BERDZIKIR SEBELUM MATI.

Thursday, January 20, 2011 at 11:04 PM
1. BERDZIKIR SEBELUM MATI.
(Bekas  Guru Agama Yang Murtad. Tobat Kembali)

Nama Bapak ini Pak Ishak. Dia orang yang ramah dan selalu senyum. Hanya sayangnya dia termasuk orang yang banyak membicarakan kejelekan pemerintah dari program skrining yang menyaring lagi oknum-oknum bekas PKI dahulu. Sebab sebelum dia menjadi pegawai negeri yakni  guru agama, ia memang ikuti organisasi PKI yang dilarang pemerintah, itupun dia dahulu hanya ikut-ikutan. Dia tidak tahu sama sekali program yang sebenarnya. Sebagai guru agama dijalankan dengan baik sesuai yang seharusnya akhlak seorang guru agama. Ia ramah baik dan selalu menjadi penerang kepada masyarakat  di sekitar. Jika ia melihat kerumunan orang yang minum-minum, maka didatangilah mereka dan dipesankan kepada mereka akan maksud hidup kita di dunia ini. Dan apa yang menjadi laranganNya  agar tidak dikerjakan oleh mereka.  Ada yang mau dan ada juga yang tidak mau dinasehatkan perkara seperti ini.
“ Kita hidup ini untuk mengabdi kepada Allah dan ibadah menyembah Allah SWT.”
“ Berusahalah untuk  mengikuti semua perintahNya kemudian kita berusaha tidak mengerjakan apa-apa yang dilarang olehNya supaya hidup kita bahagia. Kita harus yakin bahwa perjudian dan minuman keras serta kejahatan lain yang dilarang olehNya itu mempunyai kebaikan bagi manusia.”
“Yah pak Ustaz hidup hanya sekali kok repot-repot nanti kalau udah mati tidak bisa gini kan?” kata mereka entah mengejek atau memang tidak paham maksud kehidupan ini.

Sebab manakala orang berjudi maka akan terjadi kebangkrutan ekonomi keluarga dan masyarakat dan kemudian pertengkaran dan perkelahian akan jadi hal yang berikutnya. Dan kemudian adalah terlantarnya anak-anak dan isteri. Lalu  siapakah  yang menang ? Bandar  atau segelintir orang yang berduit saja. Bukankah judi selalu memenangkan yang berduit saja? Demikian yang sering diungkapkan kepada masyarakat di sekitarnya. Dia juga tidak segan-segan jika bulan puasa datang dan melihat ada sekelompok orang yang makan-makan di tempat umum maka dia  menegur mereka dan menasehatkan agar takut pada Allah SWT.

“Pak Ustaz. Sudahlah  jangan dihiraukan kami, pak Ustaz. Urus saja keluarga pak Ustaz. Biarkan kami enjoy. Begini. Ya tidak …?” komentar mereka kepada teman-temannya.
Tentunya pertentangan dengan mereka kadang terjadi namun ada juga yang merasa senang karena diperhatikan oleh Ustaz kampungnya. Sebagian mereka ada juga yang sudah tobat.  Sebab selama ini memang mereka membutuhkan perhatian dari manusia di sekitarnya. Celakanya kebanyakan di antara mereka hanya mencibirkan bibir dan mengejek serta menjauhi mereka. Bapak Ishakn ini begitu berhasil dalam mendekatkan manusia yang jauh dari Allah untuk didekatkan kepadaNya, sehingga ia dikenal oleh masyarakat sebagai Kiai walapun dia sendiri tidak menginginkan sebutan itu bahkan sering  dia menolak sebutan itu. Dia sering menegur orang menghormatinya dengan berdiri ketika ia datang ke pos-pos jaga mereka atau ketika mereka duduk-duduk di suatu tempat dan dia datang kepada mereka.
Dia katakan bahwa janganlah berdiri menghormatinya karena Nabi melarang hal itu. “Orang yang dihormati dengan cara berdiri, maka dia telah menyiapkan tempatnya di Neraka, “ katanya. Maka mereka tidak pernah berdiri lagi jikan dia   datang untuk memberikan nasehat kepada mereka diamanapun berada.

Hingga pada suatu hari musibah itu terjadi, SKRINING PEMERINTAH telah menghancurkan karirnya karena dia termasuk orang yang dibleklis dan harus keluar dari kepegawaian negeri. Maka marahlah dia karena sesungguhnya hatinya tidaklah pada organisasi yang telah menghancurkan banyak orang itu. Dan lebih celaka lagi dia kemudian keluar dari agama Islam atas bujuk rayu isterinya yang memang tadinya beragama Kristen. Jadilah dia orang yang murtad dari agama Allah SWT. Drastis sekali kejadian yang menimpa dia !!! Naudzubillahimindzalika……..

Hartanya satu persatu hilang untuk biaya makan. Bahkan tempat tinggal merekapun harus menumpang di tanah kami di belakang rumah kami.  Rumah bambu yang tembus angin dan debu itu semakin suram saja nampaknya. Orang lelaki itu sering sekali mencaci maki program pemerintah yang tidak adil, karena Allah saja Maha Pengampun, kenapa pemerintah yang tidak punya banyak kekuasaan bahkan atas negerinya sendiri malah menghancurkan orang yang sudah bertobat. Dia benci sekali dengan Bapak Menteri, waktu itu Nugroho Noto Susanto. Kehidupan yang menjadi buah bibir masyarakat berubah tragis sekali menjadi buah mulut. Mereka membicarakan pak Ishak. Mengapa begitu mudahnya dia keluar dari agama Allah yang benar dan suci ini? Mengapa kesusahan yang sedikit dan ujian yang tidak begitu berat ini bisa mengeluarkan dia dari petunjuk dan mengambil kesesatan? Membuang cahaya dan mengambil kegelapan? Membuang Surga dan memungut Neraka? Polemik dan kasak-kusuk terjadi atas keluarga tersebut. Lebih celaka lagi bahwa masyarakat tidak lagi mau membantu kesulitan mereka. Untung saja mertua saya yang beragama sama dengan pak Ishak saat ini memberikan tempat berteduh di tanah mertua saya. Sayapun  juga menumpang di rumah dan tanah mereka. Rumah yang saya pakai dindingnya tanah dan atap rumah itupun saat hujan bocor di sana sini. Namun karena kami hidup dalam agama dan pandangan hidup yang sederhana, maka kamipun mensiasati hidup ini agar bisa bahagia.

Di keluarga mertua saya kami saja yang beragama ISLAM. Perabotan sederhana namun ada sholat di dalamnya. Makan sederhana, namun ada dzikir didalamnya. Entahlah kerja yang dia kerjakan, nampaknya pak Ishak menjadi makelar sepeda motor atau sepeda atau apapun yang  bisa dijadikan bisnis. Kami juga kurang diberitakan akan  kerja pak Ishak setelah dipecat dari pegawai negeri. Setiap kali kami tanyakan mereka menjawab pokoknya ada saja. Entahlah apa yang menyebabkan mereka kurang terbuka dalam usaha kehidupan sehari hari. Mengetahui keadaan seperti itu, maka kamipun kurang memperhatikan mereka dan bergaul secukupnya. Nampaknya mereka juga kurang senang kepada kami terutama isteri saya yang mengikuti agama saya , yakni Islam. Dan memang kadangkala terjadi silih pendapat dengan mereka, sebab anak-atau famili mereka manakala melewati jalan di samping rumah kami untuk menuju rumah pak Ishak negebut sekali.  Sehingga terjadilah debat antara adik ipar kami dengan mereka. Begitulah kehidupan yang mereka lalui namun kami berusaha dalam posisi yang mengalah.  Kami berusaha memahami keadaan mereka yang baru tertimpa musibah itu. Setelah beberapa bulan dalam kehidupan yang susah itu, mereka minta pindah rumah ke suatu daerah yang kami tidak tahu. Dan kami juga tidak berhubungan lagi dengan mereka.  Bahkan sampai salah satu anak mereka yang ingin sekali masuk Islampun mereka larang sehingga akhirnya dia menikah dengan orang Kristen. Menantu mereka juga tadinya ada yang Islam. Namun akhirnya di Kristenkan. Nampaknya mereka betul-betul benci dengan Islam. Mereka telah coret habis nama Islam dari hati mereka mungkin. Kehidupan berlangsung lama hingga kami tidak pernah berjumpa kembali dengan mereka.

Suatu hari kami tahu bahwa mereka tinggal di tempat yang jauh dari kami. Akan tetapi rupanya Allah SWT masih harus pertemukan kami dengan mereka. Seseorang memberitahukan kami akan alamat Pak Ishak dan keluarga mereka. Kasihan hidup mereka yang susah. Mereka tinggal dekat kuburan. Tempat yang sepi dan cukup kumuh. Suatu hari pak Ishak sakit dan harus diopname di RS. Kebetulan mertua saya juga sakit yang dirumahkan tidak jauh dari kamar Pak Ishak tersebut. Maka saya datangi dia.
“ Apa kabar  Om ?  sakit apa Om? ,“ tanya saya  agak hati-hati. Duduk di sebelahnya isterinya. Dia diam saja. Tidak banyak komentar pada saya ketika saya berbicara.
Setelah tersenyum seperti dulu nampaknya, “Baik-baik saja. Sudah agak sehat,” katanya masih agak lemah badannya.   Saya lihat berkeliling nampaknya dia dalam ruang khusus bedah. Isterinya diam saja. Saya teruskan berbicara padanya mumpung ketemu di sini.
“Om lama di sini Om ya?,” tanya saya basa basi.
“Kurang lebih 20 hari. Om sudah lelah. Capek,” katanya sambil melihat saya dengan hati yang mendalam.
Sambil saya pegang tangannya kemudian   saya membungkuk dan mencium keningnya kemudian saya bisikkan sholawat Nabi Muhammad. Dia nampak senang. Berharap lebih banyak. Lalu saya mulai bercerita tentang penyakitnya.

“Om sakit itu adalah rahmat dari Allah sebagai peringatan, penebusan dosa dan azab bagi kita agar nanti tidak diazab di akherat sana, jadi kita harus sabar. Om kan lebih tahu dari saya,” kata saya merendahkan diri. Karena memang demikian keadaannya. Dia kan guru agama dulunya. Sementara saya kan hanya guru bahasa Inggris saja.
“Iya betul itu. Jadi saya sabar saja. Banyak orang yang lebih sakit dari pada saya dan lebih banyak duitnya yang keluar.”
“Betul Om. Jadi masih enakan Om. Maaf lho Om kami tidak bawa apa-apa Om. Om bisa makan apa saja biar nanti kami bawakan, “ saya jadi ingat bahwa saya tidak membawa apa-apa. Karena ketemunya juga mendadak sekali dengan ruangan Om Ishak.
“ Gak usah repot-repot. Kami sudah dibawakan anak-anak. Itu tuh ada apel, jeruk dan roti kalengan.”
“Memang hidup ini kadang susah kadang senang Om ya? Tapi Om,  saya hanya mengingatkan Om akan nasehat Nabi Muhammad SAW jika kita sedang sakit sebaiknya memperbanyak kalimat Toyyibah dan Istighfar. “
“Ya pasti itu sudah dikerjakan.”
“Maksud saya  Om, Om yang kerjakan bukan saya. Saya kan masih sehat,” kata saya meyakinkan.  Agar dia menyebut kembali kalimat Tauhid itu  sebagai pengakuan kepada Allah Tuhan YME.
“Ya itu betul sudah….. Memang orang harus begitu….. jika sakit… Apalagi kalau sakitnya keras…..,” katanya yang saya sudah tidak tahu arah pembicarannya.
“ Om ….mungkin… Om lupa…….Tapi karena kita sudah seperti  saudara…..Om kan dahulu banyak menasehati saya tentang kehidupan. Sekarang saya yang ingatkan Om….,” kata saya memberanikan diri.
“Soalnya Om sudah tua. Nanti kalau meninggal dunia gimana Om? Tapi Om sudah keluar dari jalurnya Nabi Muhammad SAW,” kata saya tidak mau tahu apa yang bakal terjadi. Isterinya saya lihat cuek saja. Saya juga makin tidak mau tahu karena ini perkara  yang sungguh besar di sisiNya. Sehingga  Dia  turunkan para Nabi dan Rasul sejumlah lebih kurang 124.000 orang.
“ Ya tidak sih. Kan saya masih mengakuinya….,” katanya tak kalah beraninya.
“Buktinya Om apa? Berani mengatakan Lailaha Illallah Muhammadarrasulullah?”
“Kenapa tidak? Lailaha Illallah………... Lho kan……………….sudah saya ucapkan ? “
“Mana Muhammadarrasulullah nya ….Om?” tanya saya mengejar dia kembali.
“Inikan, Muhammadarrasulullah………nih kan?” katanya mantap. Saya kira dia takut isterinya  ternyata saya salah menaksirnya. Memang buruk sangka itu sering banyak salahnya dari pada benarnya. Saya lihat lagi tante, isterinya, dia diam dan cuek saja.
“Om kalau mengakui harus lisan dan dalam hati lho ……….. Om agar tetap Allah SWT jaga Om sebagai orang beriman………jangan sampai dicoret  dari daftar barisan Nabi Muhammad SAW.”
“Om tetap kok……. Gak mungkin dong Om… lupa masalah itu……...”

Akhirnya setelah cukup lama berbincang dan mengingatkan kembali akan iman dan Islam, saya meninggalkan mereka. Karena kesibukan mengurus mertua saya akhirnya tidak bisa menjumpai Om Ishak lagi. Dan ternyata dia sudah pulang dan menurut perawat Rumah Sehat dia sudah sehat. Alhamdulillahi robbil ‘alamin………

Demikianlah pertemuan terakhir saya dengannya. Sebab sejak  di Rumah Sehat itu saya sibuk dengan urusan mertua saya yang akhirnya juga sembuh. Selanjutnya tidak adalagi komunikasi. Peristiwa di Rumah Sehat itu menjadi perbincangan kami dengan mertua kami. Maka kami bahas mengapa saya harus menyampaikan dakwah seperti ini. Karena Pak Ishak sudah seperti keluarga sendiri. Dan memang ini tugas yang dibebankan oleh Allah kepada ummat Islam untuk menyampaikan ayat-ayat dan hadits-hadits walaupun itu hanya satu ayat. Dan terutama disampaikan kepada sanak saudara dan handai taulan yang terdekat. Sehingga komunikasi bisa lebih enak dan hikmah.  Kesabaran juga bisa lebih tinggi jika dibandingkan menyampaikan kalimat Toyyibah ini kepada orang lain yang tidak kita kenal. Bukankah  kita ummat Nabi Muhammad yang dikeluarkan oleh Allah di tengah manusia untuk beramar ma’ruf nahi mungkar? Mengajak manusia kepada Allah SWT dengan hikmah dan keterangan yang nyata dari Al Qur’an dan hadits?

Jadi ummat Islam tidak boleh lu-lu gue-gue. Lu buat lu dapat. Perkara dia mau mengikuti kita atau tidak itu merupakan tanggung jawab sendiri kelak di akherat. Sebab tugas kita sudah dilaksanakan dan hidayah merupakan pemberian dari Allah berdasarkan kemauan manusia itu. Jika dia mau, maka akan diberi oleh Allah SWT hidayah, agama Islam yang memang untuk semua manusia ciptaanNya.

Dengan berbagai upaya pengorbanan jiwa raga dan harta dahulu kala Nabi mengajak manusia sebanyak-banyaknya masuk ke dalam agama Allah.  Sehingga Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia. Ini asebab pikir dan korban beliau dan sahabat-sahabat beliau dalam mendakwahkan agama ini kemana-mana sehingga manusia hampir dimanapun selalu mengenal Islam. Bahkan banyak yang mengambil Islam sebagai terminal akhir perjalanan pencarian Tuhannya dan menuju ke alam akherat dimana sebagian besar manusia tidak mengetahuinya. Mereka hanya menggunakan prasangka dan kira-kira yang gelap gulita dan pasti tidak sampai kepada Tuhannya. Mereka tersesat sejauh jauhnya dan senyata-nyatanya. Banyak juga manusia yang menjual akherat dengan dunia yang sedikit ini. Demikianlah kurang lebih pembicaraan kami dengan mertua dan beberapa anggota keluarga isteri saya.  Mereka lebih banyak diam mendengarkan saja.

Mereka diam sebab sudah seringkali kami diskusikan dengan mereka mengapa mereka harus mengikuti agama Nabi Muhammad SAW? Kami jelaskan bahwa beliau adalah utusan terakhir dari Allah untuk seluruh manusia yang disebut beliau sebagai ummat akhir zaman di zaman akhir. Tanda-tanda kiamat telah banyak. Dan hampir lengkap. Kejahatan yang beragam macam telah membenarkan apa yang menjadi nasehat Nabi Muhammad SAW dalam pertemuan dengan para sahabat. Yang pada akhirnya mereka mengakui bahwa mereka memang ummat Nabi Muhammad. Nabi-nabi sebelumnya adalah untuk ummat-ummat mereka  saja,  sedangkan Nabi Muhammad SAW itu untuk semua ummat manusia. Itulah sebabnya ajaran beliau lengkap dan sempurna sekali. Segala macam doa dan model ibadah untuk menyembah dan berkomunikasi dengan Allah SWT telah diatur olehNya dalam bentuk doa dan amalan fisik. Misalnya : Sholat, zakat, dzikir, do’a, haji , silaturahmi, baca Al Qur’an, puasa, perang,  memakai baju dan melepasnya serta doanya, berhubungan dengan isteri dan suami tatacara dan doanya bangun tidur, akan tidur, akan makan dan setelah makan, masuk keluar WC dsb.

Anak-anak pak Ishak suka menjelekkan Islam itulah sebabnya saya berusaha menjelaskan kepada mereka apalah agama Islam itu.
“Anda harus tahu bahwa tuntunan terakhir untuk kita adalah Lailaha Illallah dalam ISLAM. Jika anda lahir zaman Nabi Isa dan menemui beliau, maka wajib hukumnya anda harus ikut tuntunan yang dibawa oleh beliau. Tapi kan anda lahir menemui risalah Nabi Muhammad SAW? Itulah makanya beliau diutus oleh Allah untuk seluruh ummat di seluruh dunia dan sebagai rahmat seluruh alam. “
“Tapi agama itu kepercayaan masing-masing orang tidak boleh dipaksakan,” tanyanya agak ketus.  Padahal saya tidak pernah memaksakan agama kepada mereka.
“Betul…. saya kemari ini juga karena saya ingat Om Ishak saja…..bukan saya paksa,”  kata saya menenteramkan hatinya. Jadi saya tidak memamksa hanya mengabarkan berita gembira kepada anda-anda yang sudah pernah hidup  berdekatan dengan saya. Jika anda mati dalam Islam maka dijamin oleh Allah SWT masuk ke dalam Surga. Kuncinya Surga itu Lailaha Illallah bukan selain itu. dunia ini banyak yang palsu Mbak. Jangan salah.”
“Kita sudah punya keyakinan masing-masing jangan diusik kami. Lihat saja orang Islam banyak yang jahat.” Anaknya pak Ishak yang nomer 2  itu menolak dengan ketus sekali.
“ Betul mbak. Tapi kalau kita telusuri sebenarnya di daerah yang lebih luas, lagi maka  ternyata yang lebih rusak lagi itu  yang membawa agama yang Mbak anut itu?” komentar saya. Saya jadi ingat dengan Belanda penjajah Indonesia yang mengeruk dan membunuh ratusan jiwa mungkin jutaan bangsa Indonesia dulu.
“Gak percaya? Belanda!!! Dia menghancur leburkan Indonesia selama 350 tahun? Mengeruk kekayaan Indonesia dan membunuh para bayi dan wanita-wanita dan kemudian memecah belah bangsa kita lalu membawa heroin ke sini. Dan mereka kalau datang ke Indonesia sebagai turis telanjang di pantai-pantai kita. Mabuk di negeri kita.  Iya tidak?  Apalagi di negerinya, abortus dan kumpul kebo banyak terjadi dan segala macam kerusakan moral. Bahkan banyak orang yang sudah punya anak 3 atau 4 namun belum menikah. Kenapa saya tahu itu? Saya punya papa tiri dan keluarga aseli Belanda yang bercerita kepada saya  tentang kerusakan moral di sana. Lihat saja di Kuta Bali dan pantai-pantai di Indonesia ini.” tanya saya menyerang untuk menjelaskan yang benar itu harus benar.  Sebab mereka melihat hanya dalam kacamata sangat kecil.
“Ya biarkan sih mereka asalkan jangan kita yang begitu……” jawabnya masih ketus saja.
“Ya sudahlah pokoknya anda harus tahu bahwa saya sudah kemari sebagai ummat Nabi Muhammad dengan tugas menyampikan risalah beliau kepada karib kerabat terdekat dan Allah SWT sedang memandang kita saat ini,” kilah saya untuk menenangkan hatinya.  Kemudian saya harus berusaha untuk menelusup dalam hatinya yang dalam.
“Saya gak benci mbak. Saya hanya mengingatkan saja. Perkara hidayah itu urusan anda dan Allah. Anda mau, diberi olehNya kalau tidak ya tidak diberikan hidayah sampai kematian anda sekalipun.”
Saya lihat suaminya diam  tidak punya kata-kata. Mereka mungkin bingung tidak tahu harus bicara apa. Sebab emas dan besi tidak akan bisa disamakan. Apapun dan bagaimanapun. Cahaya dan kegelapan tidak akan sama. Petunjuk dan kesesatan jelas berbeda adanya. Orang sesat dan orang benar jelas ujungnya tidak sama. Orang sesat ke Neraka dan orang benar menemui Allah SWT dalam Surga. Karena tidak berjumpa dengan Om Ishak, maka saya pulang dan kirim salam saja untuk dia. Mereka diam……….

Hari berganti pekan dan berganti bulan, tiba-tiba saya mendengar bahwa Om Ishak telah meninggal dunia. Saya terlambat tidak bisa mentalkinkan dia sebelum kematiannya seperti Nabi Muhammad dulu mentalkinkan seorang pemuda Yahudi yang rajin membantu beliau mengambikkan air wudhu dan keperluan lainnya. Juga beliau mentalkinkan seorang pemuda yang tidak bsia menucapkan Lailaha Illallah detik terakhir sekaratul mautnya karena durhaka kepada ibu kandungnya. Namun syukurnya akhirnya ibunya memaafkan dia dan  dia bisa mengucapkan kalimat Toyyibah.

Akan tetapi sayang sekali dengan Om Ishak saya tidak bisa mengunjungi rumahnya ketika dia meninggal karena saya sedang berada di luar pulau. Harapan saya memang dia bisa mengucapkan kalimat Toyyibah sebelum menemui ajalnya. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa siapapun yang meninggal dengan mengucapkan kalimat Toyyibah dijamin akan masuk Surga oleh Allah SWT. Semua dosa-dosanya dihapuskan dan dia mati dalam keadaan bersih seperti bayi ketika dia dilahirkan.  Memang takdir harus demikian, saya tidak bertemu dengan dia ketika kematiannya. Allah maha tahu siapa yang harus menerima hidayah dan mau diberikan hidayah. DIA maha tahu hal itu.

Suatu hari Minggu, saya berkunjung ke rumah seorang murid saya yang sudah menikah yang sedang membangun rumah di dekat rumah pak Ishak. Saat itu ada dua tukang, dan satu di antaranya adalah bekas murid saya juga ketika dia belajar di sebuah SMP Negeri Mataram.
“ Begini sudah pak kerja saya,” katanya ada penyesalan dalam hatinya.
“ Yah tidak apa-apa. Yang penting halal. Banyak sarjana aja sekarang tidak punya duit. Nganggur!  Anda masih bisa menghasilkan uang. Dan banyak pula orang yang kerja namun gak halal. Anda kan halal. Asalkan jangan diperlambat jika kerja harian. Sehingga yang punya rumah marah-marah.”
“ Iya Pak.”  Kemudian dia bercerita tentang teman-temannya yang bernasib baik karena pendidikan tinggi dan ada uang untuk menyuap cari kerja sehingga bisa menyisihkan lawan-lawannya yang miskin.
“ Itu tidak usah dibatidakan. Sebab mereka melakukan pekerjaan yang dikutuk oleh Allah SWT. Yang menyuap yang disuap dan perantara suap menyuap semuanya masuk Neraka.” kata saya menjelaskan. Memang hari ini hal itu menjadi perkara yang suram.
“ Biar anda jadi tukang batu nanti bisa jadi boss di akherat sana kelak dan selama-lamanya tinggal jadi boss di sana, di Surga. Jika sholat anda baik tepat waktu dan apalagi berjama’ah di masjid dan dzikir Subhannallah Alhamdulillah wa Lailaha Illallah WAllohu akbar dan menyisihkan sebagian dikit rejeki untuk orang yang lebih miskin dari pada anda.” Kami kemudian asyik berbincang tentang kehidupan ini.
“Jangan minder dan merasa menyesal. Tanda seorang manusia disenangi oleh Allah jika diberikan agama dan kekuatan mengamalkan agama Islam dengan ikhlas. Bukan diberikan banyak harta!!  Ingat itu, Herman.” Kata saya menegaskan.
“Ya pak Insya Allah. Dari dulu Bapak ini senang dakwah. Saya masih ingat saja sih nasehat Bapak” komentar dia setelah saya nasehatkan panjang lebar sambil dia kerja.
“ Guru itu bukan hanya mengajar saja Herman. Tapi mengajar mendidik juga sekaligus memberikan  contoh kebaikan moral hidup yang sempurna seperti bagaimana Nabi Muhammad SAW diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Bukan untuk menghancurkan dan menyusahkan manusia itu. Paham?”
“ Ya Pak. Masih mengajar bahasa Inggris pak?”
“ Masih dong. Anda sudah menikah belum?”
“Sudah pak. Anak hampir dua.”
“ Alhamdulillah… Bagus itu. Terpuji dan diberkahi oleh Allah SWT. Karena hari gini banyak manusia tidak menikah-nikah malah berzinah terus. Nikah takut tapi berzinah berani. Bahkan di sekolah juga sering sebagai transaksi perzinahan antar siswa. Dan banyak guru tidak pernah risau. Yang dirisaukan oleh kepala sekolah, menteri dan guru  dan bahkan mungkin presiden dan orang tua juga hanyalah masalah angka dan angka nilai ujian akhir saja. Moral anak-anak  dan siswa-siswa rusak,  asusila melanggar hukum Allah, didiamkan saja. “
“ Betul pak ya?” katanya membenarkan. Akhirnya dia bercerita tentang bagaimana teman-temannya di sekolah dulu. Masih SMP sudah pacaran dan macam-macam dikerjakan di luar sekolah ketika di rumahnya.   Bahkan ada yang akhirnya hamil duluan dan terpaksa dia dinikahkan. Sekolah tidak pernah pusingkan dengan masalah itu. Apalagi di kampus-kampus. Inilah pendidikan bangsa Indonesia yang sesat itu.

Saya hanya bisa bercerita tentang kehidupan pada Herman. Dia hanya bisa diubah oleh kemauan manusia  itu dengan do’a dan kerja yang baik. Allah SWT nanti yang menentukan seberapa kemampuan diri kita. DIAlah Yang Maha menentukan segala sesuatu sesuai dengan ukurannya. Jika kita ingin kaya maka biaskan membaca, setelah sholat, Nama Allah Ya Aziz dan Ya Malik selama 7 menit lalu do’a padaNya. Kemudian   kerja yang halal saja. Maka suatu ketika Allah akan berikan kita kekayaan. Harta dan hati yang merasa kaya. Sehingga tidak fakir. Allah mengukur manusia dari sifat takwanya saja bukan hartanya. Makin bertakwa makin dekat denganNya.

“Janganlah disesalkan yang sudah lewat Herman? Mari kita perbaiki yang akan datang dengan amalan yang lebih baik lagi. Sehingga kita meskipun susah di dunia namun enak di akherat. Jadi Boss akherat. Jangan jadi Boss di dunia namun krucuk di akherat. ”
“ Ya Pak insya Allah pak…ha..ha..” katanya  yang akhirnya disambut ketawa oleh teman kerjanya yang dari tadi hanya pasang telinga saja.
“ Hus..kamu tertawa…….. Saya serius ini.”
“ Ya pak. Saya ngerti. Saya membayangkan nanti saya jadi Boss akherat itu lho pak terus boss saya di dunia nanti ini jadi jongos  akherat..ha…ha…...Termasuk Cina-cina tempat saya kerja dulu itu pak? Alhamdulillah  mudah-mudahan pak ya?”
“Amin……Ya tentu saja termasuk Bossmu yang Cina dan siapapun yang belum Islam lalu mati duluan.“ Sementara itu tukang di sebelahnya yang masih asyik nguping kemudian nyeletuk nimbrung pembicaraan kami.
“ Bagaimana Pak hukumnya kalau kita mendzikirkan orang Nasrani yang sudah meninggal dunia?” dia bertanya dengan perasaan ingin tahu yang dalam sekali.
“Gak boleh sih. Gimana itu bisa terjadi?” tanya saya ingin tahu juga padanya.
“ Begini pak…... Itu lho pak…., namanya Om Ishak…….. “
“ Oh Om Ishak di depan dekat kuburan itu? Gimana ceritanya?” saya makin penasaran.
“Dia itu lho pak sebelum meninggal dunia sewaktu sekaratul mautnya sejak pagi hingga meninggalnya sore hari berdzikir Lailaha Illallah Muhammadarrasullah terus. Sampai-sampai isterinya marah-marah sama dia. Tapi om itu namanya juga sedang sekaratul maut, terus saja mendzikirkan kalimat-kalimat  itu tanpa henti Pak…..?”
“ Terus gimana…? Anda …lihat dia begitu……?” penasaran saya jadinya.
“ Benar pak, demi Allah….., saya lihat……dia begitu pak. Tapi sayangnya jenazahnya diurus dalam upacara  agama Kristen pak. Kasihan pak ya? Gimana nantinya itu pak?”
“ Tidak apa-apa itu. Yang penting matinya dalam Islam. Apalagi lidah basah dengan dzikir seperti itu dia akan dijamin masuk Surga oleh Allah SWT. Allah berpesan agar kita mati dalam Islam. Jangan selain itu. Dan Nabi juga berpesan agar kita masuk Surga tanpa hisab, bolehlah kita mati manakala lidah kita basah dengan dzikrullah. Dzikir ingat pada Allah. Jangan sampai akan mati ingat harta dan anak isteri kita serta jebatan kita.”
“Tapi itu sulit pak ya?”
“ Bisa asal kita mau. Kerja dunia ya dikerjakan. Namun pikir dan risau ke akherat. Dan harta diri keluarga dan anak isteri suami semua harus diprogram untuk akherat. Bukan untuk pameran di dunia. Waktu sholat ya sholat jangan kerjakan dunia terus. Waktu zakat harta dari pemasukan, ya zakat jangan ditahan-tahan. Kemudian dzikir dan doa padaNya agar kita dimasukkan golongan yang diberikan nikmat yakni para ahli Surga. Kitakan mati setiap saat. Hari ini banyak orang mati tanpa iman. Mungkin 60.000 orang satu saja yang mati beriman. Makanya sulit kita orang mencari orang yang benar.”
“ Ya betul itu pak. Di TV itu orang mati syu’ul Khotimah saja yang ditayangkan pak?”
“ Benar. Dan kadang itu tidak baik juga dan tidak sesuai dengan Ayat –ayat Allah dan Hadits difilm-filmkan itu. Penulis atau produser ya yang gak tahu atau siapa, saya juga gak tahu. Kurang mengerti saya akan  hal itu?”
“ ‘Ulamanya yang tidak mau menasehati orang film itu pak ya?”
“ Benar dah. Terus ……didzikirkan oleh orang kampung ini Om Ishak itu?”
“ Oh…iya..ya ..pak sampai hampir lupa saya pak……Betul pak selama 9 hari.  Boleh itu Pak? Hukumnya gimana pak kami? “
“ Tidak  apa-apa. Itulah orang Islam. Sebab syarat masuk Islam itu kan tahap awal shahadat. Dan mati beriman itu manakala dia bisa ingat kepada Allah SWT. “
“ Tapi dia kan Nasrani pak? Dan dikuburkan dengan cara Kristen?”
“ No problem. Saya tahu dia kok. Sebelum kematiannya saya pernah ingatkan dia agar kembali ke Islam. Dan alhamdulillah dia mau ucapkan kalimat shahadatain. Itu sulit lho. Coba sekarang ajak orang non Muslim masuk Islam kalau mudah? Sulit! Nabi-nabi dulu ada yang dibunuh dengan perkara mendakwahkan agama Islam ini.” Saya menegaskan pada tukang itu.
“ Oh Om itu……….. dia dulunya………….. Islam pak……….?”
“Benar. Bahkan guru agama lho. Tapi karena sesuatu dan lain hal maka  dia murtad.”
“ Oh naudzubillahi min dzalika……………….pak ya ?”
“ Alhamdulillah ini berita besar yang harus saya sebarluaskan kepada banyak orang agar paham dengan kematian yang baik dan kematian yang tidak baik. Kematian yang bergengsi dan kematian yang kumuh.”
“Betul pak. Mudahan saya nanti mati bergengsi pak?” katanya mengharap.
“ Amin..….. Amin …… Amin ……termasuk keluarga kita dong.”
“ Amin ………….benar… pak………………amin…………………..amin………………………………….”

Sejenak saya berpikir, mungkin inilah cara Allah SWT memberikan hiburan dan kabar besar dan gembira atas kerja dakwah saya selama ini. Kenapa kok saya juga ingin mengunjungi murid saya yang sedang membangun rumah dan ternyata ada berita besar yang harus saya dengar. Memang benar Allah SWT dalam segala firmanNya kita harus menyampaikan ayat-ayatNya saja dan meniru Nabi menyampaikan walaupun satu ayat. Sebab dengan yang satu ayat itu bisa jadi manusia dapat hidayah besar dariNya.

Saya terharu mendengar kematiannya sebab ternyata dia di ujung kehidupannya mengakui lagi Islam sebagai agama Allah SWT dan Tuhan hanyalah Allah YME. Yang bahaya sekarang ini bagi ummat Islam manakala dia di masjid namun hatinya ada di selain masjid dan mengakui selain tuntunan Allah SWT.  Seperti sabda Nabi Muhammad SAW,” Berhati-hatilah kamu dengan khusyu’ yang munafik……”
“ Bagaimana maksudnya itu Nabi? Tolong beritahu kami. “Sahabat bertanya pada beliau.
“ Kelihatannya khusyu’ di masjid tapi hatinya kafir…………kepada Islam.”

Naudzubillah……Dan saya benar-benar mendapatkan pelajaran agung untuk terus maju dalam dakwah sebab dengan inilah maka saya bisa mendapatkan banyak teman dan  saudara dan bekal untuk menuju akherat. Sebab  dulu Nabi bersabda pada Ali,” Ali satu orang saja kau ajak masuk ISLAM  cukuplah bagimu untuk masuk ke dalam Surga.”

Alhamdulillahirrobbil ‘alamin. Akhirnya saya bisa simpulkan beberapa hal dan tentunya Allah saja yang maha tahu akan pribadi Om Ishak sewaktu beliau hidup terutama detik-detik akhir hayat beliau. Dari hasil pengamatan saya dan hasil laporan tukang itu maka selama ini Om Ishak adalah orang yang sabar dan murah senyum, pada dasarnya. Hatinya tidak kafir meskipun jasadnya kafir sewaktu dia hidup terbukti sewaktu diingatkan dia segera menyambutnya dengan baik ketika di Rumah Sehat. Dia termasuk hadits Nabi yang menyatakan barang siapa di usia tua dihabiskan dalam Islam, niscaya akan diberikan cahaya lebih terang dari cahaya matahari kelak di hari akhirat. Dia tidak takut siapapun sewaktu saya suruh mengucapkan kalimat shahadatain di Rumah Sehat dulu.  Siapapun yang meninggal dengan ucapan itu maka akan dibersihkan dari segala dosanya.

Semoga cerita nyata ini menjadi keteladanan bagi manusia lainnya terutama keluarga Om Ishak dan kita semua agar jangan sampai kita munafik dalam Islam. Sebaik-baik ungkapan kita adalah memang kita harus menjadi manusia beriman dan bertakwa. Sehingga dalam hal ini kita tidak selalu rebutan akulah yang ahli sunnah dan jamaah. Yang lain sesat. 72 golongan lainnya masuk Neraka. Ternyata setelah kita melihat kematiann-kematian manusia kita bisa menyimpulkan bahwa orang Islamlah yang dimaksud oleh Nabi itu sebagai satu GOLONGAN itu. Bahkan di ayat-ayat Al Qur’an juga dijelaskan kita ini sebagai “ummatan wahidah”. Sebab ummat beliau itu semua orang termasuk ummat Nabi Isa AS dan Nabi Nuh ASS termasuk ummat Yahudi. Sehingga bilangannya terbagi menjadi 73 golongan. Dengan demikian marilah kita jangan lagi berebut yang satu golongan itu. Jika memang kita telah mengetahui bahwa kita adalah ummat Nabi Muhammad SAW maka marilah kerja dan pikir dan risau Nabi SAW menjadi pikir dan Risau kita setiap saat.
Apa yang dipikirkan dan dikerjakan oleh Nabi SAW hingga beliau meninggal dunia juga merupakan sebagian kerja kita. Jangan sampai kita kerja dunia terus hingga lupa kerja untuk akherat kita. Nabi Muhammad SAW ketika beliau wafat, beliau risau dengan Ummati-Ummati, Ashola  (sholat ummat Islam), Annisa ( wanita-wanita, bagaimana kita lihat hari ini?).

Kemudian kita menjalankan dakwah di tempat kita kerja dan jangan meremehkan sholat dan ajaran agama Islam yang hanyalah agama Allah SWT ini.  Kerja dunia perlu namun dakwah adalah tanggung jawab kita. Kita ditinggalkan warisan agar kita sampaikan walaupun hanya satu ayat dari Al Qur’anNya  dan Al Hadits Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian  maka kita bisa siap-siap menemui kematian yang datang secara tiba-tiba tanpa sungkan dan malu-malu. Dialah yang paling kejam. Pemutus tali kasih dan harapan atau dambaan manusia. ELMAUT!! Atau Malaekat Izrail!

0 comments

Post a Comment