangka dan perasaan hati yang menghinakan orang ain. Hangat dan erat sampai masuk dalam daging darah dan urat-urat.

Sakitnya semakin serius dan malang benar ayahnya sedang ada pertemuan penting di Jakarta urusan dinas kantornya. Dia hanya ditemani oleh tetangga dan teman-temannya dan ibunya yang dengan setia menjaganya dengan air mata dan do’a kepadaNya agar senantiasa gadis berbudi yang sulit didapati di era kini ini segera sembuh dan kemudian bisa bermain lagi. Berkeliling tetangga lagi dan menjadikan ramainya rumah mereka lagi dengan kegiatan amaliah rohani. Tetangganya juga banyak yang menangis melihat betapa lemahnya badannya karena penyakit yang menyerangnya itu. Penyakit demam berdarah. Dengan berbagai ragam upaya akhirnya berangsur pulihlah keadaan Galuh dengan cerianya dia menyatakan dirinya membaik dan ingin pulang dari Rumah Sehat Umum Mataram. Ayahnya masih di Jakarta dan kini sedang bergerak ke Bandung dan besuk pagi baru akan datang kembali ke Mataram. Ternyata karena dalam waktulah yang mempertemukan manusia dan waktu pulalah yang akan akhirnya memisahkan mereka juga. Malang tidak diharap datang dan sial tidak diharap ada. Namun takdir juga yang akan menjadi penentu kisah manusia di dunia ini. Ketika ayahnya menelpon anaknya, ayahnya sedang di airport Juanda Surabaya. Dia segera terbang pukul 09:00 dan tiba di Mataram kurang lebih setelah terbang selama 1 jam lebih kurang.
Pembantunya di rumah sangat senang dan terharu dengan keadaan anak ini. Karena dialah yang sering bertanya akan keadaan kesehatannya dan keadaan dirinya. Apakah dirinya membutuhkan pijit? Dan dai pulalah yang sibuk berseterika pakaian ibunya yang tentunya tidak mungkin bisa dengan keadaan diri dan pakaian ibunya yang cukup besar dan panjang itu. Ibunya membayangkan betapa setia dan penuh pengertian anaknya yang kedua ini. Dia membantu ibunya melipat pakaian yang sudah kering, membersihkan kamar mandi dan mengingatkan sholat kedua ayah ibunya, kakak adiknya dan kemudian juga begitu mandiri dengan sifatnya dan sikapnya terhadap orang lain. Namun kini anak itu kembali harus berbaring di Rumah Sehat dengan tanpa kehadiran ayahnya. Nampaknya keadaan yang mendadak semakin kritis itu membuat orang yang ada di sekitar dirinya berpikir yang tidak –tidak meskipun pada akhirnya mereka benar adanya. Badannya semakin panas dan lemah.
“Ma..temani aku ma..”
“Iya sayang….mama di sini. Jangan takut ya…mama di sini…nih dekatmu ini…” dipeluknya anaknya yanmg telah meninggalkan banyak kenangan manis lucu menggemaskan dan mengirikan akan kebaikan mengharukan dan segudang keadaan yang sulit dikatakan dan diuraikan. Berbudi luhur nan agung. Inilah yang membuat ibunya tidak bisa membendung air mata yanbg terus mengalir tanpa bisa ditahannya.
“ Berdo’a …ya …sayang…Allah akan tolong kamu..Kamu anak yang baik…..segera sembuh kok ya..?” hatinya teriris melihat anaknya. Benarkah anaknya akan sembuh atau sebaliknya..? dia hanya bisa pasrah kepada Yang Maha Pencipta. Ayahnya sedang terbang….semoga dia bisa melihat keadaan anaknya, hanya DIA yang mengatur segala perjalanan manusia. Tanpa pernah diduga dan diharapkan sesuai kehendak manusia kadangkala bahkan sebaliknya harus terjadi pada mereka. Demikian pulalah mereka hari ini berharap agar kebaikan yang sesuai dengan hatinya namun kehendakNya adalah sebaliknya.
“Sayang..sabar ya..ayah akan datang segera…. ”
“Ma..saya dingin ma..peluk….saya ….ma…” tangannya menggigil memegang tangan ibunya.
“ Ma…salam sama…teman-teman ma..guru Galuh…pak Dirman. Pak Bakar ..bi Rumnah…..bi Rusnah …dan ….teman-teman ngaji Galuh ma..salamkan sama mereka ma…ya? Galuh kan pulang ma…”
“Jangan bicara gitu sayang..mama sayang sama Galuh..Galuh anak yang paling baik di dunia…..mama maafkan apa saja dosa Galuh sama mama…mama juga minta mmaaf kalau selama ini slah sama Galuh…”
“Ma…salam sama ayah….Galuh suka bangunin ayah waktu ayah sedang tidur ma..sampaikan salam saya ma ya..? mama sayang sama Galuh..?”
“Ya dong sayang..sekali sama Galuh tuh kak Gita juga sama adik Galih semua sih sayang sama Galuh..teman-teman Galuh juga sayang semua sama Galuh..guru-guru Galuh juga demikian…mereka belum datang…karena belum tahu Galuh ada di Rumah Sehat ini lagi….kemarin Galuh udah sehat kan..? “
“ Ma….Galuh jalan..di jalan panjang ma…..indahnya ma…ma…ma…Galuh diajak pergi ma……”
“Sayang.. sebut Allah sayang…mama sayang sama Galuh…”
“Ma…..Galuh….. pergi Ma….ma……..” akhirnya pergilah gadis dermawati itu kepada Allah…inna lillahi wa inna ialihi roji’un………”
“ Galuh…………………………….selamat…………jalan………………………..sayang………..mama… rido.. sama… kamu sayaaaaaaaaaaaang………………………………………….selamat jalan sayang……………………………do’a…mama menyertaimu…….sayang…….” semua menangisi si Sibuk Dermawati itu.
Ayahnya baru saja landing dan setelah mengambil barang-barangnya segera keluar mencari mobilnya dia tidak melihatnya. Hatinya bagaikan dihantamkan keluar angkasa sendirian dan bersak wasangka terhadap anaknya Galuh yang sedang berbaring di Rumah Sehat itu. Dia bagaikan balon kosong yang digelindingkan di alan raya dan ditiup oleh angina kakinya tidak kuasa lagi diajak berjalan jautuhlah dia dan kegelapan menerpa dirinya. Ketika terbangun dia dapati dirinya sudah di IGD dan persis didekat kamar tidur anaknya yang sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya. Dia kemudian bergegas bangun dan didapatinya orang banyak mengerumuni diri dan sebagian melihat keadaan anaknya yang sudah ditutup kain panjang. Dia telah tiada di dunia ini.
“ Mas…..Galuh mas…” dipeluknya suaminyadengan keras.
“ Dimana aku dik?”
“Rumah Sehat mas di Mataram. Mas sudah sehat..? mas tadi katanya pingsan. ”
“ Iya dik…Dia telah pergi dik? Kekasihku? Sayangku? Galuhku? Harapanku?” dia bangun dan mendekati tempat tidur anaknya yang sudah nampak bagaikan orang tidur dengan wajah berseri cantik indah sekali.
Isterinya menganggukkan kepala lemah. Dia pegang pundak suaminya dan menatap tajam mata suaminya.
“ Dik…saya rido dik…biarkan Allah yang mengambilnya. DIA yang punya dik…DIA yang punya…….. Hu..hu..hu…“ tangisnya meledak mendesak desak dadanya…… biarkanlah DIA yang mengambilnya dik….”
“Yam as saya sudah bahagia mas..dia anak yang baik sekali…banyak pelajaran untuk kita tiru mas…darinya…dia telah pergi selamanya dan menanti kita di sana..mas..Sabar mas……ya..dia kirim salam….mas….” nada suara isterinya yang menyayat hati bagaikan pedang tajam membelah dadanya.
“ Dik…biarkan kupeluk Galuh sekali lagi dik..” isterinya menganggukkan kepala. Mengelus punggung suaminya dengan halus. Semua orang yang di ruangan itu menahan sedih dengan kenangan masing-masing. Tak banyak yang tahu sepak terjang Galuh semasa hidupnya kecuali beberapa orang saja di ruangan ini. Mereka adalah Om dan Tantenya dan adik kakaknya dan seorang pembantunya. Tidak ada teman-temannya yang tahu. Tak pula tetangganya. Tak pula guru-gurunya. Seemuanya diselimurkan dan tidak boleh banyak air mata dalam mati bahagia ini. Dia masih kecil, 10 tahun yang suci murni. Penuh dedikasih dan amaliah Islami. Dia tidak membutuhkan banyak air mata. Biarlah mereka simpan semua kenangan indah tak terperi itu di hati mereka yang pernah mengetahui keadaan dan sifat anak ini.
Kenangan indah nan panjang..……….penuh kasih sayang sejati….Galuh telah pergi bersama malaekatNya. Mengahadap Sang Maha Pencipta yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tuhan Yang Maha Esa…Maha Guru seluruh alam semesta raya yang diciptakan untuk Jin dan Manusia dan seluruh makhluk semuanya untuk keperluan hambaNya yang telah diciptakanNya.

Setelah penguburan ayahnya merasa seolah hatinya ikut terkubur…kenapa dan kenapa ketika dia ditilpun anaknya sejak awal sakit kemarin lusa tidak segera pulang. Sehingga bisa bertemu dan bertatap muka dengannya. Mendengar kata-kata terakhirnya. Memeluknya terakhir masa. Membaur dan melebur dengan kasih sanaknya yang suci murni dalam bimbinganNya. Kenapa tidak segera pulang saya? Hatinya terus menyalahkan dirinya. Indah dan mengesankan kenangan namun pedih dirasakan oleh ayahnya. Dia mulai mencari jawaban apa atas musibah ini. Mungkinkah yang saya cari selama ini untuk anaknya? Bukan untuk harga dirinya? Bukan pujian manusia akan dirinya? Anaknya mengingatkan sholatnya yang kadang lalai. Namun karirnya kantornya temannya atasannya mahasiswanya rektornya satpamnya dan teman dosen lainnya tidak sama sekali risau dengan apa yang dirisaukan oleh anaknya. Namun kenapa saat kritis kemarin yang terjadi pada anaknya dia tidak mementingkan pulang menemui anaknya? Yang sering menasehatkan dirinya akan perkara yang bisa mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dunia akherat, malah diremehkan panggilannya. Tidak………….tidak..itu kesalahan besarku…. Kesalahan kantorku…….kesalahan sistim duniaku…mereka sering meremehkan ini…..membesarkan kecilnya dunia….
Akhirnya menangislah dia di dekat pusara anaknya..di malam yang gelap gulita…….ditemani oleh seorang ustaz yang selalu menemaninya saat diskusi panjang tentang kehidupan manusia yang sering dipandang salah oleh mereka. Bahkan oleh dirinya dulu sebelum dia banyak diskusi dengan ustaznya. Dia ingatkan akan betapa para Nabi juga mengalami keadaan yang bahkan lebih dahsyat derita hatinya. Saat cinta mulai tumbuh pada seseorang iseri atau anaknya, kemudian diambilnyalah mereka tiba-tiba. Seperti Nabi Ya’kub yang begitu besar cintanya pada Yusuf akan tetapi anak itu malah dibuang oleh anak-anaknya yang lain. Wajah anaknya yang bersih cemerlang penuh iman dan kasih sayang sejati selalu membayang di wajahnya malah kemudian dibiarkan olehNya dibawa pergi dan dibuang dalam sumur…tanpa diketahui nasib buruk baiknya oleh ayahnya……dikatakan dia dimakan oleh Serigala….. Betapa sadis dan kejamnya berita itu! Dia yang dicintai malahan diambilnya seketika tanpa tanda dan izin dari dirinya………namun itulah Allah Yang Maha Tahu akan kebaikan bagi manusia….memperlakukan manusia ciptaanNya. Namun itu bisa jadi lebih baik bagi mereka dan yang diharapkan berlaku padanya dari sesuatu yang hilang tidak lebih baik bagi mereka. Akhirnya sadarlah dirinya dan dengan lemahnya dia mulai berdiri dan pulang bersama ustaznya…sekitar pukul 12:00 tengah malam.

“ Pak …untunglah anak anda masih kecil ketika dipanggil olehNya. Masih suci dan tiada berdosa.”
“ Baik pak Ustaz…saya paham… tapi saya masih sering sedih pak Ustaz…….…”
“ Wajar itu pak ….Raharjo …semua orang cepat atau lambat mengalami peristiwa yang anda alami bahkan bisa jadi ada yang lebih mengerikan dan lebih kejam dibandingkan dengan keadaan anda. Namun mereka bisa bersabar dan memahami kehidupan ini dengan lapang dadanya. Yang jelas …kebaikan datang dariNya dan keburukan selalu datang karena ulah tangan mereka.”
“ Baik pak Ustaz…saya mengerti pak Ustaz……..”
“ Mari kita ambil pelajaran yang berharga dari anak kita itu……..agar kita menjaga sholat dan menyantuni anak yatim piatu dan fakir miskin……mengajak orang lain melakukan kebaikan pula…bersifat kasih sayang…selalu berusaha menebarkan salam..berjabat tangan dengan fakir miskin dengan ikhlas……..selalu mengaji Al Qur’an yang mulia. ….…dia memberikan contoh pada kita agar kita juga mau membaca Al Qur’an …memperbaiki bacaan kita terhadap… Kitab suciNya…selalu memberikan sesuatu kepada yang lebih miskin daripada kita…dia memberikan contoh kepada kita agar tangan kita selalu di atas…..agar kita mau keliling ke rumah-rumah orang miskin……memberikan hati kita kepada orang miskin dan memberikan contoh agar kita bisa selalu bermanfa’at bagi orang lain…….dan dia meninggalkan contoh-contoh ajaran mulia Nabi Muhammad SAW …..maka dari itu pak Raharjo…….bersyukurlah kepada Allah..karena kita ditinggalkan oleh anak yang baik dan saleha………..…dan banyak amal sholehnya meskipun usianya masih kecil…....dialah yang kelak akan berkata kepada Allah..Ya Allah…mana orang tuaku? Aku tidak akan masuk Surga kecuali dengan mereka ya Allah…maka Allah akan berfirman…wahai malaekatKu…….bawalah dia kepada kedua orang tuanya….dan biarkanlah mereka masuk Surga bersama-sama….Inilah hari bahagia itu pak..harus kita yakini jangan sampai kita terus menerus menjelek-jelekkan keadaan dan mengeluhkan dan menyalahkan Allah SWT…….padahal sesuatu itu baik bagi kita…kita menganggapnya itu jelek bagi kita……..ya khan? “
Pak Raharjo hanya mengangguk setuju dan barulah dia menyadari keadaan dirinya sendiri sebelumnya adalah seperti yang disebutkan oleh ustaznya itu. Dia baru sadar dengan kebodohannya. Kejelekan ilmu agamanya. Kurang sering hadir dalam pengajian agama tidak seperti anaknya. Kekurangan kesabaran dan ilmu pengetahuan agamanya. Kekurangan amalan sholehnya dibandingkan dengan anaknya. Dia baru sadar bahwa selama ini dia juga dia malas bergaul dengan orang miskin…apalagi duduk-duduk dengan mereka. Dan bahkan jabatan tangan dengan mereka kurang disenangi..padahal jabatangan dengan saudara muslim saat bertemu itu menggugurkan dosa kita…..Seperti sabda beliau Nabi Muhammad SAW :” Tidak bertemu dua orang muslim yang saling berjabat tangan kecuali dosanya digugurkan oleh Allah SWT sebelum kedua tangan mereka dilepaskan.” Dia baru menyadari betapa dia sering mendahulukan kepentingan temannya yang kaya dan menomer duakan orang miskin. Jika ada acara pesta makan maka pertama yang diingat olehnya adalah mereka temannya yang kaya walaupun mereka tinggal jauh darinya. Sementara anaknya keliling ke tetangga mencari fakir miskin untuk diberi makan dan pakaian. Hatinya terpaut kepada fakir miskin. Sementara itu…. … hatinya terpaut kepada orang kaya yang bahkan jauh darinya….padahal manakala dia atau keluarganya sakit atau kena musibah maka tetangganya yang dekat dengannyalah yang segera turun tangan membantunya. Inilah kesadaran yang kini muncul dibenaknya untuk perbaikan pola pikir dan hidup bersama keluarganya. Ternyata anaknya lebih baik daripada dirinya dalam banyak hal. Semoga Allah mengampuni dirinya atas kebodohan dan ketidak tahuannya akan ilmu agamaNya yang suci dan benar selama-lamanya. Amin…..amin..amin…ya Robbal ‘alamiin….was wr wb…..
at 11:20 PM
3. OYONG..Dzikirkan Saya.
(Seorang Cina Tua pada anaknya)

OYONG adalah seorang pemuda Cina yang masuk Islam dengan hatinya. Dia melihat betapa sholat merupakan kegiatan yang menarik hatinya. Dikerjakan sama-sama dan serempak dengan bacaan yang indah dan dipimpin oleh seorang imam dan memberikan komando yang mana dipahami oleh seluruh manusia dunia di dalam kegiatan yang sama. Sujud menyembah kepada Allah yang Yang Maha Esa.

Sebagai seorang pedagang di sebuah desa yang tidak besar dia termasuk orang yang kaya dengan cukup harta. Ayahnya belum paham akan agama yang indah ini sehingga ia belum mau masuk Islam. Anaknya yang lima orang hanya Oyong sendiri yang sudah masuk Islam. Ibunya yang sudah meninggal dia juga mati dalam keadaan beragama Budha. Oyong tidak mengenal Islam ketika ibunya meninggal dunia. Jika ingat semua itu Oyong hanya menangis sedih sekali. Betapa bodoh dan menyesalnya dia.
“Papa. Oyong mau Tanya papa.”
“ Iya…. ada apa Yong?”
“ Kenapa saya belum bisa Islam ketika mama masih hidup, Pa? jika saya sudah Islam maka mama akan saya beritahukan berita gembira ini, Papa.”
“ Papa tidak tahu Oyong. “ papanya nampak sedih dan koi dengan kata-kata Oyong anaknya yang paling sabar dan baik hati serta penuh pengertian padanya dibandingkan anak-anaknya yang lainnya. Mereka semua kalah sama isterinya. Hartanya habis-habisan untuk menyenangkan isteri dan anak-anaknya. Papanya dibiarkan menderita. Bahkan mereka sudah jarang menengoknya juga. Hanya Oyonglah yang menemaninya dengan kelembutan hatinya dan sifatnya yang luhur.
“ Papa tidak tahu apa-apa Oyong. Papa kan ikut-ikutan leluhurmu saja.”
“ Saya sedih sekali Papa. Mungkin inilah yang kesedihan yang dialami oleh Nabi dulu kala. Ketika paman-paman beliau tidak mau masuk Islam malahan ada yang menghina dan akan menghukum serta membunuhnya.
“ Papa tidak tahu Oyong.”
“Baiklah Papa. Semoga Allah SWT berkenan membuka jendela hati Papa suatu hari nanti entah kapan.”

Papanya diam membisu dan pandangannya di lemparkan jauh ke depan di luar sana. Dimana bukit-bukit terhampar luas menghijau dan indah dalam pandangan mata. Dia menarik nafas. Dadanya agak sesak.
“ Itu ciptaan Allah Papa. Bukan nenek moyang atau leluhur kita. Padi dan yang kita makan adalah rejeki yang diciptakan oleh Allah SWT untuk makhlukNya termasuk kita manusia Papa. Bersyukurlah padaNya.”
Papanya diam membisu sedang dadanya kelihatan naik turun. Sesak mendengarkan kata-kata anaknya Oyong. Mungkin dia ingin masuk Islam, namun malu atau takut dibilang tidak setia pada leluhurnya. Hingga saat ini ayahnya hanya diam tidak bisa menjawab. Sebab dia sendiri sampai saat ini juga belum bisa masuk agama Islam. Apalagi saudaranya yang telah keluar dari lingkungan keluarganya. Mereka hidup dengan kelimpahan harta dan seakan sudah menyembah dunia yang fana ini. Mereka malah menyalahkan Oyong kenapa bisa meninggalkan agama nenek moyang. Oyong hanya berkomentar di dunia ini ada dua saja. Benar salah, panjang pendek, kanan kiri, palsu asli, laki perempuan, jauh dekat, panas dingin, besar kecil, sesat dan petunjuk, Surga Neraka dan sebagainya.

“Biarlah saya mengikuti kebenaran hati nurani saya” katanya pada saudara-saudaranya.
“Kakak sering bingung dengan kehidupan ini, karena kakak memang tidak dalam daftar orang yang diberikan ketenangan.”
“ Sebab ketenangan itu hanya ada dalam dzikir kepadaNya. Dunia inikan bukan sesuatu yang bisa memberikan apa saja yang manusia butuhkan dalam kehidupan. DIAlah yang tahu apa saja kebutuhan manusia dunia sampai akherat. “

Akhirnya seringkali diskusinya mentok tanpa bisa menjelaskan kepada kakak-kakaknya. Teman-teman pergaulannya memuji kegigihan Oyong dalam mempertahankan agama barunya, Islam. Dia juga tidak berhenti menjelaskan tentang Islam kepada kakaknya bahwa Islam agama terakhir untuk manusia. Tentunya manusia yang ingin kembali kepadaNya dan manusia yang berpikir tentang akherat dan negeri akherat yang luar biasa lamanya. Tiada ujung waktunya.

Isteri-isterinya rupanya mempunyai pengaruh besar kepada kakak-kakaknya. Mungkin mereka takut miskin dengan masuk Islam. Karena banyak orang yang sempit pikiran menyatakan demikian. Banyak orang Islam yang miskin namun mungkin lebih banyak yang kaya jika kita daftar atau sensus sekarang ini.

Padahal di Amerika juga banyak yang hidup di bawah jembatan dan kolong-kolong jalan raya dan mereka tidur di atas aliran limbah di bawah jalan raya. Mereka hidup seperti tikus-tikus. Dan mereka jarang sekali keluar ke alam kehidupan ramai, kecuali ketika mengambil jatah makan dan uang untuk kehidupannya dari Pemerintah. Mereka tidak tahu diri mereka dan kemana akan pergi setelah mereka hidup di dunia ini.

Mereka hidup tapi tidak memahami makna hidup. Mereka akan mati namun tidak tahu isi dan apatanggung jawab dan yang harus dibawa ketika mati. Mereka bahkan diciptakan oleh Tuhannya namun mereka tidak mau tahu siapaTuhannya lebih jauh lagi mereka menolak Tuhannya. Mereka menganggap bahwa mereka ada begitu saja dan kemudian hilang begitu saja. Padahal ada buku yang menjelaskan siapa dan apa mereka. Kemudian kemana mereka setelah kematian dan apa yang mereka dapatkan jika mereka taat pada Tuhannya. Dan apa yang mereka dapatkan jika mereka tidak ta’at pada tuhannya kelak. Kitab itulah kitab MANUAL manusia untuk bagaimana manusia bisa kembali ke alam kematian dengan kebaikan dan memperoleh jalan menuju Tuhannya dan kembali ke negeri asalnya, yaitu Surga di akherat sana.

Kitab itulah yang menjelaskan mengapa ada Ka’bah, mengapa ada Haji, mengapa ada Puasa, mengapa ada sholat, mengapa ada zakat dan infaq sedekah, mengapa ada para Nabi, mengapa ada Surga dan Neraka dsb. Dan Kitab itu ditulis dalam bahasa yang asli yang bisa diselidiki dan diteliti dan dikaji dan diuji olej siapapun dan ajaibnya kitab itu bisa dibaca oleh semua bangsa dan semua orang asal mereka tidak bisu. Kitab itu bisa dibaca oleh orang Jepang dengan indahnya. Dibaca oleh orang Indonesia dengan merdunya. Dibaca oleh orang Yaman dengan takzimnya. Dibaca oleh orang Inggris dengan fasihnya. Dibaca oleh orang Cina dengan syahdunya. Dibaca oleh orang Arab dengan hikmahnya. Dibaca oleh orang Korea dengan manisnya. Dibaca oleh orang Hongkong dengan cantiknya. Dibaca oleh orang Australia dengan hebatnya dan dibaca oleh bangsa Eropa dengan menariknya.

Dialah Kitab Al Qur’an yang agung dan suci mulia yang menjelaskan berbagai ilmu pengetahuan dan penjelasan akan air laut yang asin dan tawar yang tidak bisa bersatu. Pohon-pohon yang hidup karena disirami air hujan oleh Tuhannya. Bulan yang menjadi kalender manusia, matahari yang lampu siang hari yang menjadi tanda kekuasaan Tuhannya. Bintang yang trilyunan trilyun trilyun jumlahnya ciptaan Tuhannya. Lautan yang mengandung permata dan api yang isinya juga ikan segar yang enak dagingnya menjadi makanan manusia. Langit yang tanpa tiang. Bumi sebagai hamparan yang indah. Bunga dan buah sebagai hiasan dan makanan manusia dan makhluk lainnya. Langit lapis tujuh bumi lapis tujuh bahkan kulit manusia yang berlapis tujuh semua dijelaskan oleh Tuhannya belum bisa menjadikan Pak Oyong masuk Islam. Entah suatu hari. Demikian yang dipikirkan oleh anak Pak Poyong sehari-hari. Bagaimana agar sisa keluarganya bisa memahami maksud hidup dan masuk Islam.

Mereka yang menganggap orang Islam miskin dan tertinggal zaman dan tidak maju dan moderen adalah manusia yang picik pandang dan kurang pengalaman dan bacaan kitab kebenaran sejati, yakni Al Qur’anul karim , kitab Al Qur’an yang mulia. Mereka yang sempit pikirannya tidak ingat dan kurang luas menilainya. Ingat orang Jazirah Arab banyak yang kaya dan menjadi raja-raja minyak. Bahkan mempunyai buah yang termahal di dunia. KURMA atau tamar , yang 1 kilonya bisa mencapai 1 juta rupiah. Sultan Bokiah juga orang yang kaya raya. Bahkan banyak sekali di Indonesia orang Islam yang kaya raya menguasai perhelatan bisnis di Indonesia. Apalagi jika menggunakan standar Nabi Muhammad SAW maka banyak raja dan orang yang kaya di Indonesia. Beliau bersabda bahwa orang Islam yang mempunyai makanan hingga dua hari ke depan adalah orang kaya. Dan orang Islam yang mempunyai satu kendaraan dan seorang pembantu adalah seorang raja. Demikian perdebatan yang sering terjadi dengan kakak-kakaknya.

Kegiatan hari-hari Oyong adalah membantu ayahnya berjualan di tokonya. Melayani pembeli dan kemudian sholat berjamaah di masjid di depan rumahnya yang terletak sekitar 25 meter. Umur yang telah menginjak 29 tahun membuat beberapa temannya menawarkan dia untuk menikahi seorang wanita. Akhirnya dia pilih seorang gadis desa dekat rumahnya yang kebetulan anak seorang penghulu desa itu. Pernikahan terjadi dan di depan Penghulu pada saat ijab kabul isterinya meminta dia bersumpah di atas kertas bahwa dia masuk Islam karena keinginan hatinya dan bukan karena hal lain.
Jika kelak murtad lagi, maka akan dihukum oleh Allah SWT dengan kebutaan dan lumpuh. Dia menyatakan diri masuk Islam karena keinginan hatinya dan bukan karena hal lain. Memang dia masuk Islam karena keinginan hatinya dan bukan karena hal lain.

Karena memang Oyong tidak ada lain yang di hatinya, maka sumpah itu dijalaninya dengan mantap. Kemudian jadilah dia suami isteri yang bahagia. Hidup bersama ayahnya yang sudah mulai tua. Isterinya memasak dan menyiapkan makan dan membersihkan rumahnya dan Oyong membantu ayahnya di tokonya. Manakala waktu sholat tiba, ayahnya gelisah dan ribut berkata pada anaknya Oyong agar meninggalkan tokonya dan berangkat ke masjid untuk sholat di masjid. Dan jika bulan Ramadhan tiba, maka dia pula yang seringkali membangunkan Oyong untuk sahur.

Bulan dan tahun bergantian datang dan hilang hingga suatu ketika ayahnya sakit dan badannya tidak karuan rasanya. Tidur tidak bisa makan tidak banyak. Berbagai macam dokter dan obat telah digunakannya namun hasilnya masih saja nol. Obat Cina juga telah dicobanya, akan tetapi hasilnya tidak nampak juga. Kakak-kakaknya berkomentar mungkin Oyong bisa menyembuhkannya karena katanya orang Islam itu hebat dalam penyembuhan. Di suatu siang ketika dia pulang dari masjid, ayahnya memanggilnya dan menyuruh Oyong mendoakan dan mandzikirkan ayahnya.

“ Yong sini. Papa ingin bicara Yong.” Kata papanya. Oyong segera mendekatinya. Kakaknya ada di sana 2 orang dan isterinya.
“ Aku sakit tapi gak ada dokter yang bisa sembuhkan Yong. Mungkin aku mau mati. Tolong aku didzikirkan Yong. Bacakan aku do’a Yong supaya aku tenang Yong. Kaulah satu-satunya anak papa yang setia dan santun. Korbanmu untuk papa tidak sia-sia Yong. Tuhan Allah pasti akan balas kamu Yong……...”
“Papa jangan bicara banyak-banyak. Nanti tambah parah. Sekarang papa pikir sembuh. Dan Oyong minta maaf tidak bisa doakan Papa.”
“ Kenapa Yong?”
“ Papa kan gak Islam. Jadi saya dilarang oleh Allah mendoakan ataupun mendzikirkan Papa atau mohon ampunan kepada Allah atas dosa Papa.”
“ Tapi Yong aku kalau dengar kamu ngaji hatiku tenteram Yong. Coba aku kamu bacakan Yassin Yong.”
“ Pa…maafkan aku Pa. aku gak boleh dan gak bisa ……Pa,” air mata Oyong mengalir deras di pipinya. Dipeluknya tubuh Papanya yang mulai kelihatan renta dan tulang belulang mulai menonjol sana sini. Keriput tubuh yang dahulu digunakan untuk membanting tulang daging dan memeras keringat demi kesejarhteraan anak isterinya kini terbaring lapa dan sengsara. Tak ada yang mengiringinya dengan bacaan Al Qur’an yang indah dan merdu penuh hikmah.

“ Yong….apakah aku masih bisa masuk Islam Yong?” ayahnya bertanya dengan lemah sekali. Betapa ayahnya menderita sekali dengan perkataan itu. Oyong sedih tiada terkira dan mengalir terus air matanya.
“ Bisa Pa…bisa….tapi aku gak tahu bagaimana Pa. Alhamdulillah ya Allah….Engkau telah menjawab do’a hamba ya Allah…. Engkau telah kabulkan do’a hamba yang lemah dan bodoh ini ya……….Allah ..ya Robbi…. Allah…….Alhmadulillah….hi……………Robbil…….‘alamin….betapa……………bahagianya………..hamba……… ya Allah…….alhamdulillah…diciumnya pipi dan kening dan tangan papanya dengan kemuliaan dan cinta kasih sayang sejati. Papa…..beritahu saya Papa…apa yang harus saya kerjakan Pa….Oyong tidak tahu pa…?”
“ Yong….kamu anak yang baik…Papa bahagia mempunyai anak kamu Yong…Islamkan aku Yong…..aku mau mati Yong…rasa badanku.….tidak karuan…Y..o..o…n….g……tolong Papamu Yo….ong.”

“ Pa tahan Pa…ya? Oyong mau ke pak Haji Arifin dulu Pa ya…? Tahan pa ya..?”
Ayahnya mengangguk dengan lemah sekali. Ketika Oyong kembali dengan pak H Arifin tetangganya ayahnya sedang tertidur dengan air mata meleleh. Diciumnya mata Papanya yang berlinang air mata kesedihan itu. Air mata kegelisahan. Air mata dambakan hidayah. Air mata kesederhanaan. Air mata dermawan yang murah hati. Air mata orang yang bermulut halus tutur katanya. Air mata teduh dambakan jalan menuju Tuhannya. Adakah lagi orang yang bisa seperti dia? Di akhir hayatnya ingat kepada kalam-kalam Ilahi untuk mengakhiri kehidupannya? Mengirnginya? Manusia yang tenteram dengan kalam-kalam Allah Tuhannya? Adakah lagi orang yang bisa kita temukan? Nabi bersabda orang yang meninggal dengan pengakuan Lailaha Illallah dijamin masuk Surga dan dia mati dalam keadaan suci bersih tanpa dosa seperti bayi yang baru dilahirkan oleh Ibunya.

Dialah Bapak Oyong itu. Dia manusia langka yang mau demikian. Bahkan banyak manusia yang sudah Islampun tidak mau mendengarkan kalam-kalam ilahi. Mereka malah mau dunia disebutkan di depan matannya. Mana iseriku? Mana anakku? Mana sawahku? Mana mobilku? Mana suamiku? Mana pabrikku? Mana rumahku? Tapi Papa Oyong……mana kalam yang indah itu Oyong..? Patutkah manusia ini dibiarkan dan dijauhkan dari hidayah? Tidak sekali kali tidaklah mungkin Allah membiarkan hambaNya yang mencariNya? Sebab DIA telah berjanji dalam hadits Qudsi bahwa hambaKu yang mencari Aku dengan berjalan maka Aku akan datang dengan berlari dan hambaKu yang mencari Aku dalam langkah sejengkal, maka Aku akan datang dalam sehasta, Aku akan datang padanya dalam sedepa. Inilah janji-janjiNya yang tidak mungkin pernah berubah. Bukankah kita sangat jarang bisa menemui orang seperti ini?

Adakah di antara kita yang bisa seperti Papa Oyong? Mungkinkah kita bisa menjadi orang seperti Papa Oyong? Akankah kita ingat diri kita atau harta kita atau ayat-ayat Allah ketika kita didatangi oleh El MAUT? Di sinilah hebatnya Papa Oyong. Beraninya Papa Oyong melawan kematiannya. Dia melawan kematian dengan bersandar dan mencari pelindung ayat-ayat Allah yang sering dibaca oleh anaknya si Oyong. Namun bagaimana dengan kita hari ini? Hari ini manusia sewaktu hidup diberi salam saja mereka banyak yang menolak dan ada juga yang malas menjawab. Benci menjawab. Enggan menjawab. Sentimen untuk menjawab. Bahkan ada yang tidak mau sama sekali menjawab. Padahal assalamu ‘alaikum itu adalah do’a keselamatan dan kesejahteraan berkah rahmat dariNya untuk yang diberi salam. Namun mereka kebanyak yang menolak salam itu. Pak Oyong mencari keselamatan dari kematian dengan sandaran firman-firman Allah SWT. Mungkinkah dia manusia yang jelek?

Manusia yang tidak beriman? Tidak. Dia manusia yang beriman di detik terakhir hidupnya karena sewaktu hidup jelas mempunyai banyak kebaikan yang patut bagiNya memberikan hidayah agar bisa melalui jalan menuju kepadaNya. Ke dalam SurgaNya. Mudah bagi Allah SWT memberikan hidayah kepada orang yang berburu hidayah atau yang mempunyai andil untuk diberikan hidayah karena kebaikannya yang mana Allah SWT mempunyai nukuran untuk masalah hidayah ini.

Seorang Majusi , penyembah api, pernah diberitakan memukuli anaknya karena ia makan di pasar dalam bulan suci Ramadhan sementara orang Muslim menjalankan puasa. Katanya anaknya tidak menghargai orang Muslim dan tidak menghargai bulan suci Ramadhan. Akhirnya prilakunya itu yang disenangi oleh Allah SWT maka amalannya disimpan olehNya di sisi kanan Arsy, Singgasana Yang Maha Agung milik Allah SWT. Ketika suatu hari dia akan meninggal dunia kemudian Allah SWT memanggil malaekat Jibril untuk membisikkan kalimat Lailaha Illallah dalam detik-detik kematiannya yang sedang berlangsung.
“Wahai Malaekatku Jibril..kesinilah Engkau.”
“ Tolong bisikkan kalimat Lailaha Illallah pada telinga dan bantu dia mengucapkan kalimat suci Ku ini pada laki-laki yang memukuli anaknya makan di bulan suci ramadhan itu. Barangsiapa mengucapkan kalimat itu, maka ibarat masuk benteng yang kokoh yang tidak bisa dibendung dan ditembus oleh kekuatan manapun yang akan mencelakainya. “ firman Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Maka meninggallah lelaki penyembah api itu dalam Islam dan Iman. Betapa mudah bagi Allah jika berkenan memberikan hidayah kepada seorang manusia. Namun manusia manakah yang seperti ini ada dalam era global ini? Manusia hari ini kebanyakan membiarkan orang lain makan dan minum di siang hari di bulan Ramadhan. Mereka sudah tidak lagi mau beramar ma’ruf nahi mungkar. Jika Allah kemudian memberikan hidayah ketika dia akan meninggal dunia padahal telah puluhan tahun dia dan anak isterinya mungkin juga ayah ibu dan saudaranya menyembah api. Akan tetapi Allah tidak melihat masa lalu. DIA hanya melihat masa kini. Masa yang di akhir hayat manusia. Dalam ta’at atau tidak padaNya. Sehingga benarlah Nabi bersabda bahwa orang yang mati mengucapkan Lailaha Illallah akan dijamin masuk Surga oleh Allah. Namun ini bukan perkara yang mudah. Kebanyakan manusia mengagungkan dunia dan bukan pencipta dunia. Mengagungkan yang palsu daripada yang asli. Buktinya orang senang sekali dengan kucing lukisan daripada kucing aslinya.

Papa Oyong termasuk manusia yang sangat langka bisa kita temui saat ini. Dia begitu tegar dengan kematian yang mungkin akan menjemputnya. Akhirnya papa Oyong diIslamkan dengan berwudhu dan bersahadat dengan ta’zim. Air mata meleleh membasahi pipinya.

“ Oyong …….Papa….. sudah lega …..Yong. Aku sudah tenang …..Yong. Aku tidak lagi merasa kau tinggalkan Yong… ke sini nak…Papa mau mengatakan sesuatu padamu….Yong do’akan Papa …Yong ..ya?” papanya lemah sekali membisikkan kalimat-kalimat itu. Oyong hanya mengangguk sedih sekali. Kemudian dia berdo’a ,” Ya Allah Yang Maha Agung, Maha Suci, Maha Kuasa, Maha Sabar, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Perkasa,Maha Tahu, Maha Pengampun, Maha Penerima Tobat hambaNya, Maha Mensyukuri amalan hambaNya, Maha Pemberi Rejeki, Maha Mulia. Hamba mohon terimalah Islamnya Papa hamba. Dan jadikanlah papa Oyong sebagai sebab hidayah bagi kakak-kakak hamba dan keluarga mereka. Hamba mohon tempatkanlah papa Oyong di tempat yang mulia ya Allah…papa senang memberi fakir miskin beras dan keperluan hidup tetangga yang miskin ya Allah…papa Oyong tidak senang judi ya Allah. Tidak senang berkata kasar…papa Oyong tidak senang membicarakan musibah dan aib orang ya Allah….papa Oyong sering membela orang yang didzalimi oleh orang lain ya Allah…sedekah dan zakat dia kerjakan……papa Oyong tidak menjual barang dengan harga mahal….ya Allah…..mohon terimalah semua kebaikannya sebagai tambahan bekal kehidupannya ya Allah…mohon ampunilah hamba dan keluarga hamba ya Allah…hamba tidak bisa….dan tidak pandai berdo’a….apa yang ada dalam hati hamba dan hamba tidak bisa ungkapkan…mohon Engkau sampaikan …dalam nyata. Ya Allah Maha Terpuji Engkau dari segala yang didakwakan manusia bahwa Engkau mempunyai anak…Engkau Maha Esa dan bebas dari semua sekutu Ya Allah…..hamba mohon masukkan kami ke dalam hamba-hambaMu yang Engkau berikan nikmat seperti dalam suratMu yang indah AL Fatihah itu ya Allah……allohumma sholli ‘ala Muhammad.”

Tidak lama kemudian dia telah tertidur nyenyak sekali. Saksi keIslaman papa Oyong adalah pak Haji Arifin dan beberapa temannya. Kemudian dia menyelimuti Papanya dengan perasaan bangga dan terharu akan pertolongan Allah pada dia dan keluarganya. Namun hatinya tersentak melihat detak nadi papa dari arah jantungnya tidak kelihatan. Dia menoleh ke arah pak H Arifin. Dan beberapa orang saling berpandangan penuh tanda Tanya. Beberapa kakaknya memandang penuh kemasygulan.

“ Pak Haji?.... Ayah saya pak Haji?” kemudian pak Haji memeriksa denyut nadi papaOyong dan ia kemudian dengan menatap sedih kepada Oyong dipegangnya bahu Oyong dan mengatakan,” Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.”
“ Papa….baru sesaat kita dalam bahagia dalam Islam dan Iman papa..? semoga Allah tempatkan Papa di tempat yang mulia papa.” Senyuman papa Oyong menambah kebahagiaan dan mencampur baurkan dengan kesedihan itulah kekuasaan Allah SWT. Dia yang dermawan itu telah tiada. Orang kampung mendengar berita dan mereka orang berduyun duyun datang ke rumah Oyong ingin menyaksikan kematian ayah Oyong yang ajaib itu. Sebab selama ini di desa itu sangat jarang orang yang meninggal dunia dengan senyuman seperti dia. Ketika pemakaman tiba maka berduyun –duyun manusia seperti banjir saja mengikuti proses pemakaman papa Oyong. Dan yang memberikan Takziah mentalkinkan papaOyong dengan baik sekali sekaligus menjelaskan kepada para pengantar jenazah akan keadaan kematian yang baik atas diri papa Oyong. Papa Oyong Selalu menyuruh Oyong sholat tepat waktu. Selalu menyuruh Oyong bangun sahur. Selalu menyuruh Oyong memberikan uang ketika datang seorang pengemis ke tokonya. Dia bahkan menjual barang dagangannya dengan harga murah sehingga orang senang berbelanja sembako di tokonya. Akhirnya kematian papa Oyong merupakan keteladanan bagi semua manusia sesuai dengan pesan Allah SWT “Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam .” firman Allah SWT dalam Al Qur’an yang mulia. Wassalam.
at 11:19 PM
Ya Allah…Lampu itu..Bunga itu…
(Meninggalnya seorang ahli taman)

Ridwan, sebut saja demikian. Seorang tukang taman yang ahli luar biasa. Sehingga banyak orang meminta jasanya untuk dibuatkan taman olehnya. Berbagai model dia bisa kerjakan. akan tetapi satu hal yang tidak dimiliki oleh tukang atau ahli taman bahkan di dunia ini adalah dia selalu menjaga sholat fardu dengan berjama’ah di masjid dan tidak menjadikan kerja dunianya sebagai sesuatu yang harus mengalahkan akheratnya. Selain itu di samping menjadikan taman rumah atau taman manapun yang jelek tidak teratur atau tertata rapi akan bisa disulapnya dalam waktu yang relatif cukup singkat menjadi taman yang indah luar biasa dipandang mata. Inilah dia Ridwan yang berbeda dengan lainnya. Orang memang kadang berpikir jika akan mengontrak dia.

Sebab selain kerjanya memang diselingi dengan sholat di masjid secara rutin Duhur dan Ashar, maka dia juga sering menasehatkan boss yang meminta jasanya. Otomatis ada yang senang dan ada juga yang tersinggung dengan nasehat seorang hanya tukang taman. Tangannya kotor, bajunya juga sering kotor dibandingkan dengan kerjanya yang di kantor dan tempat yang bersih. Bukan berhubungan dengan tanah dan kotoran itu. kadangkala ada bossnya tyang dinasehati agar jangan tinggalkan sholat karena sholat perkara yang akan diperiksa kelak setelah mati kita. Adapula yang diingatkan akan zakat inkamnya dan sedekahnya. Ada juga yang diingatkan agar pergi ke Mekkah karena dianggapnya sudah mampu. Agar nanti jika mati sudah terdaftar sebagai orang Muslim.

Bila tidak ke Mekkah kemudian mati, padahal dia mampu pergi ke sana, maka Allah SWT tempatkan sebagai golongan orang Yahudi dan Nasrani. Sering juga dia mengingatkan bossnya agar jangan menumpuk dunia dan dunia terus sebab dunia tidak dibawa mati masuk kubur. Pernah juga dia dikontrak oleh seorang pemuda gagah dan sukses dengan karir dan rumahnya yang indah luar biasa, namun dia masih seingle belum menikah, maka diingatkan agar segera menikah. Akan tetapi rupanya jawabannya adalah klise sekali. Belum kayalah. Belum mapanlah. Belum dewasa benarlah. Belum beranilah karena banyak wanita mata materi dan cenderung menguasai suaminya. Belum ingin punya masalah, katanya pernikahan adalah ajang masalah. Dan masih seabreg alasan bossnya. Memang demikian keadaanya. Sekalipun demikian Ridwan tidak pernah berhenti dalam kerja dan dakwahkan Islam sebagai rahmatNya untuk seluruh alam semesta raya. Dalam pekan tertentu setiap bulannya juga dia bergabung dengan teman-teman yang memakmurkan masjid.

Dia sempatkan waktu yang dimilikinya untuk dibaginya demi keluangan dan peluangan waktu khusus ibadah silaturahmi, jalan-jalan agama, pelatihan pengekangan hawa nafsunya, belajar berhijrah sebelum hijrah yang tidak kembali dilaluinya, dia bisa menambah dzikir agak banyak, menambah sholat sunnah dan belajar adab kehidupan Nabi Muhammad SAW. Memperbanyak praktik sedekah dan silaturahmi kepada saudara muslim di lain desa. Dia tahu apa yang dikerjakan di dunia ini semuanya akan berakhir dan bekal yang dibawanya hanyalah apa yang dikerjakan di dunia sewaktu dia masih hidup saat ini. Pemikiran dan penelusuran jejak sifat para Nabi dan sahabat-sahabat beliau-beliaulah yang ingin dicontoh sehingga akan mendapatkan keselamatan kelak di kemudian hari. Karena keta’atan kepada para Nabi merupakan nilai sama dengan ta’at perintahNya. Jadi timbang-timbang keadaan dirinya yang masih banyak kekurangan amalan agama maka membuatnya nekat mengikuti jama’ah yang selalu bergerak dari masjid ke masjid dengan keanggotaan yang terdiri dari berbagai ragam suku bangsa di seluruh dunia. Dari benua Asia sampai benua Afrika ada yang ikut program ini. Meskipun dia belum pernah ke Negara manapun namun pikirnya telah menembus ke seluruh jantung dunia dan seluruh rusuk dan paru-paru 5 benua. Bagaimana orang Islam bisa bersatu dalam kerja, kata, hati dan jiwa mendakwahkan agama Islam kepada orang Islam dan yang belum Islam. Sehingga do’a-do’a Ridwan melebur menjadi satu dengan do’a orang-orang yang sudah lama ikut ambil bagian dalam usaha besar, dakwah ini. Yang belum sholat menjadi target agar sholat dan yang belum cinta masjid menjadi target agar bisa mencintai dan sholat di masjid. Yang belum mau berpuasa agar mau menjalankan puasa selama 30 hari. Agar kelak tidak kelaparan di padang mahsyar. Namun bisa mendapat minuman dari Telaga Al-Kautsar dari tangan suci Nabi Muhammad SAW itu sendiri dan ahli puasa akan duduk di mimbar-mimbar mutiara dengan keindahan yang tiada tara dan mereka tidak menerima siksa ataupun pandangan yang mengerikan di padang mahsyar itu.

Ridwan korbankan sebagian masa dan tenaga dan pikiran dan anak isterinya sementara waktu untuk urusan yang maha besar. AgamaNya !!! dia tahu bahwa perngorbanannya untuk agama belum apa-apa dibandingkan pengorbanan para Nabi dan Rasul yang terdahulu. Semoga dengan do’a-do’anya dalam masa hijrah ini akan menjadi suatu cahaya hidayah bagi anak isterinya. Dan mereka akan menjadi ahli amal sholeh jika sewaktu-waktu dia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.

Inilah persiapannya itu. Kerja dunia sebagian masa dan kerja akherat sebagian masa. Jika tidak demikian, dia khawatir tidak sampai pada standar bekal yang dikehendaki olehNya sehingga dia akan menjadi orang yang merugi di akherat kelak. Duduk dalamsidang pengadilanNya dan dia pasti kalah. Karena waktu itu disebutkan olehNya sebagai KERUGIAN. Kecuali bisa menggunakan waktu dengan iman, amal sholeh, dakwahkan agama Islam yang hak ini dan menetapi serta mendakwahkan kesabaran. Dalam suatu hijrah dia bersama dengan teman-teman berdo’a panjang untuk menutup ceramah ba’da Subuh yang merupakan sebagian dari program yang harus dijalani oleh rombongan hijrah itu. mereka bukan orang –orang yang suci namun selalu berusaha mensucikan diri mereka.

“ Bismillahirrohmannirrohim. Alhamdulillahirrobbil ‘alamin. Allohumma nastaghis. Hamdihi wani’amahu wayukaffi maajiddah. Ya Robbana walakal hamdu kamma yambaghi li jallali wajhikal kariimi wa ‘addinissultoonika. Allohumma sholli wasalim’ala Muhammad wa ala’ali sayyiddina Muhammad. Ya Allah..kami hamba-hambaMu yang bersimpuh di depan Engkau di rumahMu yang megah namun kami sering abaikan ya Allah. Masjid-masjid kami sepi. Kami sering lalai ya Allah. Kami sering mementingkan dunia daripada akherat. Ya Allah... maka mohon ampunilah dosa dan kesalahan kelalaian kami hamba-hambaMu Ya Allah...anak-anak kami belum pandai baca AL Qur’an dan isteri kami dan anak-anak kami yang wanita belum menutup aurat dengan sempurna Ya Allah... mohon berikanlah hidayah kepada mereka dan mohon ampunilah dosa dan kesalahan mereka Ya Allah... kami hanya berikan mereka makan dan minum dan pakaian dan kesenangan dunia bahkan berlebihan Ya Allah... kami lalaikan mereka dalam amalan sholeh. Kami tidak pernah memikirkan bahwa mereka bisa kelaparan dan kehausan dan tidak punya rumah dan kendaraan di akherat jika kami buruk dalam amal sholeh kami Ya Allah... mohon kasihanilah kami dan bukakanlah hati isteri dan anak kami dan anak-anak isteri kaum muslimin Ya Allah... kami pandai ilmu Komputer, Politik, Manajemen, dagang dan masih banyak lagi ilmu dunia Ya Allah... namun kami masih bodoh ilmu agamaMu yang suci dan mulia dan menjadi jalan keselamatan, ketenangan, kebahagiaan, keberanian, kemuliaan, kemenangan, keberuntungan, keberkahan dan kesejahteraan jiwa raga dunia akherat Ya Allah... untuk itu Ya Allah... hamba mohon ampunilah dosa-dosa kami dan kebodohan kami Ya Allah...ayah ibu kami Ya Allah... dulu mencari nafkah sampai tidak peduli halal haram Ya Allah... karena kebodohan mereka dalam agamaMU dan lemahnya iman mereka. Dan mereka kini telah tiada. Meninggalkan kami Ya Allah... mereka hanya menasehatkan kami agar jangan tinggalkan sholat…kami sholat namun kami sering pula maksiat, Ya Allah..mohon ampunilah dosa dan kesalahan kami hamba-hambaMu ini Ya Allah... mohon ampunilah dosa dan kekhilafan ayah ibu kami Ya Allah... adik-adik dan kakak kami juga masih malas sholat dan menutup aurat mereka Ya Allah... keindahan dan kesabaran adalah milik Engkau Ya Allah... segala makhluk dalam genggamanMu Ya Allah... segala kekusaan dan kerajaan semua nya dalam genggamanMu. Tiada yang bisa mengambil kekuasaan dan kekayaan kecuali Engkau ya ALLAH. Mohon berikanlah hidayah pada rakyat Amerika, rakyat Eropa, rakyat Australia, rakyat Afrika ya Allah. Sehingga mereka bisa masuk Islam dan masuk SurgaMu. Hamba mohon jadikanlah orang Islam orang-orang yang kuat iman dan mau mendakwahkan agamaMu ya Allah. Mohon betikkan dalam hati wanita-wanita agar bisa taat suami mereka dan menutup aurat dengan sempurna. Ya Allah berikan pemimpin kami sifat iman dan mencintai fakir miskin dan orang yang teraniaya. Jadikanlah kami orang-orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW melebihi diri dan keluarga kami Ya Allah... Engkau Maha perkasa atas segala sesuatu Ya Allah... hamba mohon berikanlah orang-orang beriman kekuasaan dan kekuatan untuk menegakkan agama Engkau di muka bumi ini Ya Allah... Kami orang-orang yang tidak pandai berdo’a, mohon perbaikilah maksud do’a kami dan mohon kabulkanlah permohonan kami. Apa yang dimohon oleh Nabi itu pula yang sesunggunya kami mohon Ya Allah... dan apa yang tidak dimohon oleh Nabi itu pula yang kami tidak mohon Ya Allah... allohumma sholli ‘ala Muhammad wa ala’ali Muhammad. Robbana aatina fiddunya hasanah wafil aakhiroti hasanah waqina adzabbannaar.“

Demikianlah sebuah do’a panjang Ridwan bersama teman-temannya yang lain. Bukan hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya namun juga memikirkan bagaimana orang lain bisa mendapatkan hidayah dengan do’a dan usahanya dalam masjid-masjid yang ditempati mereka. Dia dan teman-temannya memang diajarkan sebuah usaha besar agar bagaimana diri dan keluarganya baik dan mengajak orang lain untuk menjadi baik pula. Namun seperti para Nabi mereka tidak harus menunggu keluarganya baik semua mereka sudah harus mengajak orang lain untuk menjadi baik menurut ukuran yang membuat kebaikan dan keburukan, yakni Allah SWT. Mereka sering menangisi diri dan juga ummat ISLAM yang sebagian besar sedang tenggelam dalam dunia kenikmatan dan melalaikan akherat. Mereka dengan kegiatan ini juga mendapatkan ketenangan jiwa dan kalbu sesuai dengan janjiNya. Bahwa barang siapa mengikuti para Nabi maka mereka mendapatkan seluruh pahala para Nabi dan orang yang mengikuti mereka tanpa mengurangi pahala orang yang telah terdahulu dalam usaha kenabian ini.

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran 31).

Sesuai dengan kehendak Allah maka siapapun yang ingin dicintai oleh Allah harus mengikuti Nabi Muhammad SAW sehingga Allah akan ampuni dosa-dosa kita semuanya. Inilah yang diyakini oleh Ridwan dan teman-teman mereka. Sehingga mereka menyempatkan diri dengan berkorban sebagian masa dan energi dan uang dan bahkan kecintaan terhadap dunia termasuk berpisah sementara dengan anak dan isteri. Mereka menganggap keseimbangan dengan mengukur bahwa kehidupan kita adalah dunia dan akherat. Jika kerja dunia sering kita tinggalkan anak dan isteri, maka kerja akherat juga demikian adanya. Sebagai contoh dalam Al Qur’an adalah Nabi Musa dan Nabi Ibrahim bahkan juga Nabi Muhammad SAW ketika beliau berhijrah. Memang hal yang demikian inisulit dijalankan oleh siapapun walaupun ilmu mereka tinggi. Sebab amalan sholeh hanyalah bisa dijalankan manakala manusia mempunyai IMAN yang kuat.

Bukankah Allah sendiri memerintahkan agar manusia beriman sebenar-benarnya supaya bisa menjalankan perintah Allah SWT. Bukankah tanpa iman manusia tiada bisa beramal sholeh? Itulah yang dilatihkan oleh Allah pada para Nabi danpara Nabi kepada sahabat pengikut-pengikut beliau-beliau dan ‘ulama-‘ulama yang menjadi pewaris para Nabi kepada murid-muridnya. Sudahkah kita pernah membaca bahwa:sahabat-sahabat juga diperintahkan untuk selalu memperbaiki iman mereka dengan memperbanyak mengucapkan kalimat LAILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH?

Demikian rumitnya perkara iman ini sehingga ada Nabi yang dibunuh oleh ummatnya, diusir dan dilempari dengan batu-batu. Bahkan ada juga yang dibakar dan digergaji oleh ummatnya. Diludahi dan difitnah sebagai tukang sihir dan pemecah belah ummat. Difitnah kemudian dipenjarakan. Dibuang di tengah padang pasir yang panas tanpa makanan dan minuman. Dan masih banyak lagi penderitaan yang harus dijalani oleh para Nabi dan RasulNya yang mulia. Ridwan dan temannya berpendapat untuk perkara agama dan iman, manusia hari ini kurang pengorbanan sehingga malas berkorban untuk jalankan agama dan amalan sholeh. Punya mobil tapi gak bisa dipakai ke masjid. Punya Al Qur’an namun gak pernah dibaca. Punya kendaraan namun gak bisa digunakan ke masjid. Akan tetapi bagi Ridwan dkk dunia dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan akherat harus jauh lebih sungguh-sungguh. Mengapa harus demikian? Sebab akherat itu jauh dan panjang dan masa tinggal di sana juga sangat maha panjang lamanya.

Bulan Desember setelah pertemuan besar bersama teman-temannya di masjid raya Mataram, Ridwan bermaksud ikut keluar selama 4 bulan hijrah ke masjid-masjid di luar pulau Lombok, ke Jawa misalnya. Namun dia urungkan niatnya karena dia ada kerja yang harus diselesaikan. Dia kemudian pulang dan rupanya hatinya terbagi dua antara ingin ikut keluar dengan teman-temannya atau menyelesaikan kontrak kerja itu. Ternyata akhirnya dia memilih menyelesaikan kerja dan kelak akan keluar dengan uang hasil kerja membuat taman itu. Hari berjalan menjadi pekan dan bergeser menjadi bulan dan beberapa bulan telah lewat dia kemudian entah apa sebabnya. Tidak ada yang tahu awal kejadiannya. Tiba-tiba yang diketahui oleh anak buahnya adalah Ridwan jatuh pingsan. Badannya panas dan keputusan musyawarah akhirnya dia haus dibawa ke Rumah Sehat. Setelah sampai Rumah Sehat dia amsih belum sadar pula. Terpaksa mereka memanggil keluarganya untuk hadir di Rumah Sehat. Tak lama kemudian keluarga Ridwan telah datang isteri dan anak-anaknya hadir dan mereka sedih sekali melihat ayahnya terbaring tak berdaya. Badannya panas dan matanya terpejam.

Seseorang menyarankan agar ditalkinkan sambil dibacakan surat Yassin atau apa saja yang mereka bisa kerjakan. Sebagian orang kemudian dzikir membaca kalimat-kalimat Allah dan LailahaIllallah Muhammaadarrasulullah. Astoghfirullohal ‘adzhim………………..
“ Wahai Ridwan katakanlah Lailaha Illallah,” kata seorang temannya di dekat telinganya.
Namun nampaknya belum ada tanda-tanda dia akan membaik kondisinya. Beberapa orang masih mentalkinkan dia dan berdo’a kepadaNya agar dia diberikan kemudahan. Entahlah kemudahan apa yang diinginkan temannya. Sehat atau wafat. Dia terus mentalkinkan dan berdo’a padaNya. Keringat panas menetes deras di dahinya. Matanya masih tetap terpejam dan nafasnya agak cepat …….lebih cepat daripada nafasnya yang biasa. Orang-orang mulai khawatir dan karena kekhawatiran beberapa orang maka isterinya mulai nampak berurai air mata sedih dan anak-anaknya yang masih kecil tidak tahu apa yang terjadi. Mereka hanya menatap hambar pada ayah mereka. “Pak…….ingat Allah …..pak !” Kemudian semua sibuk dengan amalan masing-masing. Do’a dan ada juga yang mulai membaca Al-Qur’an untuk mengiringi dirinya dalam perjalanan akhirnya……semua sibuk dan berusaha memancing rahmat Allah untuk pak Ridwan. Isteri anaknya menangis tersedu- sedu. Kesedihan dan keharuan menyelimuti ruangan itu. semua berharap-harap cemas akan datangnya sesuatu yang luar biasa. Mukjizat sembuh atau wafat dengan rahmat kepada pak Ridwan.

Dalam kesibukan amalan-amalan itu tiba-tiba di sela-sela nafas yang berat itu terbukalah mata pak Ridwan dan dia memandang keliling kemudian ke atas langit dan membuka mulutnya perlahan-lahan dan mulai berbicara……………sambil tangannya bergerak ke kanan kiri dengan gemetaran
“ Ya Allah kenapa lampu itu di sana ya Allah…harusnya di sana. Nanti bunga itu akan saya oindahkan ke sana ya Allah….aku akan atur lagi ya Allah……” lalu hilanglah dirinya bersama ruhnya. Semua yang mendengarkan seolah seperti baru saja dibawa ke angkasa raya alam semesta tiada tara ketinggiannya. Mereka semua merasa terbang ke atas dengan kalimat-kalimat pak Ridwan. Semua merasa senang dan bahagia dengan percikan cahaya kalimat-kalimat Surga itu. Semua seolah melihat taman yang indah dimana ada lampu-lampu yang hebat luar biasa keindahannya. Kemudian mereka seolah bisa melihat Allah SWT di atas sana dan kemudian berdialog denganNya dan melihat Allah tersenyum dan mamandang mereka semuanya. Mereka mendapatkan pengalaman menakjubkan yang mungkin tidak lagi bisa diperolehnya hingga sampai kapan masa di depan suatu haripun. Mereka bahagia. Mereka senang. Mereka merasa bangga. Mereka merasa ada ketenangan mengguyurinya. Mereka merasa ada jalan terang dan panjang di depannya. Mereka ingin mengikuti pak Ridwan rasanya…….ikut hilang bersamanya……….
ke Surga terminal akhir manusia yang berburu bahagia selamat sentosa sebenarnya……..!

Mari kita perhatikan kehidupan pak Ridwan. Kerja dunia dengan jujur dan keras dan sholat tepat waktu di masjid diusahakan olehnya dan belajar agama dan menyisihkan waktu dan hartanya untuk agama dan silaturahmi juga amalan agama lainnya sekaligus menyampaikan agama kepada keluarganya dengan istikomah.

Berikut ini janji Allah SWT kepada Nabi Adam dan isterinya dan kepada kita semuanya:

Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari Surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni Surga; mereka kekal di dalamnya. ( Surat: Al baqarah 82)

Patutkah kita meragukan kalimat suci dari pak Ridwan di akhir hayatnya sebagai rahmat dari Allah SWT yang merupakan tanda dan pelajaran bagi mereka yang masih hidup? Agar mereka yang masih hidup bisa menyebarluaskan berita gembira itu dengan demikian mereka bisa meniru dan menapaki jalan yang telah ditempuh oleh pak Ridwan. Sebab hari ini jika kita sampaikan bahwa jalan Nabi Muhammad SAW adalah jalan lurus yang harus diikuti maka mereka akan mengatakan itukan dulu!!! Zaman sekarang berubah! Zaman canggih dan moderen! Zaman Challenger!!! Zaman Bill Gates dan Microsoftnya!!! Zaman Sorros dan uangnya!! Zaman George Bush dan kekejaman fitnahnya!!! Zaman negeri-negeri pengecut Amerika, Inggris Perancis, Jerman dan Australia!!!! Zaman terrorist yang dibuat oleh Amerika dan sekutunya!!! Zaman pemutar balikan fakta oleh yang punya senjata dan kamera dunia!!!!
Sekarang bagaimana dalih mereka jika Allah SWT hadirkan orang seperti pak Ridwan, Abdullah Gerrit Goffar, Pak Now, pak Jamal, Bambang…dsb.. sebagai bukti keberadaanNya. Apakah mereka masih akan ingkar lagi? Jika demikian keadaan manusia maka semua bukan salah Allah jika suatu hari DIA akan menghukum mereka dengan azabNya, NerakaNya. Sebab tanda-tandaNya sudah sampai ke bumi alam raya semesta. Agama memang sesuatu yang sulit dipahami kecuali dengan HATI, ISLAM DAN IMAN.

Mereka selalu membandingkan agama dengan akal. Padahal akal itu sempit sekali kemampuannya. Dia hanya bisa mengetahui perkara yang nyata dan dekat, sementara jarak yang jauh mereka sudah tidak mampu lagi. Jika dia terletak jauh dari matanya, maka akal sudah sering kali tidak mampu bekerja dengan baik dan menghasilkan keuntungan bagi pemilik akal itu sendiri.

Dia diciptakan hanya untuk mengukur dan menimbang dan memutuskan sesuatu itu baik dan tidak, benar dan salah, bahaya atau tidak, jauh dan dekat, cepat dan lambat, tinggi rendah, bisa dan tidak bisa, maju dan mundur, bersih atau kotor.

Sebab ketika seorang manusia ditanyakan sesuatu yang katanya masuk akal, kemudian diminta contoh satu saja yang dikatakan masuk akal, maka dia juga tidak bisa menunjukkan walaupun hanya satu hal saja.

Katanya agama tidak masuk akal. Apakah makanan manusia masuk akal? Apakah bumi masuk akal? Apakah tanaman masuk akal? Apakah HP masuk akal? Apakah mobil masuk akal? Apakah ayam masuk akal? Apakah gajah masuk akal? Manusia dan badannya juga masuk akal? Apakah matanya masuk akal? Apakah telinga manusia itu masuk akal? Dan pendek kata apakah dunia seisinya ini masuk akal? Apakah sungai masuk akal? Apakah lautan masuk akal? Apakah hujan masuk akal? Apakah awan masuk akal manusia? Aakah gunung –gunung masuk akal? Apakah guntur masuk akal? Apakah langit tanpa tiang masuk akal? Apakah matahari yang tidak habis cahayanya masuk akal? Apakah bulan yang indah masuk akal? Apakah bintang dan milliaran galaksi masuk akal kita?

Jawaban dari semua hal di sini adalah bahwa kata masuk akal yang dipakai oleh mereka harus diubah dengan WAJAR dan TIDAK WAJAR atau LAZIM dan TIDAK LAZIM. Sebab misalnya kita bicara biji yang dilempar ke dalam tanah kemudian tumbuh menjadi daun dan batang lalau kemudian menjadi sebuah pohon nangka. Apakah mungkin benda mati bisa hidup? Masukakalkah? Telur keluar ayam, mungkinkah ini terjadi? Masuk akalkah benda mati mengeluarkan yang hidup? Sebaliknya ayam keluar telur, apakah masuk akal? Darimanakah telurnya? Ayam menetas dari telur dari manakah ayamnya? Jika mereka menjawab dari kuning telurnya dan bibit ayamnya? Sekarang mungkinkah manusia bisa membuat bibit ayam sendiri tanpa telur? Mungkinkah manusia membuat manusia tanpa manusia? Mungkinkah manusia membuat tanaman tanpa biji atau tanaman? Siapakah yang mendatangkan ayam dan telur dan tanaman dan bianatang dan air hujan? Itulah yang tiudak bisa masuk akal namun masuk hati dan iman? Rambut tumbuh, kuku dan tulang memanjang dan membesar namun kenapa bulu mata dan alis dan gigi tidak memanjang? Padahal semua bahan sama dari tulang dan rambut. Inilah semuanya mengikuti aturan dari Yang Punya dan Yang Membuat dunia semesta raya ini. ALLAH SWT TUHAN YANG MAHA ESA TIADA SEKUTU BAGINYA. Semuanya tunduk dan patuh baik suka rela maupun terpaksa. Allah SWT Maha Pencipta Maha Penguasa Maha Pemberi Rejeki Maha Pengontrol dan Maha Segalanya atas segala sesuatunya…….*
at 11:18 PM
9. WANGI DARAH TEMANKU…
( Teman Seorang Mantan Bintang Film).

Bisakah manusia memenuhi keinginannya semua ? Bisakah manusia menahan apa yang seharusnya diambil olehNya? Tidakkah manusia ini dalam keadaan lemah? Tidakkah segera datang keyakinan kepada mereka bahwa manusia tidaklah mempunyai daya upaya dan kekuatan kecuali dari Allah? Tidakkah mereka segera sampai kepada keyakinan bahwa mereka akan segera menemui sesuatu yang kebanyakan manusia takuti? Yakni kematian. Tidakkah manusia segera meyakini bahwa tidak ada kenikmatan yang bisa mereka ingkari dalam kehidupan mereka? Tidakkah mereka segera datang pada keadaan yang mana mereka akan tidak mempunyai kekuatan dan kata untuk membela diri mereka di hadapan Tuhannya? Belumkah datang waktu dimana mereka tidak lagi bisa saling tolong menolong dan menggunakan hartanya untuk menebus dirinya agar tidak dijemput maut? Bukankah kematian akan hadir setiap saat walaupun kita mnghindarinya? Kenapa kita tidak pikirkan bahwa semua yang ada ini akan musnah pada suatu masa? Bahwa kiamat akan segera hadir dan mungkin kita tidak siap atasnya?

Inilah sederetan pertanyaan Allah SWT yang membuat dua orang laki-laki ini selalu mengusahakan hidup mereka dalam amalan sholeh mengikuti bagaimana para Nabi dan para sahabat. Mereka mengusahakan kehidupan yang mana mungkin tidak banyak manusia hari ini berpikiran tentangnya? Mereka menyadari betul akan sederetan pertanyaan Allah dalam kitabNya. Dan mereka juga menyadari bahwa sederetan pula pertanyaan akan dirinya dan untuk keluarganya yang mereka harus menjawabnya dengan SUDAH atau belum!

Sudahkah aku yakin nanti bila mati Husnul Khotimah?
Sudahkah aku bisa membaca Al Quran ?
Sudahkah aku menepati janjiku kepada Nya dan kepada orang lain?
Sudahkah aku menggunakan waktu dan hartaku untuk agama?
Sudahkah aku memikirkan akherat lebih besar daripada pemikiranku untuk dunia ini?
Sudahkah aku sholat tepat waktu?
Sudahkah aku yakin bahwa setelah mati nanti aku adalah ahli Surga?
Sudahkah aku menuntut ilmu tentang kubur?
Sudahkah aku tahu tentang apa yang ada di kubur?
Sudahkah aku tahu tentang hari kiamat ?
Sudahkah aku tahu tentang pengadilan akbar itu?
Sudahkah aku kira-kira bisa selamat di hari pengadilan yang maha adil itu?
Sudahkah aku bisa selamat dari padang mahsyar yang dahsyat itu?
Sudahkah aku bisa menyelamatkan diri dari titian shirot di atas NerakaNya?
Sudahkah aku bisa menjadi manusia setelah berada di hadapan Allah?
Sudahkah aku mengetahui apakah persyaratan selamat dari semua kesulitan di hari mahsyar itu?
Sudahkah aku kelak bisa masuk Surga langsung tanpa melewati siksa di NerakaNya Allah?
Sudahkah anak isteriku selamat dari kesulitan El Maut manakala datang?
Sudahkah anak isteri dalam ta’at padaNya?
Sudahkah anak isteriku tahu jalan ke Surga?
Sudahkah anak isteriku selamat dari jalan menuju Neraka?
Sudahkah mereka mengetahui yang besar dan kecil?
Sudahkah mereka tahu yang benar dan salah?
Sudahkah mereka tahu persiapan hari-hari untuk kematian mereka?

Pertanyaan yang panjang bahkan bisa lebih panjang lagi itu yang membuat mereka takut untuk tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang panjang itu dengan jawaban YA atau SUDAH. Dua orang ini terus dan terus berusaha untuk mendidik anak isterinya agar bisa mengetahui apapun yang mereka butuhkan untuk kematian mereka. Dua orang ini juga mengusahakan untuk diri mereka sendiri agar siap ketika kematian mendatangi mereka seperti bagaimana angin puyuh menerpa mereka tiba-tiba. Dan kemudian membawa mereka pergia ke negeri yang entah berapa manusia yang tidak selamat di dalamnya. Alam barzah. Alam akherat. Alam dahsyat. Alam berkumpulnya manusia buruk dan baik dalam satu tempat yang maha besar. Alam yang kebanyakan manusia dalam keadaan menyesal dalam kesengsaraan yang bermilyar tahun. Alam yang mana setiap manusia pasti akan temukan. Alam yang mana setiap manusia harus masuk ke dalamnya. Alam yang ditakuti kebanyakan manusia namun mereka akan masuk juga di dalamnya. Mau tidak mau dengan terpaksa atau suka rela. Sudah siap atau belum. Sudah tahu liku-likunya atau belum.

Mereka membagi masa dalam sehari untuk kerja dunia dan untuk usaha besar ini. Mereka berusaha menjalankan kehidupannya dengan mempraktekkan apa yang telah dinasehatkan nabi Muhammad kepada manusia semuanya. Sebab jika tidak maka mereka akan mengalami kerugian dan penderitaan yang tidak tahu ujungnya. Milyaran tahun dalam derita dan sengsara. Pagi hari mereka bekerja dunia mereka setelah mereka sholat duha dan kemudian mereka berusaha menjalankan usaha dagang sederhana mereka dengan sebaik mungkin. Tidak menganiaya orang lain dan tidak akan banyak bersumpah palsu. Mereka juga selalu berusaha memberikan sebagian keuntungan untuk orang yang kira-kira miskin di mata mereka.

Yang satunya telah meninggalkan kerja yang hari ini manusia berduyun-duyun ingin memilikinya. Menjadi bintang film. Dia telah tinggalkan kerja yang banyak mengundang dan membuat dosa dan kebanyakan mereka tidak menyadarinya. Mereka mengajarkan banyak keburukan dan mereka mengajarkan kebohongan yang nyata meskipun banyak manusia senang menontonnya. Memujanya. Menggila-gilainya. Mereka banyak menjerumuskan orang lain meskipun banyak wartawan dan fansnya mengaguminya. Mereka mengajarkan melawan orang tua, menipu orang tua, menghina orang tua, tidak sopan santun dengan orang tua, mengajarkan hidup dugem dan dugel (dunia gelap), mereka mengajarkan duros dan duzir (dunia pemboros dan dunia mubazir), mengajarkan bunuh diri untuk keluar dari suatu masalah, mereka mengajarkan kebohongan yang bertubi-tubi, menggunakan rumah orang lain untuk shooting namun mereka katakan rumah mereka sendiri, mereka sebenarnya tidak sedih namun mereka bersedih hati, mereka tidak sakit namun mereka menampakkan diri sakit dan mereka tidak miskin namun mereka menyatakan diri mereka miskin, mereka bukan dokter namun mereka menampakkan diri sebagai dokter, mereka mengajarkan yang Allah SWT benci dan sering menahan manusia dari berbuat yang Allah senang mereka kerjakan. Sehingga kerja yang mempunyai tanggung jawab besar di akherat sana itulah menjadikan dia meninggalkan dunia yang kata wartawan dunia gemerlap dan dunia selebrities. Dunia kalangan atas dan kalangan papan atas. Padahal mereka guru kebohongan dan guru keburukan dan keputus asaan, guru perzinahan. Sama saja wartawan dan bintang film. Kedua kerja ini akan mempunyai tanggung jawab besar kelak di akherat. Dan kebanyakan mereka akan KO. Sebab banyak keburukan tersebar karena ulah wartawan dan bintang film. Nabi dulu melarang kita menjadi pembawa berita keburukan yang akan menjelekkan orang lain. Yang namanya ghibah. Hari ini Ghibah menjadi kesenangan wartawan. Komoditi mata. Penghasil uang milyaran! Siapa yang membicarakan keburukan orang lain, maka dosa orang itu diberikan kepadanya dan kebaikannya diberikan kepada yang dighibahi. Bahkan mimpi burukpun dilarang oleh Nabi diceritakan kepada orang lain. Sekedar mimpi saja. Bukan nyata, kita dilarangnya. Apalagi menyebarluaskan keburukan seperti pembunuhan, perkosaaan, pencurian, perampokan, penjambretan, penodongan dsb.

Dengan pemikiran seperti itulah maka dia kini hanya menjadi pebisnis tanaman yang kemudian dijual dalam bentuk cangkokan atau bentuk stek. Alhamdulillah dia merasakan lebih berkah dibandingkan menjadi bintang film dulu. Memang dia dipuja banyak manusia namun hatinya gersang dan kosong dengan kebahagiaan. Akhirnya dia putuskan meninggalkan kerja palsu itu.

Terbukti banyak bintang film yang bercerai, berbagai ragam gossip dan penyakit kronis menimpa mereka. Kenapa demikian karena kebahagiaan bukan dalam semua yang dimiliki oleh bintang film. Oleh karena itulah maka dia tinggalkan dunia gemerlap itu. Kini 1 hari dalam sepekan dia duduk dalam pengajian dan sore hari dipergunakan olehnya untuk silaturahmi dan kadangkala sebulan sekali mengunjungi saudara muslimnya di lain desa dan menyatukan hati dengan mereka dan mempraktekkan hadits Nabi Muhammad SAW. Barangsiapa ingin diampuni dosa dan diberikan kedudukan tinggi di rumah-rumah cahaya kelak pada hari kiamat manakala manusia dalam keadaan menderita dan kelaparan. Hendaklah dia berusaha bertemu dan berpisah dan berkasih sayang hanya karena Allah SWT. “Siapa yang bertemu dan berkasih sayang karena Allah SWT maka akan diberikan kedudukan tinggi di mimbar-mimbar cahaya kelak pada hari kiamat”, Nabi Muhammad bersabda.

Banyak orang mencela perubahan total Fauzi akan pola hidupnya. Namun dengan bijak dia menjawab aku melihat apa yang kami tidak bisa lihat.
“Maukah aku beritahukan apa yang aku lihat sehingga aku tinggalkan dulap dan dugem?” tanya dia suatu hari kepada seorang temannya yang bertanya penyebab dari perubahan total kehidupannya. Temanny sendiri saat itu masih dalam dugem dan dugel.
“ Tidak jangan sekarang. Aku tidak siap. Aku belum siaplah. Nanti sajalah.“
“ Kapan siapnya man?”
“ Nanti dah saya beritahukan kapan-kapan saya siap.”
“ Kalau nanti ajal menjemput gimana?”
“ Tolong dong doakan saya panjang umur. Kan aku teman baikmu.”
“ Baiklah. Ya Allah hamba mohon panjangkan umur teman hamba ini dan berikan dia kekuatan untuk tobat lebih dini dari yang aku harapkan. Allohumma sholli ‘ala Muhammad wa ala ali Muhammad.”
“ Thanks ya?”
“ You are welcome.”
“ Kamu takut miskin ya? Takut tidak ngetop ya? Takut tidak dipuja manusia? Takut tidak dipublikasikan sebagai selebritis ya? Takut tidak makan? “ Fauzi bertanya dengan bertubi-tubi pada temannya yang ko’i (bengong dengan keadaan). Temannya agak risih memperbaiki duduknya dan senyum memandangnya.

“Semua itu hanya palsu belaka man. Ngetop di langit lebih baik. Miskin dunia tidak papa man. Dipuja di langit lebih baik man. Dipublikasikan di langit olehNya lebih hebat man. Kita mesti butuh makan saja man. Sebagian keperluan hidup man.“
“ Ingat Marylin Monroe yang bunuh diri dalam gemerlapnya pujian dan pujaan manusia? ” temannya diam mendenganrkan Fauzi.
“Apa yang hilang darinya?
K E B A H A G I A A N dan K E T E N A N G A N J I W A.”
“ Baik Zi, makasih jangan lupa nanti lain kali kunjungi aku lagi ya? Maaf aku mau shooting nih. Mungkin kontrak terakhir kali. Biar aku jadi penjual parfum saja nanti di Blok M.”
“ Bagus itu. Keinginan mulia. Halal dan berkah. Nabi bersabda dari perdagangan itu 90% keberkahannya. Okey dah kalau gitu. Met jalan dan jangan lupa topik kita hari ini juga disampaikan pada teman kita yang lain ya?” permintaan Fauzi pada temannya yang begitu senang dengan topik hari ini.
“ Okey man.”
“ Asalamu ‘laikum,” Fauzi meninggalkan rumah mewah temannya yang begitu dekat dengannya.
“ Wa alaikumussalam.”

Mereka akhirnya berpisah dan Fauzi meninggalkan rumah Farid dengan senyum kebahagiaan yang dia tidak tahu darimana datangnya. Dia rasakan mengalir ke seluruh tubuh dan urat-urat darah dan nadinya. Dia ingin sekali bertemu Fauzi lebih banyak……..

Sore itu setelah dia menjalankan kegiatan rutin musyawarah di tempat berkumpulnya teman-temannya. Mereka pulang dan seperti biasa mereka berkendaraan sepeda motor berboncengan. Entahlah katanya sore itu hatinya rasanya kurang enak sebab temannya juga tumben sekali mengendarai kendaraannya agak cepat. Mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mencapai rumah mereka. Padahal hari baik cerah dan tidak nampak akan turun hujan. Entah mengapa dan awan darimana tiba-tiba datang dan cuaca menjadi gelap namun mereka tetap pulang di sela-sela hujan dan jalan raya yang licin. Ketika di sebuah tanjakan jalan mereka harus menyalip sebuah truk yang melaju pelan sekali. Namun tiba-tiba mereka melihat ada sebuah bus datang dari depan dengan kecepaatan yang tinggi dan mereka tidak bisa menghindari tabrakan tersebut. Akhirnya mereka terpental dan entahlah kami tidak tahu lagi yang jelas bahwa teman Fauzi telah meninggal dunia di tempat kejadian. Dia katanya, entah dimana kemudian samar-samar teman itu mendengar orang memanggil ambulans dan mobil dan angkut dan entah kata-kata apalagi yang sudah tidak aku ingat lagi.

Tidak lama kemudian dia sadar dan membuka mata ketika akan berdiri kakinya baru diketahuinya sudah patah di bagian paha. Darah segar di dekat tubuh temannya tercium bau yang wangi sekali. Dia yakin itu bau harum darah temannya sebagai tanda kematian yang baik dari rahmatNya. Dia telah meninggalkan dunia ini dengan baik.

Benarlah apa yang dijanjikan oleh Allah SWT akan hambaNya bahwa barangsiapa yang meninggal di jalan Allah maka dia akan termasuk golongan orang yang mati syahid. Husnul kKhotimah, dijamin akan masuk Surga. Teman itu kemudian merasa dibawa ke atas dipan panjang dan dibawa entahlah kemana dia sudah tidak ingat dirinya lagi. Hilanglah kesadarannya. Semuanya kembali jelas setelah dia berada di Rumah Sehat.

Dia ternyata memang di Rumah Sehat dan dirawat di sana dengan banyaknya orang yang mendatangi dia untuk sekedar ingin tahu dan berempati dalam musibahnya. Mereka bersedih hati menyaksikan keadaannya. Dulunya dia dipuja manusia, kini dia terbaring lapa lemah lunglai di Rumah Sehat. Namun tidak banyak yang tahu dan mau tahu akan isi hatinya yang hanya terisi kebahagiaan dan ketenangan jiwa tiada taranya.
“Saya bersyukur sekali mendapatkan musibah. Mudahan apa yang menjadi dosa masa lalu saya bisa diampuni semuanya oleh Allah SWT,” kata Fauzi mensyukuri nikmat.
“Amiiiin.” Teman-temannya menjawabnya.
“ Ketika saya mengalami kecelakaan hari Selasa itu saya mendapatkan pelajaran berharga dari Allah SWT. Saya mencium bau harum dari tubuh teman kita itu? Adakah teman kita di sana saat itu?”
“ Kebetulan ada. Bahkan dia sendiri dan orang-orang yang di sana juga mencium bau wangi itu.”
“ Alhamdulillah sebagai tanda dari Allah SWT agar kita tidak ragu dalam menjalankan agama kita ini.”
“ Iya. Tentunya bagi yang berpikir akan mendapatkan pelajaran. Yang tidak berpikir ya tidak akan mungkin pernah mendapatkan pelajaran berharga.”
“ Bagaimana penguburan teman kita itu?”
“ Alhamdulillah dari berbagai penjuru kota datang ikut menguburkannya. Mungkin ini juga merupakan suatu tanda dariNya agar kita senang dengan program agama yang dahulu dikerjakan oleh para nabi dan sahabat-sahabatnya itu ya?” dia serius menjelaskan prosesi penguburan Muhammad Badri. “Bahkan teman-teman kita yang tinggal jauh dari rumahnya malah berdatangan ikut dalam sholat dan penguburannya. Hiburan bagi yang hidup dan awal tanda kebaikan bagi kita semuanya. Amiiiiin.”

“ Meninggal yang Husnul Khotimah ada beberapa macam: tenggelam, keruntuhan bahan bangunan atau bencana alam, melahirkan, perang membela agama, meninggal di jalan Allah dalam mencari nafkah yang halal atau untuk mencari ilmu agama, dan juga meninggal karena sakit perut atau kolera. “

Temannya itu kemudian bercerita panjang tentang kematian “Akan tetapi kebanyakan manusia matinya tanpa iman dan dalam keadaan yang tidak baik. Lihat saja di TV-TV ditunjukkan orang yang mati su’ul kKhotimah. Memang benar yang Husnul Khotimahitu sangat langka sekali. Untuk itulah perlu kita mengadakan perjalanan dan mengadakan pendekatan kepada orang yang akan meninggal dunia dan mentalkinkannya hingga dia menghembuskan nafas terakhir. Sehingga kita mendapatkan pelajaran dari kematian orang lain. Sebab kematian itu adalah pelajaran bagi yang hidup.

Jika orang yang meninggal itu Husnul Khotimah, maka kita harus bisa mengikuti jejaknya sewaktu dia masih hidup di dunia. Sebaliknya manakala dia meninggal dunia dengan su’ul Khotimah, maka kita harus bisa tidak mengikuti pola hidupnya sewaktu dia hidup di dunia.” Fauzi bercerita penjang lebar tentang pengalamannya selama mengadakan perjalan kehidupan kemana-mana dalam urusan bisnis maupun untuk praktekkan ilmu agama.
“ Kita masih bingung dengan kerja orang yang ada di Bank atau Hotel atau tempat hiburan itu halal atau haram? Kemudian orang yang menjual minuman keras untuk orang Non Muslim, turis misalnya. Pelawak yang meniru perempuan dan bertingkah laku seperti perempuan. Sebab menurut Nabi orang seperti itu dilaknat Allah SWT.

Menjadi penyanyi seperti Inul Daratista , Anissa Bahar, Uut Permatasari itu halal atau haram ? Untuk mengetahui perkara ini maka kita perlu berdo’a untuk diberikan kesempatan mengetahuinya. Mungkin Allah SWT beri kita petunjuk melalui mimpi atau kemudian suatu hari akan dinampakkan seorang penyanyi yang akan meninggal dunia dan manakala mereka bisa menugucapkan kalimat Lailaha Illallah, bisalah kita menyimpulkan bahwa kerjanya di dunia dulu diterima halal oleh Allah SWT. Kita lihat banyak penyanyi dan pelawak telah wafat dan bahkan ada juga yang sakit berbulan-bulan hingga menghabiskan hartanya yang dikumpulkan selama berpuluh-puluh tahun ludes dalam sekejap karena obat dan dokter yang merawatnya. Ini semua menjadi pelajaran bagi manusia yang masih hidup dan mau berpikir. Jika kita rajin amal sholeh dan sedekah dan berzakat dan silaturahmi maka akan diberikan kebaikan dan kesehatan dan keberkahan rejeki dan keampunan dosa olehNya. Dan harta kita tidak hilang sia-sia.”
Teman-temannya mengangguk menyetujuinya. Harus pulakita ketahui bahwa mimpi orang beriman itu sama dengan seperempat puluh enam wahyu. Jadi jangan remehkan mimpi agar kita bisa memeproleh pelajaran yang sangat berharga dari setiap kematian.

Fauzi kemudian menambahkan cerita tentang kegiatan temannya yang meninggal dunia itu sewaktu hidup yaitu “ Dia berjualan minyak wangi dan kurma dan baju muslim. Yang paling penting dari semua kegiatannya adalah dia berusaha menjaga sholat jamaah di masjid kemudian mengajak orang lain untuk melakukan sholat jamaah di masjid pula. Dan dia sabar dengan segala cacian, makian orang. Karena tidak ada orang yang seperti dia di zaman ini. Lu lu gue gue. Banyak yang mengatakan padanya agar mengurus keluarganya dulu jangan mengurusi orang lain. Keluarga saja belum baik. Anaknya belum berjilbab, isterinya belum berjilbab dan orang tuanya juga belum sholat rajin ke masjid kata beberapa orang yang sering ditemuinya di beberapa rumah tetangganya. Namun … dia melanjutkan dengan sabar dan terus melakukan kegiatan itu kepada siapapun yang ditemuinya. “

“Orang tuanya setiap hari diceritakan kisah-kisah teladan melalui buku agama dan betapa pentingnya sholat. Demikian juga jilbab. Kalau banyak orang menentang kemudian tidak mau mengikuti, maka mungkin suatu hari setelah kita meninggal dunia mereka malah berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.” Memang kita harus berlomba dengan beramal sholeh.

Teman kita itu juga selalu mengingatkan penjual bibit minyak wangi, Orang Arab itu, agar menjaga sholat dan berzakat agar keberkahan terjadi dalam rumah kita. Penentangan terjadi pula di sini karena mereka mengatakan sholat itu bisa dimana saja. Di rumah dan sebagainya namun perkara sholat di masjid itu kan bagi beberapa orang saja, kalau sudah demikian maka yang lain tidak wajib.

“ Begini pak Haji. Sholat wajib 5 waktu bagi pria itu di masjid agar masjid tidak sepi penumpangnya. Kan mahal biayanya pak Haji. Kalau tidak digunakan ya tidak ada pahala yang mengalir pada pembangunnya. Apalagi jika sampai diterlantarkan. Apakah pak Haji tidak ingin mendapatkan 5 JAMINAN ALLAH untuk kita? “
“ Siapa yang tidak mau? Rugi dong.” Pak Haji itu langsung menjawab dengan cepat.
“ Lima perkara itu yakni : Berkah rejekinya. Bebas siksa kubur. Diberikan buku catatan amal dari sebelah kanan. Melewati titian shirot secepat kilat danmasuk Surga tanpa HISAB. Hebat kan pak Haji mau tidak??”
“ Aiwa ( Iya tentu dong).”
“ Nah gitu dong pak Haji. Supaya sekalian masjid kita ramai.“
“ Assalamu ‘alaikum pak Haji.”
“ Wa ’alaikumussalam.”

Akhirnya beberapa orang yang tadinya juga ikut mendukung pak Haji itu dengan diam mungkin menerima penjelasan Muhammad. Kesabaran akhirnya bisa menghasilkan perubahan menuju pada kebaikan yang luar biasa bagi orang lain. Memang hakikat dari kata-kata ajakannya itu semata-mata karena kasih sayang kepada orang lain. Bukan untuk kesombongan dirinya dan juga uintuk menjadikan masjid yang besar-besar dibangun dan bisa menampung banyak orang itu ramai orang sholat secara rutin 5 kali masuk masjid. Muhammad Badri memang gesit sekali dalam menyampaikan hadist Nabi perkara sholat di masjid bahkan dia membandingkan dengan sahabat nabi yang buta tua renta , Ibnu Maktum, harus mendatangi masjid manakala dia mendengar azan berkumandang. Hari ini tidak ada orang yang tidak bisa mendengarkan azan, sebab semua masjid menggunakan loud speaker.

Dalam keluarganya juga belum semua paham. Sebab seringkali mereka bertolong-tolongan dalam menentang Muhammad. Isterinya menuduh dia ikut aliran sesat yang keras. Ayahnya menuduh Muhammad ikut aliran Amrozi dan Imron dan anak-anak nya menuduhnya ikutan aliran pengebom Bali. Pokoknya hanya beberapa teman barunyalah yang sementara ini mau ikut dalam kegiatan sholat berjamaah. Kebanyakan mereka menganggap kegiatan ajak mengajak kepada perkara sholat dan kegiatan amalan sholeh lainnya adalah mencampuri urusan orang lain. Sehingga memang hanya sedikit sekali orang yang senang dengan Muhammad. Namun terus dikerjakannya disela-sela kegiatan dunianya. Sebab dia tahu bahwa inilah kerja para Nabi dahulu kala mengajak manusia yang sesat kepada petunjuk dan dari lalai kepada ingat. Dari kegelapan kepada cahaya dan dari kesempitan hidup kepada kelapangan kehidupan.

Memang banyak orang membicarakan perubahan dirinya yang tadinya hanya mengurus dagangannya namun kini dia mengurusi bukan hanya dagangannya saja namun orang yang membeli barang dagangannya juga diberi nasehat agar menjadi orang yang sholat dan beramal sholeh.

Yang menolak dan membuat fitnah bahwa Muhammad telah mengikuti aliran sesat dan selalu membuat hati kita tidak tenang mungkin saja kelak bisa lebih baik daripada dirinya. Sebagian orang meyakini bisa tobat sebelum kematian namun betapa banyak yang belum tobat telah diterkam oleh kematian. Yang berpikir akan membela pak Muhammad. Dialah manusia yang mana Allah sebut-sebut dalam Al Qur’an sebagai orang yang beruntung dan orang yang utama dan orang yang akan mendapatkan rahmatNya.

“Isterinya akhirnya, setelah beberapa bulan dinasehati oleh suaminya akan pentingnya sholat dan sebagainya termasuk keta’atan kepada suami merupakan jalan-jalan ke Surga bagi seorang isteri. Keridoan suami pada isteri adalah jalan baginya menuju Surga. Benarlah sabda Nabi bahwa Surga di bawah telapak kaki Ibu. Jadi tidak perlu jauh-jauh mencari Surga bagi seorang wanita. Setiap gerakan anggota badannya ketika dia bekerja di rumah tangganya merupakan amalan sholeh dan dinilai olehNya sebagai pahala.

Demikian mulia dan tingginya wanita di sisi Tuhannya. Mereka bagaikan mutiara mutu manikam yang indah dan menghiasi setiap rumah dengan amalan sholehnya. Amalan Surgawi. Demikian nasehat suaminya ketika dalam suatu waktu setelah dia menanggapi akan fitnahan tetangganya. Dengan kesabaran Muhammad akhirnya isterinya paham akan nasehat suaminya. Di meja makan itulah nasehat diberikan oleh suaminya. Bahkan ketika dia mendidik isterinya dia mengajak makan sepiring berdua agar hatinya tetap bersatu dengan suaminya.

Misalnya ketika seorang wanita menyapu lantai , maka ketika rumah itu bersih, bersih pulalah dosa-dosa wanita itu, dan ketika mencuci baju suami dan anak-anaknya, maka suci pulalah dirinya. Dan dia diberikan pahala seperti sholat sepanjang 20 sampai 40 tahun. Ketika mencium bau keringat anaknya dan menyayanginya maka dia diberikan pahala seperti sholat selama 40 tahun dan dipandang oleh Allah dengan pandangan penuh rahmat. Jika seorang isteri memandang suaminya dengan penuh sayang, maka dia dipandang oleh Allah dengan pandangan kasih sayang dan disiapkan permata-permata Surga. Yang kelak akan segera diberikan ketika kematian telah menjemput wanita itu. Ketika menstruasi juga Allah SWT akan gugurkan dosa-dosa wanita itu dan diberikan pahala selayaknya dia sholat selama 70 tahun terus menerus.

Demikianlah kehidupan pak Muhammad yang bukan hanya berdagang dengan sederhana, namun juga hidupnya dihiasi dengan mengajak manusia lain untuk berbuat kebaikan dan amalan sholeh. Sehingga kampung mereka terjadi suatu bentuk kasih sayang yang terikat dengan erat. Hanya karena Allah SWT bukan karena hubungan munafik yang palsu. Benarlah apa yang dikerjakan oleh pak Muhammad sebab ketika dia meninggal dia meninggalkan pesan pada yang masih hidup bahwa kegiatannya mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan adalah pekerjaan yang disenangi oleh Allah sehingga kita tidak bingung melihat manakah manusia yang benar. Wangi darahnya adalah suatu tanda kebaikan bagi orang yang meninggal. Bukan busuk dagingnya bahkan sewaktu masih ada di atas bui ketika akan dikuburkan.

Islam yang diturunkan oleh Allah SWT itu tidak ada keraguan dan kesamaran. Semuanya jelas dan lengkap paripurna sempurna. Sehingga janganlah kita masuk dalam golongan orang yang ragu-ragu dalam menjalankan agama kita. Bukankah sebuah ayatpun seorang manusiapun dan jin tidak mampu membuatnya? Mengapa kita menjadi orang yang bingung memilih Islam yang mana seharusnya kita berada? Apakah Allah tetapkan dalam KitabNya itu nama suatu golongan Islam yang ini dan yang itu. Bukankah Allah hanya memilih Islam sebagai agama dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada kita manusia? Bukankah Islam adalah agama yang satu dari ummat yang satu?

Mengapa kita menjadi terpecah belah karena sesuatu yang tidak perlu terjadi? Sehingga dengan demikian pecahlah keluarga dan tetangga dan bahkan lebih berbahaya adalah ummat Islam secara menyeluruh ? Bahkan di seluruh dunia? ” Jika Allah menghendaki kita memilih Islam, maka pilihlah Islam yang kafah. Secara TOTAL. Jangan setengah mau dan setengah tidak mau akan aturan Allah SWT. Sebab jika demikian, kelak akan didudukkan kita di persidangan dan ditanyakan mengapa hal itu bisa terjadi? Saat itulah maka kita akan merasa malu dan dihinakan karena kita masuk golongan orang yang KAFIR, DHOLIM dan FASIK. ( Al Maidah 44, 45, 47) kemudian kita akan disuruh berjalan di shirot, jembatan di atas Neraka dan kita pasti akan terpeleset jatuh dan masuk ke dalamnya. Entah berapa milyar tahun di dalamnya hanya DIA yang tahu.

Dan inilah dahulu yang tidak diinginkan oleh Nabi terjadi pada ummatnya. Sehingga beliau malam dan siang pikirkan ummat ini agar mereka memahami maksud hidup mereka dan beramal sholeh mengikuti beliau dan orang-orang yang mengikuti beliau, yakni para sahabatnya. Sehingga kita akan masuk Surga langsung bersama beliau. Untuk itu pula beliau sering berpesan agar kita memperbanyak membaca sholawat nabi Muhammad setiap hari khususnya hari Jum’at 100 kali atau lebih, supaya Nabi SAW kelak menjadi penolong atau pemberi syafa’at bagi kita. “

Demikianlah percakapan panjang yang diungkapkan Fauzi tentang temannya yang baru saja dilihatnya meninggal dengan happy ending. Yang mana begitu langkanya orang yang mati seperti dia, maka perlulah kita mengingat dan melebarluaskan berita ini sehingga orang lain bisa meniru perbuatannya untuk menuju jalan lurus jalan orang-orang yang diberi nikmat dan bukan jalan orang yang diazab oleh Allah SWT. Berita ini bukanlah berita bohongan, namun berita nyata dari orang yang telah dilihat teman dan kami lihat dengan mata kepala kami sendiri. Tidak cukupkah berita ini sebagai suatu yang akan meyakinkan kita akan perjalanan manusia lain untuk kita tiru darinya?
Sehingga kita tidak perlu bingung berebutan aliran atau pecahan yang ahli sunnah waljamaah. Semua orang ingin mendapat gelar itu. Namun sebenarnya kita akan bisa meraih title itu jika kita meruntut dan menjalankan keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Kita semua bisa disebut sebagai ahli sunnah waljama’ah manakala kita ahli melakukan apa saja yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW ; hidup miskin, pemaaf, menikah lebih dari 4 orang isteri, sholat 5 kali di masjid setiap harinya, mendakwahkan Islam kemana-mana sampai dilempari batu dan tahi oleh manusia, sholat duha setiap hari, sholat tahajjud hingga bengkak kaki kita, memberikan makan dengan mengunyahkan makanan itu dan diberikan kepada orang janda Yahudi tua setiap pagi, mendatangi orang yang meludahi dan membenci kita saat sakitnya, kemudian selalu sholat berjamaah, membaca Al Qur’an setiap hari, lapar sehari kenyang sehari (puasa Nabi Daud), menghabiskan harta untuk menyebarluaskan agama, menyurati pendeta dan rahib-rahib untuk menyampaikan Islam, tidak meninggalkan tempat duduk setelah sholat Subuh hingga matahari terbit mengisinya dengan berdzikir, tidur dengan alas yang kasar dengan kasur sangat sederhana, selalu memberi fakir miskin yang datang ke rumah kita.

Dan penampilan kita juga selalu mengikuti bagaimana Nabi dahulu kala berpenampilan dalam kehidupan beliau. Sulit bukan? Nah Beliau sendiri paham akan hal itu, makanya beliau berpesan jika ummat Nabi Muhammad yang bisa melihat beliau beramal sesuai dengan amalan Nabi SAW maka mereka mendapatkan pahala satu mati syahid. Namun kita ini dimuliakan oleh Allah SWT. Jika kita mengikuti amalan beliau saat ummat sedang rusak satu sunnah saja, maka kita diberikan pahala 100 orang mati syahid. Mungkinkah kita bisa jalani semua itu? Sekedar latihan mengikuti sunnah yang besar adalah mengajak manusia kepada Allah SWT bukan mengajak manusia kepada diri kita, maka mulailah dengan menyampaikan kebenaran walaupun itu hanya satu ayat saja. Dan sampaikan yang benar walapun itu pahit bagi kita. Namun kelak manis dan indah jadinya. Sekian dan wassalam semoga kita masuk dalam golongan orang-orang yang diridhoi olehNya . ***