Friday, January 21, 2011 at 11:13 PM
Jangan Pulangkan Saya.

Kisah seorang lelaki yang usia tuanya dihabiskan di dalam masjid dengan membersihkan masjid dan memasakkan makanan untuk tamu masjid yang kebetulan musafir dan kemudian i’tikaf di masjid itu. namanya Pak Suhaily. Isterinya sudah setuju dengan kegiatannya itu. Dia tinggal sama cucunya sementara suaminya mengabdikan diri di masjid, rumah Allah yang ada di bumi ini. Selain itu dia juga menjual topi dan sarung dan juga baju-baju untuk sholat dan keperluan sholat lainnya. Sampailah pada suatu hari dia ikut jama’ah yang akan bergerak ke masjid-masjid yang terdiri dari 9 orang ke daerah DOMPU. Mereka berangkat menggunakan uang sendiri-sendiri seperti biasanya. Berkorban untuk agama. Demikianlah yang diperintahkan olehNya dalam Al Qur’an agar kita rela berkorban harta dan diri kita kemudian berjihad di jalan Allah ( bersungguh-sungguh). Sebelum berangkat mereka telah menyiapkan keperluan masing-masing. Baju sarung uang sikat gigi tasbih kitab Fadhail ‘Amal dan Al Qur’an serta perangkat masak. Juga sabun dan lain sebagainya. Setelah uang dikumpulkan dan musyawarah siapakah pemimpin rombongan yang ditentukan, maka berangkatlah mereka menuju terminal bis. Sebelum berangkat, Pak Suhaily berpesan kepada penggantinya yang menunggu masjid.
“ Tolong nanti kalau-kalau ada apa-apa dengan saya, janganlah saya dikembalikan ke rumahku. Kuburkan saya dimana saja saya mati.”
“ Insya Allah…. Semoga panjang umur dan diberkahi oleh Allah,” temannya menjawab.
Coba bayangkan adakah hari ini orang yang rela korbankan diri mereka untuk amalkan perintah agama dengan uangnya sendiri dan sekaligus mengajak orang lain berbuat hal yang sama demi kebaikan bersama? Jawabannya hampir tidak ada. Merekalah orang yang sperti Pak Suhaily- lah yang ikhlas tanpa pamrih. Dan mereka hanyamengharapkan keridhoan Tuhannya. Mereka sisihkan masa dan korbankan sebagian kesenangan hidupnya dan bahkan ada yang dikorbankan kesenangan nafsunya itu, yakni nonton bola di televisi dan berkunjung ke tempat-tempat yang ramai dan indah seperti Mall-mall dan sebagainya. Mengurangkan berkumpul dengan keluarga sebagian waktu dalam sebulan maskimal hanya tiga hari. Inilah mereka yang hari ini banyak orang belum memahami makna mereka. Mereka bukan teroris dan bukan pengacau keamanan atau provokator akan tetapi mereka lebih hebat dari itu semua. Yakni mereka menjadi pengikut para Nabi yang setia dengan menjalankan hijrah dan menyampaikan walaupun satu ayat. Jika para Nabi bergerak menjalankan perintah Allah dalam perkara hijrah ini hingga tahunan maka mereka hanya mengambil 10%nya saja.

Dalam perjalanan ke DOMPU, dalam bis mereka berusaha mengajak teman duduknya untuk diskusi membicarakan maksud manusia hidup di dunia ini dan apakah yang sebenarnya harus dibawa dalam kehidupan ini untuk kebaikan manusia kelak. Mereka memberikan solusi masalah yang dihadapi oleh orang yang ditemui dengan menjelaskan bahwa masalah-masalah timbul karena manusia kurang iman dan bahkan tiadanya iman kepada Allah SWT. Dengan Iman manusia bahagia tanpa iman dia akan gelisah.
Demikianlah hingga perjalanan bis itu harus berhenti untuk sholat Duhur dan Maghrib. Mereka menyatukan Duhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya’. Jika sopirnya tidak paham maksud hidupnya, tidak jarang mereka harus bertengkar dengannya sebelum mereka berhenti. Bahkan sering pula sopir-sopir itu tidak mau kalah dan tidak mau berhenti. Pernah ada pengalaman seorang sopir yang marah-marah karena diminta oleh rombongan agar semua orang di mobil yang merasa Islam turun untuk menunaikan sholat Subuh berjamaah namun sopir itu tidak mau berhenti. Alhamdulillah penumpangnya mau sholat semua. Ini waktu subuh. Ya masa yang bagus sekali untuk kita doa. Akhirnya bis terpaksa dihentikan sopir itu dan ia pun akhirnya turut berhenti dan sholat juga. Setelah sholat Subuh semua penumpang naik dan seorang dari rombongan pak Suhaily mendekati tempat duduk sopir dan berdialog dengannya.
“ Pak Sopir. Makasih ya mau berhenti. Banyak sopir tidak mau berhenti dan bahkan mereka tidak sholat. Kasihan sopir-sopir yang tidak sholat itu. Mereka tidak tahu maksud hidup di dunia inni.”
“ Ya pak Ustaz. Saya.”
“ Jadi kami tadi agak sedikit marah tapi itu kan untuk kebaikan kita semua.”
“ Ya pak Ustaz. Saya.”
“Pak Sopir…nanti akan datang masa kita menemui Allah yang memberi rejeki, makan minum sehat, anak isteri dan rumah dan udara dan air dan semua keselamatan itu datang dari Allah. Semua makhluk ini ciptaanNya dan dipelihara dan diberikan rejeki oleh Allah. Boss pak Sopir mana bisa Bantu pak Sopir di kubur nanti. Mungkin malah dia gak bisa Bantu karena dia sendiri juga membutuhkan bantuan. “
“Saya pak Ustaz.”
“Nah kalau kita sudah jalankan perintahNya. Sholat ini kan perintahNya yang maha besar pak Sopir. Tidak boleh ditinggalkan. Kalau ditinggalkan maka kita akan diberikan kesusahan oleh Allah. Kecemasan dan kehidupan yang menyesakkan dada meskipun harta kita banyak. Bahkan kadangkala diberikan penyakit berat yang menghabiskan banyak dana untuk sembuh. Habis lagi akhirnya harta yang kita timbun kan?”
“Saya pak Ustaz.”
“Di sinilah yang harus pak Sopir kerjakan, atur waktu dan jika datang waktu sholat segera sholat. Karena kalau nanati tergesa-gesa bisa jadi kecelakaan seperti bis Surabaya Indah saat itu.”
“ Kenapa pak Ustaz?”
“ Dia gak mau berhenti untuk kami sholat Subuh padahal dia orang Islam. Akhirnya kami minta berhenti dan diberhentikan di Sila. Bukan di BIMA tujuan kami. Kami sholat dan bis sama penumpang itu melanjutkan perjalanannya.”
“ Terus pak Ustaz?”
“ Ya setelah kami sholat Subuh beli makanan untuk sarapan pagi. Kami gunakan bis lain dan masya Allah ternyata kami lihat bi situ dengan semua penumpang masih di tengah sawah di antara Sila dan Bima. Mereka mogok dan bannya pecah! Akhirnya kami ceritakan kejadian itu pada Sopir bis yang kami gunakan sebagai pelajaran. Jika Allah menghendaki bis atau apapun di dunia ini berhenti. Maka berhenti. Karena semua benda dan makhluk hidup di dunia ini tunduk kepada Allah dengan sukarela atau terpaksa.”
“ Oh saya mengerti pak Ustaz. Kadang Boss kami yang suka marah kalau kami sholat pak Ustaz.”
“ Yah diberitahu boss anda agar paham maksud hidup. Harta dunia ini gak ada yang dibawa mati kan?
Ditumpuk juga sia-sia. Dimakan semua juga gak bisa. Dipamerkan juga gak mungkin orang bisa kagum setiap hari. Jadi yang kita cari ini sebenarnya hanya sebagian keperluan hidup. Bukan untuk ditumpuk dan dikagumi kemudian dipamerkan ke manusia lainnya. Tidak berguna demikian.”
“ Saya pak Ustaz.”
“ Jadi lain kali kalau ada orang-orang seperti kami bahkan kalau perlu ditawarkan penumpangnya atau diperintahkan sholat semuanya. Maka jika sholat dijunjung tinggi dan dikerjakan dengan baik oleh manusia, hamba Allah, maka Allah SWT akan memberikan keberkahan rejeki, keberkahan kesehatan, keberkahan umur, keberkahan hidup di dunia dan di akherat mendapatkan rejeki yang berkah melimpah pak Sopir.”
“ Saya pak Ustaz.”
“ Baik pak Sopir. Lain kali kalau ketemu teman-teman atau kami di kota pakSopir ikut program kami untuk belajar agama agak mendalam biar paham kehidupan kita ini. Sehingga kita gak sesat sebelum mati datang kepada kita. Okey?” kata seorang teman pak Suhaily.
“ Saya pak Ustaz. Insya Allah.”
“ Sarapan dulu pak Sopir sama-sama kami di belakang?”
“ Mobilnya sapa yang nyetir pak Ustaz? Ha ha ha… ada saja pak Ustaz nih? Makasih pak Ustaz, tadi dah sarapan kami.”
“ Eh omong-omong sapa nama pak Sopir? Saya Muhammad Akhsan.”
“ Saya pak Ustaz. Saya disebut orang Benjo pakUstaz. “
“ Nama yang baik. Aslinya gitu?”
“ Muhammad Banuddin.”
“ Nah itu bagus. Jangan mau dipanggil dengan julukan jelek. Nama kan do’a buat kita,” kata Ustaz Akhsan meluruskan ketidak baikan yang dilihatnya.
“ Saya pak Ustaz. Baik nanti saya coba tolak sebutan itu pak Ustaz.”
Mobil melaju dengan senangnya. Pak sopir itu juga nampak gembira. Para penumpang mungkin bingung melihat teman pak Suhaily ceramahi sopir bis itu. Kasihan memang sopir-sopir ini. Entah yang ke Jawa atau ke luar Jawa. Susah kerjaannya. Tidak sholat dan bahkan tidak mengenal agama sama sekali termasuk boss-boss mereka. Mereka hanya main peras keringat orang saja tidak mau tahu bekal untuk akherat mereka. Bawa mobil sendiri namun gak bisa menguasai mobil untuk sholat di masjid yang berada di pinggir jalan raya. Wajar sajalah jika sering terjadi kecelakaan Lalu lintas darat ataupun udara dan laut. Karena manusianya melalaikan sholat. Sehingga kerusakan dan kehancuran, kecelakaan terjadi pada orang Islam. Apalagi Kereta Api. Di dalam kereta api itu lebih kurang 93% penumpang plus kru-krunya tidak sholat. Musholla gak ada. WC kotor. Dan air macet. Wah wajar pula jika dihancurkan oleh Malaekat. Kecelakaan terjadi terus. Lebih mengerikan lagi bahkan ada seorang pegawainya yang cerita seumur hidup tidak pernah sujud kepadaNya. Sibuk saja kerja di KA dan melayani manusia. Penumpang mereka. Ngejar dunia terus sampai maut menerkam mereka dengan ganas! Naudzubillahi mindzalika.

Pernah suatu hari ada seorang penumpang yang menanyakan apakah ada musholla atau tidak di restorasi KA Kelas Bisnis ini. Seorang yang berjenggot nampak agak marah dan menjawab dengan sindiran,” Itu tuh ada di luar!” sambil tangannya menunjuk keluar kereta api. Akhirnya penumpang itu marah dan menjelaskan kepada mereka jangan ngejar dunia terus. Sholat ditinggalkan dan diremehkan maka Allah akan remehkan kita orang Islam. Akhirnya setelah memberikan beberapa nasehat penumpang tadi ditinggalkan satu persatu oleh para Kru KA Bisnis itu. Akhirnya penumpang itu sholat di tempat duduk yang terasa kurang nyaman sekali. Apalagi saat itu dia membawa rombongan tamu dari Pakistan sebanyak 8 orang. Mereka sholat di gang KA. Otomatis memang mengganggu orang yang jalan. Lagi, petugas KA itu ngomel-ngomel. Semoga saja dia kelak bisa tobat sebelum dihantam gunting El Maut. Yang sangat kejam terhadap orang yang meremehkan perkara sholat.

Bis masuk terminal DOMPU dan penumpang semua turun. Setelah semua turun maka rombongan mengambil peralatan masing-masing dan alat-alat masak. Seorang muslim datang menyongsong dan menyambut mereka berjabatan tangan dan pelukan kemudian mengajak ke arah sebuah mobil dan mereka kemudian naik semuanya dan menuju ke sebuah masjid. Di sana sebelum masuk masjid mereka berkumpul melingkar dan diberi penjelasan oleh ketua rombongan agar tujuan ikhlas dan lurus.

“Alhamdulillah kita telah sampai. Sesungguhnya yang menyampaikan kita di sini bukan manusia atau sopir namun hakekatnya adalah Allah SWT. Kita datang ke Dompu ini untuk memperbaiki diri sendiri dan mengajari diri sendiri bukan mengajari orang lain. Jaga pandangan. Jangan pegang-pegang barang orang lain. Jujur dan banyak risau dengan ummat Nabi Muhammad. Kita ke sini bukan untuk melihat dan mebandingkan desa satu dengan desa lainnya. Akan tetapi semata-mata kita silaturahmi dan memperbaiki amalan kita. Semoga dengan demikian pengorbanan kita yang kecil ini Allah akan balas dengan mencurah-curahnya hidayah ke seluruh penjuru dunia. Amerika bisa Islam. Afrika seluruhnya bisa Islam. Eropa, Australia dan seluruh Asia bisa Islam. Dan orang yang sudah Islam bisa beriman dan berakhlak baik dan menjadi rahmat seluruh alam. Kemudian diusahakan menjaga amalan selama dalam program 40 hari ini. Jangan pikirkan bisnis dan keluarga dulu. Do’akan saja mereka agar Allah SWT jadikan mereka orang yang saleh dan saleha. Isteri menutup aurat dan anak-anak kita menjadi orang yang mulia dunia akherat. Semoga dengan demikian hidayah bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia. Mari kita berdo’a,“ akhirnya amirnya (ketua rombongan) memimpin do’a.

“Alhamdulillahirrobbil ‘alamin…. Allohumma sholli ’ala Muhammad…wa ’ala ‘ali Muhammad. Ya Allah ya Rohman ya Rohiim. Ya Ghoffar ya Aziz. Ya Arhamarrohimin. Ya Arhamarrohimin. Ya Arhamarrohimin. Kami hamba-hambaMu yang penuh dosa dan ingin menyucikan diri kami ya Allah. Agar kami bisa memimpin diri kami dan anak isteri kami. Kelemahan kami membuat kami tidak bisa membuat isteri dan anak-anak perempuan kami menutup aurat dan sholat dengan baik. Kami mohon berikanlah hidayah kepada kami dan anak isteri kami. Hamba-hambaMu mohon dengan kerendahan hati ya Allah….di depan Engkau dan rumah Engkau.. kami akan belajar tentang Engkau dan ilmu Engkau ya Allah… agar kami bisa tunduk dan ta’at kepada engkau. Kami seringkali menentang Engkau… tidak sholat…tidak bisa membaca kitab suci Engkau karena kami belum mengakui akan kebesaran dan kehebatan Engkau, yang berisi firman-firman Engkau……ya Allah…..Kami mohon ampunilah dosa ayah ibu kami. Adik dan kakak-kakak kami ya Allah…..kaum muslimin dan muslimat di desa ini dan di desa yang kami tinggalkan.. dan desa kaum muslimin seluruh alam ya Allah……kami mohon ampunilah dosa-dosa kami semua. Jadikanlah kami hamba-hambaMu yang bisa merendahkan diri di hadapan Engkau sehingga kami bisa sholat dengan baik. Bisa menjalankan semua perintahMu dengan ikhlas dan istiqomah terus menerus baik kami dalam keadaan lapang maupun sempit. Tutuplah aib kami ya Allah dan jangan Engkau buka aib saudara muslim kami di sini. Berikan kami kehidupan yang berkah bersama keluarga kami. Masukkanlah kami ke dalam hambaMu yang Kau berikan nikmat. Amin..”

Setelah selesai do’a mereka kemudian masuk masjid dan yang hilang wudhu’nya berwudhu dan yang masih ada wudhu lalu sholat tahiyatul masjid dan kemudian setelah kegiatan sholat Duha dsb mereka mengadakan musyawarah kegiatan hari itu dan petugas. Petugas membaca Kitab Hadits dan ceramah selesai sholat Maghrib. Siapa yang harus mendatangi pak Lurah, pak RT, pak RW, ‘ulama dan orang terkemuka di desa itu untuk menerangkan kedatangan rombongan silaturahmi itu. Termasuk siapa yang masak hari itu. semua orang diusahakan mempunyai tugas. Setelah mngumpulkan uang untuk belanja makanan hari itu maka musyawarah ditutup dengan do’a Kifarah majelis “subhannalohi wabihamdihi subahanallohi wabihamdika ashadu ala ha illa anta astaghfiruka wa atubuilaika.”

Demikianlah program berjalan lancar dan mereka membaca kitab Fadhilah Amal yang berisi tentang nilai-nilai dan gaji dariNya atas suatu amal dalam hadits dan ayat-ayatNya sampai hampir pukul 12.00 WITA. Mereka berhenti untuk persiapan sholat Duhur dan kemudian mereka makan siang setelah belajar adab-adab makan Nabi Muhammad SAW sekitar pukul 13.15 WITA. Istirahat siang berlangsung sekitar 1 jam kemudian mereka bangun lagi dan wudhu’ untuk kemudian duduk dan mendengarkan lagi kitab Fadhilah Amal dibacakan sampai hampir pukul 15.30 WITA. Mereka sholat berjama’ah Ashar dan setelah itu mereka mendengarkan Bayan Sore atau ceramah selesai sholat Ashar mengenai pentingnya korban atas agama seperti bagaimana dicontohkan oleh para Nabi dan pengikut para Nabi dan kemudian dijelaskan akan tugas kita sebagai orang Islam hidup di dunia ini bukan hanya kerjakan dunia dan bersosialisasi dengan manusia untuk urusan dunia namun juga harus bersosialisasi akan pentingnya agama bagi kehidupan manusia sehingga kita akan bisa menciptakan masyarakat yang dikehendaki oleh Allah SWT. Masyarakat yang beriman dan bertakwa dan tidak kufur nikmat dan mendustakan ayat-ayatNya sampai pukul 17.00 WITA. Selnajutnya berdzikir petang hingga pukul 17.30 dan program yang dikerjakan setelah itu adalah berkeliling ke rumah-rumah orang Islam di sekitar masjid. Rombongan dibagi menjadi dua. Empat orang keluar ke rumah-rumah, 1 orang dzikir dan do’a, 1 orang ceramah dan 2 orang lainnya mendengarkan dengan seksama. Isi ceramahnya harus berisi paling banyak tentang siapakah AllAH SWT dan siapakah para Nabi dan RAsul dan kehidupan akherat. Tidak boleh membicarakan politik, khilafiah, aib orang lain atau aib sebuah desa dan membicarakan keuangan atau dana. Mereka yang mendengarkan harus serius dan tidak boleh mengantuk atau merasa sudah ngerti isi ceramahnya. Mereka harus merasa bahwa ceramah itu adalah hal baru dan penting baginya dan keluarganya.

Kemudian 4 orang yang keluar tadi mengajak orang ke masjid dan menyambung silaturahmi dengan orang kampung itu. Diharapkan mereka bisa masuk masjid dan mendengarkan pentingnya usaha “perbaikan diri masing-masing” ini setelah sholat Maghrib berjama’ah nanti. Memang tidak banyak orang yang mau masuk masjid dan mengikuti ceramah-ceramah demikian, namun harapan mereka kelak suatu hari usaha ini akan dilanjutkan oleh anak-cucu mereka di masa depan. Siapakah orang yang mau duduk-duduk mendengarkan pengajian dan cerita tentang Allah dan para NabiNya?

Mereka bukan orang yang kebanyakan. Mereka adalah orang yang ada kerisauan akan diri dan keluarganya. Sehingga patutlah jika Allah sebutkan mereka itu sebagai hamba-hambaNya yang beriman dan bertakwa dan bertawakkal hanya kepadaNya. Mereka ini pulalah yang nanti akan diberikan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi ini. Wajah mereka bersinar seperti matahari dan bulan dan mereka duduk-duduk di mimbar mutiara dan permata dari cahaya. Yang indah luar biasa karena sewaktu hidup di dunia mereka biasa bertemu dan berpisah karena Allah. Datang berkumpul ke suatu masjid dari berbagai ragam ras dan suku bangsa untuk satu tujuan mengingat Allah dan kebesarannya dalam IMAN kepadaNYA dengan sesungguh-sungguhnya.

Setelah sholat Maghrib diadakan ceramah pengajian Maghrib Isya’ yang menjelaskan hebatnya Allah dengan segala ciptaanNya dan luar biasanya pengorbanan para Nabi dan Rasul yang telah diutus olehNya…kemudian kita diharapkan mengkoreksi diri kita sendiri sejauh mana berkorban untuk agama. Apakah kita banyak berkorban untuk dunia atau untuk akherat? Seimbangkah kita? Sejauh mana ilmu kita? Lebih banyak ilmu untuk dunia atau untuk akherat? Dan kemudian anak isteri kita, apakah kita didik mereka mencintai Allah atau mencintai dunia dan mereka kita tekan untuk belajar ilmu dunia atau untuk akherat. Ataukah sama keras tuntutan ilmu dunia dan akherat? Penceramah lalu menjelaskan kepada pendengar bahwa ilmu akherat dan ilmu apapun tanpa praktek adalah kosong belaka. Ibarat pohon tanpa buah. Untuk memperoleh kekuatan ilmu maka harus dipraktekkan dengan baik. Nah di sinilah pentingnya meluangkan masa untuk menuntut ilmu dan sekaligus mempraktekkan ilmu itu. Penceramah bertanya betapa seringnya ummat Islam mendengarkan pentingnya sholat berjamaah dan ancaman bagi yang tidak sholat berjamaah. Akan tetapi berapa orang Islam yang bisa menjalankan sholat berjamaah? Adalah sedikit sekali dan kebanyakan mereka lalai dan tidak kuat hadir ke masjid walaupun rumah mereka ada di bibir-bibir masjid. Dalam ceramah itu dijelaskan bagaimana para Nabi itu berkorban untuk menjalankan perintahNya dengan aneka derita dan siksa sehingga mereka memperoleh cinta sejati dari Allah SWT. Mereka mengajak manusia lain untuk mencintai Allah SWT sebagaimana kehendakNya pada manusia yang telah diciptakan sebagai hamba yang memang harus cinta padaNya saja. Lalu penceramah mengajak pendengar untuk meluangkan waktu menuntut ilmu akherat dan langsung praktek agar kita bisa tanggung jawab kelak di hadapan Allah SWT hanya sekitar 3 hari saja. Yang Pegawai bisa cuti dulu dan yang dagang bisa istirahat dulu atas perkara yang maha penting dan maha besar ini. Pelajar boleh ikut walau 1 hari saja.

Pak Suhaily dalam kerumunan orang yang duduk mendengarkan ceramah itu kelihatan diam merenungkan apa-apa yang disampaikan oleh pemimpin rombongan itu. Dan meneteslah air matanya karena seringkali dia bercerita pada teman-temannya akan masa lalu yang dia tidak tahu sama sekali bagaimana harus menjalani. Dia besarkan keperluan dunia dari pada keperluan negeri akherat. Dia buru dunia hingga lupa pada akherat. Seolah akherat tidak ada. Seolah dia tidak akan mati. Seolah dia akan hidup terus selama milyaran tahun di dunia ini. Bahkan dia lupa anak isterinya. Dia hanya buru dunia ini. Syukur alhamdulillah bisa bertemu dengan rombongan seperti ini sehingga dia bisa memperbaiki sebelum kematian tiba. Dia sering bercerita kepada teman-temannya bahwa sekarang ini sekiranya malaekat Izrael yang kerjanya mencabut nyawa itu datang, maka dia sudah siap. Sebab dia sudah sampaikan dan ajarkan pula pada anak isterinya akan siapa Allah SWT dan alam semesta dan manusia ini. Mereka kini sudah rajin sholat dan juga mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk bekal kematian mereka. Mereka saling ingatkan dalam rumah tangga akan perkara sholat dan dzikir dan sedekah dan korbankan diri dan harta untuk agama Allah SWT.

Tiba-tiba dia merasa pusing dan tergulinglah ke samping kanan. Maka keadaan agak terganggu sedikit dan beberapa orang mengangkatnya masuk ke kamar masjid marbot dan menyuruhnya istirahat. Seorang emenamninya ketika dia sudah agak baikan.
“ Gimana Pak?”
“ Alhamdulillah agak baik. Entahlah saya tiba-tiba pusing dan tidak tahan pusingnya.”
“ Banyak dzikir pak. Istighfar ya? Jangan banyak pikir macam-macam pak?”
Dia menganggukkan kepala saja. Sambil mulutnya komat kamit membaca amalan dzikir padaNya. Temannya memegang kepalanya dan terasa agak panas. Lalu diberi kompres sedikit. Pak Suhaily terus berdzikir dengan yakinnya. Nafasnya berjalan agak cepat.
“ Saya carikan obat pak?”
Dia menggelengkan kepala.
“Biar nanti saya wudhu dengan air yang sejuk agar kepala saya dingin dan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Bukankah Nabi dahulu juga pernah panas?”
“ Iya Pak.”
“ Biarlah sementara saya begini…. Anda ikut saja dengarkan ceramah itu.”
“ Tidak usah pak gampang. Biar pak SUhaily ada temannya di sini.”

Menjelang Isya’ ceramah dihentikan setelah mencatat pendengar yang ingin meluangkan waktu untuk praktekkan ilmu agar nanti setelah ikut program 3 hari bisa kuat Sholat jama’ah dan dzikir dan bisa menyeimbangkan waktu untuk dunia dan akherat. Sehingga kapan saja dipanggil YMK , Allah SWT, sudah siap dan bertanggung jawab penuh atas waktu yang 24 jam diberikan olehNya. Ada beberapa orang mau ikut program. Alhamdulillah. Jika satu orang mengikuti kebaikan yang ditunjukkan oleh seseorang, maka dia memperoleh pahala sebanyak orang itu tanpa mengurangi pahala yang melakukan kebaikan itu.

Seteleh sholat Isya’ pak Suhaily sudah tidak kuat lagi berdiri atau duduk. Dia kemudian minta izinpada Amirnya untuk rebah-rebahan di kamar. Setelah diizinkan barulah dia berangkat ke kamar tidur di masjid itu. Orang tua itu kelihatan berdzikir menyebut-sebut nama Allah memuji dan bersyukur dan bertakbir dan bertahlil dan mengakui kekuatan hanyalah milikNya, memohon ampunan padaNya dan juga terdengar dia mengirimkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Airmatanya meleleh membasahi pipinya. Kemudian masuklah amir rombongan menjenguk keadaannya. Dia sungguh lemah sekali meskipunmulutnya tiada henti mendzikirkan kalimat-kalimat agung milikNya. Amirnya terharu melihat orang tua ini. Dia merasa kurang enak membangunkannya. Akhirnya dimintalah salah seorang membangunkan pak Suhaily untuk diajak makan malam. Karena dia menoleh lemah sekali maka diputuskan membawakan makanan untuk dia. Makanan tersedia di dekatnya dan siap disuapkan ke dalam mulutnya namun kemudian dia memanggil amirnya, “ Mir….! Ke sini Mir…” katanya lemah sekali. “Tolong panggil…. teman-teman….. sini….. Mir.”
Setelah teman-temannya berkumpul dia mulai memandang mereka dengan pandangan sedih dan bangga dengan mereka,” Teman-teman….mungkin saya tidak lama lagi segera meninggalkan ….kalian. Jangan hentikan …..kerja besar …ini. Aku bisa tahu …agama kita ……karena usaha ini. Lanjutkan perjuangan dan salam …saya …..untuk …orang-orang tua kita. Jangan bawa saya pulang. Assalamu ‘alaikum warrohamatullohi wabarro………” Dia kemudian tersenyum dan hilang untuk selamanya. Meninggalkan pesan sangat penting.

Segera diadakanlah musyawarah mengurusi jenazah dan orang kampung setelah mendengar berita itu menjadi gempar luar biasa. Karena selama ini manusia meninggal hanya di Rumah Sehat atau di rumah sendiri atau di jalan raya karena kecelakaan, namun orang ini meninggal di rumah Allah SWT. Mereka selama ini agak miring memandang rombongan orang-orang ini. Mereka menganggap mereka orang yang tidak punya kerja dan orang yang pengangguran sehingga bisa keliling-keliling. Mereka orang yang tidak seimbang dalam mengurusi kehidupan ini. Mereka kebanyakan akherat. Nabi melarang perkara itu. Tapi setelah melihat fakta kematian orang itu di masjid mereka yang sering mereka tinggalkan. Padahal mereka dulu ikut membangunnya. Mereka mulai membuka mata kepala dan mata hati mereka. Mereka mulai menyadari kelalaian mereka akan hidup yang berbahaya ini. Merekalah yang banyak meremehkan akherat dan mengagungkan dunia yang tiada arti ini di sisi Allah SWT. Sebab dunia ini permainan yang mendatangkan siksa atau pahala. Neraka atau Surga. Bahagia atau susah selamanya. Menang atau kalah selama-lamanya. Menderita dalam api atau bahagia dalam kenikmatan makan minum dan isteri-isteri yang selalu cantik dan suci tiada cacat cela tanpa butuh lavatoire. Keputusan musyawarah esok hari dia akan dimakamkan meskipun malam ini juga dia dimandikan. Pak Suhaily telah tiada namun kenangan indah dan pesan agungnya menjadikan dia seakan masih ada di sekitar teman-temannya.

Namanya dibicarakan dalam keharuman. Ketika dia pernah diusir orang karena mengajak orang itu sholat. Orang yang marah itu mengatakan,” Sholat-sholat terus diajaknya saya. Kapan kerjanya? Gak makan kalau sholat-sholat terus saya ini?” inilah sebagian tantangan dan celaan dan hinaan orang lain terhadap usaha amar ma’ruf nahi mungkar yang dikerjakan pak Suhaily dan teman-temannya. Mereka sambung menyambung menceritakan kebaikan pak Suhaily ketika dia bersama-sama mereka dalam program yang sama di suatu desa di propinsi lain di Indonesia ini. Mereka senang dan bahagia. Cerita itu nampaknya tidak bosan mereka ceritakan. Memang demikianlah jika orang yang meninggalnya baik, maka orang akan senang menceritakan dan mendengarkan seolah mereka membicarakan sesuatu yang nikmat dan harum wangi.

Esok paginya betapa indahnya pemakaman atas diri pak Suhaily yang berasal dari Lombok namun meninggal di Dompu dan dia telah berpesan agar dimakamkan dimana dia meninggal. Menariknya peristiwa itu entah dari mana saja orang berdatangan ikut memakamkan pak Suhaily. Rupanya Allah SWT akan memberikan suatu pelajaran besar kepada penduduk desa itu. Setelah mayat diturunkan ke liang lahat dan akan dikubur tersebarlah bau yang sangat harum mewangi yang tidak pernah mereka cium bau sewangi itu di dunia ini. Akhirnya Ustaz yang memberikan takziah menjelaskan bahwa orang yang mati syahid di jalan Allah selalu diberikan tanda dan dia sebenarnya tidak mati. Dia hidup di sisi Tuhannya. Inilah tanda yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita yang masih hidup agar bisa mengambil pelajaran dari sebuah kematian. Dialah contoh janji Allah SWT itu. orang-orang yang meninggal di jalan Allah akan diberikan pahala yang besar. Mari kita renungkan sejenak kematian pak Suhaily yang meninggalkan bau harum. Pantaskah dia yang hanya seorang pembersih masjid. Orang awam. Orang yang meninggalkan isterinya untuk agama. Orang yang bodoh, hanya penjual sarung dan topi dan tasbih dan kadang kerjanya membersihkan WC masjid serta juru masak bagi musafir diberikan oleh Allah hadiah pahala yang besar? Kenapa tidak pemikir atau penceramah-penceramah atau haji-haji yang telah berkali-kali ke Mekkah dan Madinah? Atau mereka yang duduk–duduk di jabatan kementerian dan parlemen, pemerintahan dan atau pengusaha-pengusaha yang banyak uangnya dan pabriknya dan hartanya? Atau pahala besar itu diberikan oleh Allah SWT kepada bintang-bintang film dan model-model atau pelawak-pelawak yang banyak pengagumnya? Tidak mungkin…Allah membedakan hamba-hambaNya. Siapapun yang beramal sholeh baik dia wanita atau laki-laki maka akan diberikan janji-janjiNya kepadaNya di dunia dan akherat akan ditambahkan lagi kenikmatan yang tidak pernah terbetik oleh telinga dan mata. Allah hanya menempatkan orang yang beriman dan bertakwalah yang mulia di sisiNya tanpa melihat raut wajah- cantik atau gagah. Kaya atau miskin. Orang kota atau orang desa. Pendidikan tinggi atau rendah. Gemuk atau kurus. Terkenal atau tidak. Dipuji manusia atau dihina. Rumah bamboo atau rumahnya batu semen. Semuanya dalam kedudukan yang sama. DIA hanya memandang iman dan amalan sholeh mereka saja. Syukur kehadirat Allah atas kematian pak Suhaily yang agung dan bisa dijadikan contoh teladan bagi manusia lain yang masih akan berjalan dimuka bumi yang sangat berbahaya ini. Dan mereka bisa mengambil pelajaran dari kematian pak Suhaily ternyata meninggalkan anak isteri sementara waktu untuk kita hijrah dalam mencari ridho Allah SWT ternyata diberikan keridhoan oleh Allah SWT. Bahkan mereka yang selalu bergembira bercengkerama kumpul tertawa-tawa bahagia dengan keluarga dan mereka meremehkan ajaran agama ISLAM dan menentang Allah SWT akan dihancur leburkan dan dicerai-beraikan kelak di akherat oleh Allah SWT. Sehingga mereka akan saling memaki dan menyalahkan karena ternyata mereka telah sesat dalam mengambil jalan kehidupan sewaktu mereka hidup di dunia ini. Marilah pandai-pandai memilih jalan menuju ke akherat agar bisa selamat dan bahagia kelak masuk SurgaNya selamanya kata Ustaz itu dalam memberikan takziah ketika menguburkan pak Suhaily saat itu. Setiap hari orang yang melewati jalanan dekat kuburnya bisa mencium bau wangi kubur pak Suhaily. Inilah tanda-tanda kebesaran Allah SWT sebagai pelajaran bagi orang yang datang kemudian agar bisa mengambil keteladanan. Dan mereka tinggal mengikuti saja.

Amin…dan….semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kematian orang-orang yang sedang kita baca ini. Kemudian kita mengambil contoh kematian orang yang ingin kita jadikan standar bagi diri kita dan keluarga kita. Sehingga kelak kitapun akan meninggal dalam keadaan Husnul kKhotimah. Bahagia bersama keluarga dalam SurgaNya Allah SWT. Di bawah ini beberapa nasehar Allah dan RasulNya :

1. Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni`mat) yang mulia.
2. Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung.
3. Barangsiapa mengikuti suatu kaum maka akan dimasukkan dalamgolongan kaum yang diikutinya.

0 comments

Post a Comment